UPDATE!
Ada yang rindu ama cerita ini?
So silahkan di nikamati
Happy reading
....
..
.
🖇🖇 PSA 🖇🖇
Tak terasa sudah seminggu setelah Rosé sakit dan gadis itu kembali masuk sekolah membuat Lisa kegirangan."Aish Lili lepaskan, aku sesak"Rosé meronta di dalam pelukan Lisa.
"HUff mian"ucap Lisa melepas pelukannya.
"Kau ini seperti tidak pernah bertemu Rosé saja"ucap Jisoo menggelengkan kepalanya melihat perilaku gadis berponi itu.
"Eonni diamlah, bukankah kita musuhan?"ucap Lisa. Membuat Rosé mengerjit bingung mendengar gadis itu.
"Apa yang terjadi Jennie eonni?"tanya Rosé setelah duduk di samping Jisoo.
"Biasa, Lisa merajuk pada Jisoo karna melarangnya makan ramyeon selama seminggu ini"Rosé mengangguk mengerti mendengar penjelasan Jennie.
"Anak itu masih saja seperti anak kecil, itu juga demi kebaikannya"gumam Rosé.
"Kau mengatakan sesuatu Chaengyong?"tanya Jennie dan Rosé menggelengkan kepalanya, Jennie kembali menoleh kedepan.
.
Jam istirahat sudah berlalu 10 menit yang lalu namun nampaknya guru yang mengajar di kelas Lisa masih betah untuk tetap melanjutkan aksi mengajarnya membuat Rosé mendengus kesal, perutnya sudah berbunyi sedari tadi tapi, guru itu tidak ingin juga menyelesaikan ceramahnya.
"Ssaem, apa ssaem ingin membunuh kami?" pertanyaan ini membuat mereka semua menatap gadis bersurai blonde itu bahkan sang Guru hanya mampu menggelengkan kepalanya.
"Kenapa berbicara begitu?"tanya guru itu dengan lembut.
"Coba ssaem lihat jam di dinding, sudah 10 menit jam istirahat berlalu tapi ssaem masih juga berceramah panjang lebar"sang guru melihat jam yang melekat di pergelangan tangannya dan memang benar apa yang di katakan anak didiknya itu, dia menepuk keningnya sendiri, dia terkadang lupa waktu jika mengajar di kelas ini.
"Baiklah ssaem minta maaf jika mengambil waktu kalian, kalau begitu kalian bisa istirahat" para siswa berlomba-lomba keluar dari kelas sungguh perut mereka sudah keroncongan minta di isi. Namun berbeda dengan yang lain Lisa hanya berdiam diri di tempatnya membuat Jisoo terheran-heran dengan gadis itu hingga dia membelalakkan matanya mengingat sesuatu.
"Lili, kau sudah meminum obatnya?"bisik Jisoo, takut Jennie mendengarnya. Sebuah gelengan menjadi jawaban dari pertanyaan gadis bersurai hitam itu.
"Rosé cepat panggilkan Taehyung"Rosé menoleh kearah Jisoo dengan bingung dan menaikkan satu alisnya bertanya bertanya ada apa.
"Cepatlah Rosé"melihat kekhawatiran Jisoo, Rosé dengan segera bangkit dari duduknya ingin memanggil Taehyung namun suara berat seseorang menghentikan niatnya.
"Ada apa mencariku?"pertanyaan ini membuat Jisoo segera menoleh.
"Taehyung cepat ke kantin dan belikan Lisa makanan, maagnya kambuh"bohong Jisoo, sebenarnya itu bukan kebohongan gadis bersurai hitam itu mengatakan yang sejujurnya namun ada juga maksud lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengorbanan Seorang Adik
WerewolfIni tentang pengorbanan seorang gadis yang berkedudukan sebagai seorang adik. Di dalam kasus lain seorang kakak yang harus mengorbankan segala sesuatu, entah itu kasih sayang, mainan, bahkan perasaan mereka. Namun ini adalah kebalikan dari semua itu...