27. kita berakhir.

294 4 0
                                    

Kevin mendudukkan adel di sofa mengunci pintu ruangan pribadinya.
Menatap tajam adel, yang ditatap biasa saja, seakan tak terjadi apa-apa.
Adel memakan buah-buahan yang tersedia di meja depannya, sedangkan kevin napasnya memburu mengingat kejadian tadi.

"Jelaskan sama saya, siapa kiki?, Kenapa dia mengaku kalau dia pacar kamu?" Tanya kevin tajam.

Adel mendongak mengerjapkan matanya polos "aku juga enggak tau, tadi aku lari dari koridor, terus tabrak dia, ya, gitu doang" ucapnya malas menjelaskan panjang lebar.

"ARGHHH, BISA ENGGAK SIH KAMU SEHARI SAJA ENGGAK BUAT SAYA CEMBURU" teriak Kevin kesal.

Adel menghendikan bahunya acuh, mengambil pisang yang berukuran panjang. Seketika ingatannya kembali ke beberapa hari yang lalu, bergidik ngeri. "Mirip sama punyanya si, berondong, mana panjang lagi" cicit adel ia tidak menjadi makan pisang.

Kevin yang mendengar itu seketika langsung membulatkan matanya. "Astaga! Dosa apa yang saya perbuat sampai punya istri seperti kamu" kesal kevin.

Adel mendongak "apa lagi aku, dosa apa yang aku perbuat sampai tuhan hukum aku dengan cara punya suami kaya, kak kevin, udah berondong, posesif, tukang marah, tukang cemburu, tukang ngajak rib---mpphhh" adel membulatkan matanya sempurna.

Kevin menahan tengkuk adel supaya ciuman mereka tidak lepas, dan semakin dalam. Kevin mengeluarkan suara yang sangat menjijikkan bagi adel, tangan kevin tidak tinggal diam ia mengelus dada adel.

"Ahk" ringis kevin saat juniornya di tendang adel "s-sakit, adel" ringis kevin.

"Rasain, suruh siapa mesum sama maha siswinya" kesal adel.

"Kamu istri saya, sudah kewajiban kamu melayani saya" kevin kembali menarik tangan adel agar mendekat kearahnya "mari kita lakukan sekali lagi, hm?" Ajak kevin.

Adel melotot tak lama ia tersenyum manis "sayang sekali, tuan kevin Aprilio, istrimu ini sedang datang bulan, jadi tidak bisa" ucapnya dengan bahagia.

Kevin baru ingat ia mengangguk kecil.
"Bukanya seorang wanita jika sedang datang bulan, kita bisa melakukannya dengan cara lain" kevin membelai wajah adel sampai leher "disini, ini, dan ini" kevin menunjuk bibir, leher, dan buah dada adel. "Bener bukan?" Tanyanya.

Seketika adel membulat sempurna menggeleng keras "enggak saya enggak mau, enak aj---ahk" kevin langsung mendorong tubuh adel ke sofa menciumnya rakus. "Kak, ingat ini lagi di kampus, jangan gila" panik adel.

Kevin mengangguk ia membopong tubuh adel kesebuah ruangan, yang hanya kevin tau, sekarang adel juga tau tempat kevin. "Disini aman, kan?" Tanya kevin dengan senyum miringnya.

"K-kak, aku ada kelas, jangan macam-macam" panik adel, berusaha menahan wajah kevin yang semakin dekat.

Kevin mengingat jadwal adel "dosennya sedang sakit, kemungkinan kelas free tidak ada alasan lagi untuk menolak saya" ucapnya. Kevin langsung mencium bibir fara, tangannya tidak tinggal dia ia mengelus dada adel yang kesakitan.

"Kak jangan, sakit, saya kalau lagi datang bulan badan saya sakit semua" ucapnya jujur.

Kevin tidak menjawab ia seakan tuli, ia semakin menjadi-jadi. "Diam adel, saya tidak akan lebih, karena kamu lagi datang bulan" kesal kevin.

Kevin melepaskan baju adel secara paksa ia langsung mencium dada adel, meninggalkan beberapa bercak merah "jangan nangis, adel" panik Kevin mendengar isak adel.

"Udah dibilang badan saya sakit, masih aja Ngotot, hiks enggak pengertian banget" kesal adel menyekat air matanya kasar, tidak mau terlihat lemah di depan kevin.

Kevin yang tidak tega ia langsung menyelimuti tubuh adel "maaf, abisnya kamu bikin saya kesal, jadi khilaf deh" sesalnya. Adel langsung memakai pakaiannya ia menatap tajam kevin.

satu hati 2 pria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang