Annyeong
I'm back!
Kembali dengan cerita yang pendek dan geje, walau geje tetap semangat buat up
So, jangan lupa votmen
Ogeh!
Karna votmen gak makan biayaya😅😅
Maksa bat yah aku nyuruh kalian votmen😅😅, gak papa yah kali kali gini.
Yuhuu, tanpa banyak basa basi cap cus di baca.
Happy reading
🍁🍁🍁
🍁🍁
🍁
🍁🍁 PSA 🍁🍁
Lisa duduk diam di depan seorang laki-laki dengan Jas putih yang melekat di tubuh. Lisa hanya diam menunggu lelaki itu berbicara, karna merasa lelaki itu akan diam saja Lisa pun angkat bicara.
"Bagaimana oppa?"tanyanya.
"Keadaan mu sehat sayang, tapi kau tetap harus meminum obatmu dan jangan lakukan hal-hal yang berat"
"Hmm, aku akan selalu memakan obat ku dan tidak melakukan hal-hal berat kalau aku tidak lupa"ucap Lisa.
"Aishh anak ini"kesal lelaki itu.
"Sudah sana pulanglah"lanjutnya.
"Oppa mengusirku?"tanya Lisa.
"Hmm"
"Kejam sekali, apakah oppa tidak kasihan pada kekasih kecilmu ini?, lihatlah dia sedang lemas dan rapuh, dia belum makan saat kesini dan kau mengusirnya, itu jahat sekali"lelaki di depannya itu hanya memandangnya dengan datar sedangkan lelaki di sampingnya hanya bisa menghela nafas. Lelaki itu sudah kebal dengan hal-hal yang begini.
"Aishh lalu kau ingin apa Lalisa Kim?"
"Tidak ada, hanya ingin duduk di sini sambil menatap Suho oppa"Suho hanya bisa menghela nafas berat, menahan kekesalannya pada gadis di depannya itu yang sialnya sangat dia sayangi.
"Nona Lalisa Kim, aku ini dokter masih banyak pasien yang harus oppa periksa, jika oppa diam saja di depanmu maka pasien akan menumpuk" ucap Suho berusaha sabar, gadis itu sedang datang bulan dan Suho tahu tabiat gadis itu jika sedang datang bulan. Sedangkan Lisa hanya menoleh ke samping menatap lelaki bermuka datar itu.
"Suga oppa, apakah pasien bisa bertumpuk juga?, bukannya hanya berkas-berkas yah yang menumpuk?"Suho menepuk keningnya mendengar pertanyaan Lisa pada lelaki di sampingnya.
"Hmm"Suga hanya berdehem saja.
"Ohh, baiklah kalau begitu aku pulang dulu, terima kasih waktunya dokter Suho"ucap Lisa bangkit dari duduknya dan membungkuk 90°.
"Padahal aku benar-benar lapar"gumam Lisa yang masih bisa di dengar oleh dua lelaki itu.
"Duduklah oppa sudah memesan makanan untukmu"ucap Suho, mendengar itu Lisa tersenyum menatap Suho dengan tatapan berbinar.
"Ahh benarkah?, anda baik sekali dokter, ayo Suga oppa duduklah lebih dulu jangan menolak pemberian orang lain, itu kata Yoona eomma" Suho mengerjitkan keningnya mendengar nama asing yang disebutkan Lisa. Sedangkan Suga hanya tersenyum mendengarnya, dia tau gadis itu rindu pada ibu kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengorbanan Seorang Adik
WerewolfIni tentang pengorbanan seorang gadis yang berkedudukan sebagai seorang adik. Di dalam kasus lain seorang kakak yang harus mengorbankan segala sesuatu, entah itu kasih sayang, mainan, bahkan perasaan mereka. Namun ini adalah kebalikan dari semua itu...