5. posesif Kevin

600 8 0
                                    

Adel turun setelah selesai mandi tadi, ia menuruni anak tangga satu persatu, ia melihat punggung seseorang yang sedang membelakanginya, sambil memainkan handphonenya, sudut bibirnya mengangkat membentuk senyuman yang manis, menepuk pundak dylan dua kali, sampai dylan menoleh kaget.

"Pagi, Beby" ucap adel tersenyum manis.

Dylan senyum tak kalah manis "pagi Beby" ucap dylan, ia melihat sekeliling rumah tidak ada orang.

Cup.

Dylan mengucap singkat bibir adel "morning kiss" ucapnya gemas melihat wajah adel yang malu-malu.

Adel memukul pelan pundak dylan "sayang, aku kaget tau, kalau aku jantungan gimana coba" rengek adel manja.

Dylan mengacak-acak poni adel "masa gitu doang jantungan sih" heran dylan. "I love you" lanjut dylan.

"I love You too, sy---"

"Wahh, kalian sudah akrab aja, pagi-pagi udah ngobrol gini" ucap vina menghampiri mereka yang masih ditengah-tengah tangga.

Seketika adel dan dylan terkejut, mereka menetralkan jantungnya, hampir saja ketahuan, tapi tidak papah sih ketahuan, itu lebih bagus, bukan?.

"Mamah ngagetin aja" ucap mereka.

"Hehe, suami kamu mana?" Tanya vina menatap menantunya.

"Masih di kam--"

"Pagi" sapa Kevin dengan wajah segarnya "pagi sayang" ucap Kevin menatap adel. Memajukan wajahnya ingin mencium dahi adel, tapi buru-buru adel menghindar.

"Pagi, yuk kita turun" ajak adel.

Adel turun bersama dylan yang sama-sama kesal, kenapa sih gilbert selalu nyosor. Dylan kesal, dia cemburu, dia tidak mau adel disentuh orang lain.

Kevin turun mengikuti istrinya "sayang duduk disini aja, jangan jauh-jauh" ucap gilbert, menatap istrinya yang duduk disebelah dylan.

Adel menoleh "sama aja duduk" ucapnya masih ditempat, melirik Kevin sekilas.

"Beda, kamu istri saya sekarang, jadi tidak boleh jauh-jauh dari saya" ucap Kevin sambil pindah duduknya disamping adel. Sekarang ini adel ditengah-tengah dylan dan Kevin.

Vina dan hardi geleng-geleng kepala "udah-udah, mendingan kita sarapan" lerai hardi. Adel mengangguk ia langsung sarapan tanpa menyiapkan gilbert sarapan.

Mereka berkumpul diruang tengah mengobrol banyak hal "adel satu kampus sama dylan?" Tanya hardi menatap menantunya.

Adel melirik dylan "iya, pah, kita cuman beda jurusan doang" sahut adel tersenyum tipis.

"Kamu jurusan apa emang, sayang?" Tanya Kevin.

Lagi dan lagi gilbert selalu membuat dylan cemburu, ia sekuat tenaga menahan gejolak marahnya, ia tidak bisa meluapkan disini, bisa-bisa mereka curiga.

"Bisnis" jawab adel singkat.

"Kalau, dylan dokter, pokonya kalian harus semangat kuliahnya" ucap vina, dylan dan adel mengangguk.

Kevin mengelus rambut adel sayang. Yang berhasil membuat dylan dan adel kaget. "Aku juga bakal mulai ngajar besok, dijurusan kamu" ucap gilbert mengelus rambut adel.

Adel melotot kaget "a-apa?, Bukanya kamu--"

"Aku juga seorang dosen, cuman lagi cuti 1 tahun, jadi enggak ngajar, tapi setelah tau kalau kamu kuliah di universitas yang aku ajar, aku mau ngajar lagi, itung-itung buat jagain kamu, supaya kamu enggak bisa genit sama cowok lain" posesif Kevin.

Adel menatap dylan yang kelihatannya pasrah "sial! Kenapa jadi makin ribet gini, kalau kak Kevin jadi dosen bakal tiap hari ketemu, males banget, nanti aku sama dylan enggak bisa berduaan dong" batin adel frustasi.

satu hati 2 pria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang