102. jadian

142 6 0
                                    

Lima bulan berlalu.

Adel berusaha menyibukkan dirinya dengan pekerjaan, noval yang melihat itu ia kembali prihatin, ia tidak menyangka kalau adel akan kembali seperti dulu, bedanya status adel sekarang berbeda, dia sudah tidak memiliki hubungan suami istri dengan kevin.

Ya. Sekarang ini adel sedang berada di Amerika serikat, ia kembali ke perusahaannya yang dulu, awalnya ia ragu untuk kembali kesini, tapi ia tidak tau haru pergi kemana lagi selain ketempat dulu ia tinggal.

Dringg..dringgg..

Noval mengambil ponselnya yang bergetar. "Hallo?"

°^°^

"Sepertinya sekarang tidak bisa, ibu adel sedang sibuk"

°^°^

"Tidak. Saya tidak mau"

°^°^

"Saya tanyakan lebih dulu" ucap noval langsung memutuskan sambungan telponnya.

Adel mengerutkan keningnya melihat wajah noval kesal. "Kenapa?, Ada masalah?" Tanya adel.

"Foto shoot, aku sudah tolak tapi mereka ngotot mau kamu jadi bintang iklan mereka" ucap noval.

Adel mengangguk. "Setuju saja, mau kapan?" Ucap adel santai.

Noval melotot ia menggeleng. "Jangan gila, kamu pasti lelah, sudahlah jangan di---"

"Nov. aku baik-baik aja, kalau aku terus diam aku akan terus sedih, keinget kedua anak aku" ucap adel.

"Tap---"

"Aku siap-siap dulu, kamu urus semuanya" potong adel ia langsung menutup laptopnya.

"Keras kepala" teriak noval.

***

Setelah selesai foto shoot mereka langsung makan malam bersama di restoran, adel fokus dengan makanan dihadapannya, sedangkan noval ia fokus menatap wajah adel.

"Ehem" dehem noval.

Adel menatap wajah noval. "Are you oke?" Tanya adel.

Noval mengangguk. "Gue mau ngomong sesuatu sama lo" ucap noval.

Adel mengangguk. "Apa?, Bilang aja enggak usah gugup gitu" ucap adel terkekeh geli melihat wajah noval yang gugup.

Noval membenarkan posisi duduknya lebih nyaman. "G-gue suka sama lo" ucap noval menatap lekat wajah adel.

"UHIK.UHUK" adel tersendak makanya ia menatap kaget noval.

"Bercanda mulu, ah, gue enggak suka bercanda gini" kesal adel.

Noval menggeleng ia menggenggam tangan adel. "Gue enggak bercanda, sejak kita bertemu gue udah suka sama lo, cuman gue enggak berani ungkapinnya karena lo udah bersuami, sekarang lo enggak punya hubungan lagi sama suami lo, jadi sekarang gue berani" ucap noval.

Adel menarik tangannya. "Jangan gila, nov, gue udah punya anak dua, dan gue baru cerai 5 bulan lalu" ucap adel geleng-geleng kepala.

Noval kembali menggenggam tangan adel. "Gue tau, gue enggak peduli lo punya anak berapa, gue bakal anggap anak lo sebagai anak gue sendiri, gue bakal sayangi mereka seperti gue menyayangi diri gue sendiri"

"G-gue e-enggak cinta sama lo" cicit adel tidak enak.

Noval mengangguk paham. "Gue tau itu, gue enggak masalah lo cinta atau enggak sama gue, yang jelas gue mau lo jadi pacar gue"

"Gu---"

"Gue mohon terima gue, del, enggak papa lo enggak suka gue, nanti seiring berjalannya waktu lo bakal suka gue"

Adel menatap lurus depan, ada benarnya juga, kalau ia menyukai orang lain ia akan melupakan orang yang sekarang ia cintai. "G-gue mau, tapi kalau gue enggak bisa cinta sama. lo, jangan marah"

Mata noval berbinar-binar ia mengangguk cepat. "Makasih, lo udah mau jadi pacar gue" bahagia noval.

Adel tersenyum tipis. "Makan yang banyak" ucap adel.

Noval mengangguk cepat ia langsung makan makanannya lahap, ia menatap wajah adel. "Gue bahagia banget, akhirnya gue bisa jadian sama kamu" ucap noval bahagia.

"Lebay" ledek adel.

Noval menggeser makanannya. "Mulai sekarang aku kamu, jangan lo gue"

"Kenapa?"

"Karena kita sudah jadian, kita pacaran harus romantis, sayang" gemes noval.

Adel mengangguk. "Oke" jawab adel cuek.

Setelah itu mereka pulang bersama, adel masuk kedalam apartemennya, begitupun noval. adel menatap langit-langit kamar yang polos, ia tidak menyangka kalau ia akan jadian bersama orang lain, ia tidak menyangka kalau secepat ini waktu.

Ia mulai memejamkan matanya rasa kantuk mulai menyerang matanya, perlahan ia mulai tidur pulas, menahan rindu yang sampai sekarang ini belum ia lepaskan.

***

Noval dan adel masuk kedalam kantor mereka duduk di sofa, sudah satu bulan mereka menjalani hubungan yang menurut noval sangat indah. "Nanti siang mau makan apa?" Tanya noval mengelus rambut adel.

"Makan apa aja. sekarang tanggal berapa?" Tanya adel.

"Tanggal satu" jawab noval.

Adel mengangguk pelan, matanya membulat sempurna. "4 hari lagi david ulangtahun yang ke 6, berarti aku harus pulang ke Indonesia dulu" ucap adel.

Deg

Entah kenapa Noval tidak ikhlas kalau adel kembali ke Indonesia. sebisa mungkin ia terlihat biasa saja. "Tapi kita ada meeting penting di tanggal 5" ucap noval memperlihatkan dokumen jadwal meeting.

Adel mengangguk paham. "Tapi aku mau rayain ulangtahun anak aku" cicit adel bingung.

Noval tersenyum tipis. "Kita ke Indonesia rayain ulangtahun anak kamu, dan calon anak aku juga, hehe" kekeh noval.

Adel tersenyum manis ia memeluk noval. "Makasih udah ngertiin aku" ucap adel.

Noval mengangguk ia membalas pelukan adel. "Sama-sama, tapi janji kamu harus pulang kesini pagi" khawatir noval.

Adel mengangguk. "Janji dong, aku cuman mau rayain ulangtahun anak aku, jujur ini pertama kalinya aku rayain ulangtahun anak aku" lirih adel sedih.

Noval melepaskan pelukannya ia menatap wajah sedih adel. "Sekarang kamu jangan sedih, 4 hari lagi kita ada di Indonesia kamu bisa pas-pasan peluk anak-anak kamu"

Adel mengangguk ia mulai membuka laptopnya ia ingin segera menyelesaikan pekerjaan, dan ia akan bersiap-siap pergi ke Indonesia menemui kedua anaknya, rasanya ia tidak sabar ingin memeluk mereka berdua, melepas rindu yang semakin bertambah.

Noval terus berdoa semoga kedatangan adel di Indonesia tidak membuat keputusan adel berubah. Ia mengotak-atik ponselnya ia akan berbuat sesuatu.

***

satu hati 2 pria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang