Yukito Tsukishiro
______________________________________
Seorang pria nampak gelisah dalam tidurnya. Keringat dingin mengucur di pelipisnya. Matanya terpejam, tapi tubuhnya bergerak-gerak tak tentu arah. Pada akhirnya, mata pria itu terbuka dan langsung bangun dari tempat tidurnya dengan napas terengah-engah. Sepertinya terjadi mimpi buruk dalam tidurnya. Pria itu mengusap wajah dengan kedua tangannya dan menyugar rambutnya. Lalu ia pun mengambil kacamata diatas nakas dan langsung memakainya. Jam di dinding menunjukkan pukul 2 pagi. Ia ingin tidur kembali tapi rasa kantuknya telah menghilang, padahal ia ada kelas pagi jam 8. Begadang bukanlah hal yang tepat, karena pasti akan mengganggu aktifitas dirinya nanti.
Ia pun akhirnya berjalan menghampiri jendela kamar dan menatap langit gelap yang di beri sinar bulan dan bintang-bintang sambil termenung. Pria itu adalah Yukito Tsukishiro. Sudah tiga tahun sejak perceraian dengan istrinya, Yukito memutuskan tinggal sendirian di sebuah rumah kos sederhana. Banyak hal yang telah terjadi dalam hidupnya, dan kini ia harus menghadapi kerasnya hidup dalam kesendirian.
Sebelumnya Yukito pernah memiliki keluarga kecil dan hidup bahagia. Ia mempunyai istri yang cantik dan seorang anak laki-laki tampan, berusia enam tahun. Tapi, kebahagiaan itu seakan sirna ketika sebuah insiden terjadi. Ketika itu, terjadi pertarungan antar dua organisasi kejahatan atau biasa di sebut Yakuza. Yukito dan anaknya tidak sengaja melewati jalan di mana sedang terjadi aksi perkelahian tersebut. Tidak ingin berada dalam bahaya, Yukito ingin segera putar balik untuk pulang melewati jalan yang lain, tapi sayangnya saat itu para Yakuza mulai melakukan aksi baku tembak dan salah satu peluru itu mengenai putra Yukito. Dengan secepat mungkin, Yukito pergi menuju rumah sakit agar putranya dapat di selamatkan. Sayangnya, takdir berkata lain. Nyawa putra Yukito tidak dapat di selamatkan. Ketika istri Yukito mengetahui semua itu, hatinya terguncang dan menyalahkan Yukito yang tidak bisa menjaga putra semata wayangnya. Perselisihan itu pada akhirnya membuat istri Yukito memutuskan untuk bercerai dengan alasan tidak kuat jika harus terus-menerus tinggal bersama Yukito. Hal itu selalu mengingatkannya pada kematian putranya. Yukito sendiri tidak punya pilihan selain menerima keputusan istrinya tersebut.
Yukito menjalani hari-harinya sendirian, namun sejak kejadian itu ia sering bermimpi buruk tentang putranya yang membuatnya hampir depresi. Sebelumnya, hampir setiap hari Yukito tidak merasakan tenang dalam tidurnya hingga konsentrasinya terganggu dan mengganggu aktifitasnya. Ia pun pergi ke psikiater untuk menjalani beberapa terapi dan hal itu pun membuatnya mulai jarang bermimpi buruk tentang kematian anaknya. Bayangkan saja, Yukito harus melihat putranya tewas di matanya sendiri dengan bersimbah darah. Dan ia pun menyalahkan dirinya atas insiden yang terjadi. Rasa trauma itu yang membuat Yukito sering bermimpi buruk dan gelisah setiap saat. Beruntung, terapi dari psikiater membuat keadaannya membaik. Ia mulai jarang bermimpi buruk, namun kadangkala mimpi itu datang seperti saat ini. Yukito pun masih berusaha menenangkan dirinya.
*
Pagi yang cerah mengiringi langkah Yukito menuju sebuah universitas Konoha. Ia merupakan seorang dosen pendidikan seni musik. Beruntung, ia masih bisa menjalani aktifitasnya cukup baik saat ini meski semalam ia harus sedikit terjaga akibat mimpi buruk yang dialaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Female Naruto Short Stories
Short Storyberisi cerpen tentang kehaluan saya terhadap Uzumaki Naruto versi perempuan 🤗 one shoot meski bukan wibu garis keras, tapi saya cukup menyukai tokoh-tokoh Anime yang hadir di sini. (gambar dan tokoh bukan milik saya, saya hanya meminjamnya untuk me...