Kurama
Kitaro
______________________________________Seorang anak kecil dengan rambut berwarna merah, telah pulang dari sekolah dan dengan hati riang berjalan menuju rumahnya.
"Nenek, bibi Naruto. Aku pulang" ucap anak kecil itu setelah sampai di depan pintu rumahnya.
Kushina, nenek dari anak kecil itu datang menghampirinya sambil tersenyum, menyambut kepulangannya.
"Waah, Kitaro sudah pulang. Ayo, ganti bajumu dan kita akan makan siang bersama"
Anak kecil yang bernama Kitaro itu mengangguk senang dan berlari ke kamarnya. Namun, tiba-tiba ia tersandung dan terjatuh. Naruto yang berada di kamarnya, segera keluar dan melihat keadaan Kitaro
"Dasar, ceroboh. Makanya, jangan suka lari-larian" ujar Naruto menegurnya
"Bibi Naruto yang ceroboh, sudah tahu aku sedang berlari. Harusnya Bibi bergegas menjagaku, agar tidak jatuh seperti ini" sahut Kitaro
"Hei, bisa-bisanya kau malah menyalahkan orang lain atas kesalahanmu sendiri. Dasar, setan cilik !"
Kitaro menjulurkan lidahnya dan segera berdiri kembali, bergegas masuk ke kamarnya. Sementara Naruto hanya menatapnya dengan jengkel.
Hampir setiap hari, Kitaro bertengkar dengan Bibinya tersebut. Naruto sendiri tidak mau mengalah dengan anak kecil dan memilih untuk meladeni pertengkaran receh tersebut. Meskipun begitu, Naruto sebenarnya sangat menyayangi keponakannya tersebut. Semenjak Naruko, Ibu kandung Kitaro dan juga kakak perempuan Naruto meninggal dunia. Naruto bersumpah pada dirinya untuk selalu menjaga dan menyayangi Kitaro. Meskipun ia tidak bisa menjadi wanita lembut seperti Naruko, namun Naruto memiliki caranya sendiri untuk menunjukkan kasih sayangnya.
Kushina yang sudah berusia hampir 50 tahun, selalu merasa bersyukur dan bahagia hidup bersama cucu dan anak perempuannya yang kini menjadi putri satu-satunya. Puluhan tahun hidup tanpa suami, berjuang sendiri tidak membuatnya putus asa. Terlebih lagi hadirnya Kitaro memberikan warna baru di hidupnya. Namun, sesekali ia merasakan rindu pada mendiang suami dan putri sulungnya yang telah pergi untuk selamanya.
Kushina mempunyai usaha katering kecil-kecilan dan Naruto yang bertugas menjadi kurirnya. Dari penghasilan tersebut, kebutuhan sehari-hari mereka cukup terpenuhi. Ayah Kitaro juga setiap bulan selalu mentransfer uang untuk keperluan Kitaro. Namun Kushina memilih untuk menyimpannya dan akan menggunakannya di saat keadaan mereka terdesak dan benar-benar membutuhkannya.
Soal Ayah kandung Kitaro, tidak banyak yang mengenal sosoknya. Bahkan Kitaro pun tidak tahu bagaimana rupa Ayahnya karena tidak pernah bertemu, fotonya pun juga tidak ada. Suatu keadaan membuat Kitaro dan Ayahnya berpisah. Naruto berkata pada Kitaro bahwa Ayahnya botak, perutnya buncit dan berkumis tebal. Hal itu yang membuat Kitaro sering menghampiri pria dengan ciri-ciri tersebut saat bertemu di jalan dan bertanya apakah orang itu Ayah kandungnya ? Tapi Kitaro hanya menemukan jawaban 'Bukan'.
Kitaro sudah di titik dimana ia sangat penasaran dengan Ayah kandungnya. Kitaro pun akhirnya kembali bertanya pada Naruto tentang Ayahnya. Dan jawaban Naruto adalah
"Ayahmu itu sangat jelek dan menyebalkan, Kitaro. Kau pasti akan menyesal jika sudah bertemu dengannya. Lagipula, kau tidak memerlukan sosok figurnya. Ada aku dan nenekmu, itu sudah cukup"
Kitaro ingin kembali berucap, tapi tiba-tiba sebuah suara mengambil alih untuk menjawab kata-kata Naruto.
"Jangan suka berbohong pada anak kecil, Naruto. Itu sama saja kau memberi contoh yang buruk"
Kitaro menoleh ke belakang dan nampak seorang pria tinggi bersurai merah panjang sedang berdiri menatap dirinya. Naruto sedikit terkejut dengan kehadiran pria itu, tapi ia berusaha menutupinya dan bersikap biasa.
Pria itu tidak lain adalah Kurama, Ayah kandung Kitaro.
Kurama bisa di dibilang keturunan dari keluarga bangsawan kerajaan. Ia jatuh cinta pada Naruko dan menikahinya lalu tinggal di sebuah istana megah. Banyak yang mengira Naruko hidup bahagia, bisa menikah dengan Kurama. Namun, pada kenyataannya kehidupan rumah tangga mereka sering mengalami masalah. Naruko yang hanya gadis dari keluarga sederhana, merasa kesulitan dan terbebani dengan segala aturan yang ada di istana. Terlebih lagi ia sangatlah berhati lembut. Kehidupan istana yang keras sungguh tidak cocok dengannya. Naruko mencoba menahan segalanya, tapi ternyata hal itu tidak mudah baginya. Hingga pada puncaknya, ia memilih untuk keluar dari istana dengan keadaan hamil besar. Kurama mencoba mencegatnya tapi tidak bisa. Sementara Naruko memilih pulang ke rumahnya di mana ada Kushina dan Naruto yang menyambutnya. Naruko pun melahirkan di sana, namun kondisinya yang lemah membuat ia meninggal dunia setelah berjuang melahirkan Kitaro. Sementara Kurama yang hendak ingin melihat istri dan anaknya yang telah lahir, di larang oleh orang-orang istana dengan segala peraturan yang ada. Kurama tidak bisa menentangnya begitu saja, karena saat itu istana membutuhkan dirinya dan ia memiliki tanggung jawab pada kerajaan.
Naruto kira, Kurama tidak akan pernah datang untuk menemui Kitaro. Makanya ia sedikit terkejut dengan kehadiran pria itu dengan tiba-tiba. Sementara Kitaro merasa heran dan bertanya-tanya tentang sosok pria tampan yang terlihat asing baginya.
*
Kitaro menghukum Naruto karena membohonginya selama ini tentang rupa Ayah kandungnya. Naruto di suruh berdiri dengan satu kaki dan kedua tangannya menarik daun telinga miliknya. Biasanya, Naruto yang menghukum Kitaro demikian ketika ia ketahuan berbohong. Kini berbalik keadaan, Naruto yang menjalani hukuman tersebut. Kushina hanya menggelengkan kepalanya melihat kejadian tersebut. Sementara Kurama hanya berekspresi datar.
Setelah itu, Kitaro meminta Kurama untuk pergi dan menghabiskan waktu bersama. Kurama pun menyetujuinya. Ia sangat senang keinginannya untuk dapat berjalan bersama-sama dengan Ayah kandungnya terwujud. Namun ia merasa risih dengan tatapan para wanita yang terpesona dengan Ayahnya. Sementara Kurama hanya bersikap acuh. Kurama merasa takut jika tiba-tiba Ayahnya jatuh cinta pada seorang wanita yang tidak ia kenal dan merasa di asingkan. Lalu entah dapat ilham dari mana, Kitaro mempunyai rencana untuk menikahkan Kurama dengan Bibinya, Naruto. Karena ia tidak mau memiliki Ibu tiri yang tidak ia kenal. Meskipun Naruto galak, tapi Kitaro tahu bahwa Naruto menyayanginya. Hal itu cukup baginya.
Kitaro pun mengungkapkan keinginannya dan membuat Naruto shock di tempat, Kushina menepuk jidatnya dan Kurama mulai berekspresi terkejut dengan penuturan Kitaro. Ia baru beberapa hari bersama putranya, namun sudah meminta hal yang sulit di terima akal sehat. Entah apa jadinya jika ia tinggal lebih lama lagi. Tapi inilah keputusan akhir yang Kurama ambil setelah ia memilih untuk di coret dari daftar anggota keluarga kerajaan dan tidak dianggap bagian dari mereka lagi.
Kitaro terus memaksa Naruto dan Kurama untuk menikah meskipun berulang kali di tolak. Lalu, Kurama mulai tidak tahan dengan paksaan Kitaro hingga membuat acara pernikahan pura-pura, dimana hal itu pun di setujui Naruto. Kurama menyewa pendeta gadungan untuk menikahkan ia dan Naruto. Namun Kitaro yang mengetahui hal itu tidak bisa berdiam diri.
Dengan segala kecerdikan yang ada pada Kitaro, ia berhasil menukar pendeta palsu dengan pendeta sungguhan. Prosesi ritual pernikahan yang di jalani Kurama maupun Naruto, mereka lakukan tanpa mengira bahwa pernikahan tersebut adalah nyata.
Sang pendeta mengucap doa dan mengesahkan pernikahan Kurama dan Naruto. Tak lama kemudian, pendeta yang palsu datang dan memohon maaf karena terlambat datang. Kurama dan Naruto pun merasa bingung. Dan ketika Kitaro mengungkapkan tentang apa yang telah terjadi, mereka berdua shock karena menjadi pasangan suami istri yang benar-benar sah. Sementara Kitaro tersenyum senang.
*End
KAMU SEDANG MEMBACA
Female Naruto Short Stories
Storie breviberisi cerpen tentang kehaluan saya terhadap Uzumaki Naruto versi perempuan 🤗 one shoot meski bukan wibu garis keras, tapi saya cukup menyukai tokoh-tokoh Anime yang hadir di sini. (gambar dan tokoh bukan milik saya, saya hanya meminjamnya untuk me...