68 : Rumah Jisoo

676 104 7
                                    

Happy reading

°°°

°°

°

🐾🐾 PSA 🐾🐾

Gemercik hujan membasahi kota Seoul malam ini, namun sebagian orang-orang masih melakukan aktivitas mereka, melupakan hujan yang turun membasahi bumi dan sebagian lagi merrka tidur nyenyak di sejuknya malam ini.

Lisa memandang hujan di balkon kamarnya tanpa menggunakan mantel, hanya ada piyama yang melekat di tubuh mungilnya itu.

"Lisa"panggilan ini membuat gadis itu menoleh pada sumber suara, di ambang pintu terlihat gadis bermata kucing dengan mentel tebal melekat di tubuhnya sedang menatapnya.

"Ada apa eonni memanggilku?"tanyanya saat sang kakak sudah berada di dekatnya.

"Kenapa belum tidur?"bukannya menjawab gadis itu bertanya balik.

"Aku belum mengantuk"jawab Lisa.

"Lalu kenapa Jennie eonni belum tidur?"sekarang bergantian Lisa yang bertanya pada sang kakak.

"Aku tidak bisa tidur jika hujan begini"ucap Jennie.

"Eonni takut hujan?"tanya Lisa.

"Aniyo, tapi..."

"Eonni tidurlah di sini"Jennie tersenyum saat mendengar ucapan adiknya itu.

"Ayo kita tidur"Jennie menarik tangan Lisa, namun gadis itu menghentikannya.

"Ada apa?"

"Eonni duluan saja, aku belum mengantuk"

"Temani aku Lisa, aku tidak bisa tidur sendiri saat hujan begini"Lisa menghela nafasnya, lalu mengangguk dengan pasrah mengikuti langkah kakaknya itu menuju kasur, namun sebelum itu dia menutup pintu balkonnya itu lalu kembali melangkah menuju kasur empuknya.

"Kapan kita tidhr bersama sambil berpelukan begini yah?"Jennie menerawang sambil memeluk Lisa.

"8 tahun yang lalu"Jennie mengangguk membenarkan ucapan Lisa.

"Iya, sudah lama sekali kita tidak begini, pelukanmu masih sama hangat"Lisa hanya tersenyum saat Jennie mempererat pelukannya.

"Hmm, eonni terlalu lama di luar sana"tidak ada sahutan lagi, Lisa menunduk menatap sang kakak yang ternyata sudah berada di alam mimpi. Dia tersenyum sambil mengelus surai panjang Jennie dan menatap hujan yang masih deras. Matanya tidak bisa tertutup karna efek obat yang sudah dia minum, iya akhir-akhir ini dia terlambat kesekolah karna efek obat yang dia minum, dia mengalami insomia dan bisa tidur saat jam 3.

"Kurasa malam ini aku akan cepat tidur" gumamnya berusaha menutup matanya. Dan detik berikutnya hanya ada dengkuran halus yang terdengar.

°

Pagi telah datang, matahari telah terbit menyinari kota yang sudah terlihat sibuk itu. Sinarnya memasuki celah-celah pada setiap rumah tak terkecuali kamar dengan nuansa bak putri kerajaan itu membuat salah satu gadis itu terbangun dari mimpi indahnya.

Saat membuka matanya hal pertama yang dia lihat adalah wajah damai sang adik yang masih bergelanyut dengan mimpinya. Dia tersenyum, ini pertama kalinya dia melihat wajah sedamai ini pada adik semata wayangnya itu. Setelah puas memandangi wajah adiknya dia beranjak dari kasur dengan perlahan, takut membangunkan sang adik. Namun niat itu dia urungkan saat melihat Jam yang sudah menunjukkan pukul 7 pagi, dengan segera dia terpaksa membangunkan adiknya itu.

Pengorbanan Seorang AdikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang