115. obat penyubur kandungan

179 4 0
                                    

Sikap noval berubah drastis semenjak kejadian itu, dia lebih sering pulang malam, dan mabuk-mabukan sampai adel ketakutan. Bukan itu saja noval juga tidak mau disentuh adel, mendiamkan adel begitu saja. Padahal adel sudah menjelaskan beberapa kali kalau ia tidak salah ia juga sangat marah dengan tindakan kevin yang kurang ajar.

Seperti sekarang ini minggu pagi yang sangat dingin, noval dan adel saling diam di ruang tengah menikmati keheningan diantara mereka berdua. "Kak, aku mohon maafkan aku" ucap adel menatap noval yang sibuk dengan ponselnya. "Kalau kakak tidak percaya kakak bisa lihat CCTV di ru---"

"Gue udah lihat, walaupun lo enggak salah tapi lo menikmati ciuman itu" potong noval.

Adel menggeleng cepat. "Tidak sama sekali, aku berusaha melepaskan---"

"Kita pulang mamah sama papah marah kita berlama-lama di sini, dan ada yang mau dibicarakan" potong noval beranjak dari duduknya.

Adel menggeleng cepat ia mengikuti noval masuk kamar. "Kak, aku tidak mau pergi dari sini, aku mau urus anak-anak aku---"

"Kalau itu keputusan kamu silahkan, berarti kamu lebih memilih Kevin ketimbang suami kamu sendiri" ucapnya sambil memasukkan pakainya kedalam koper. "Menikah dengan perempuan yang sudah bersuami memang sangat menyakitkan" gumamnya.

Adel memeluk noval dari belakang. "Hiks. Aku mohon sama kamu tetap di sini aku enggak mau jauh-jauh sama kamu, kak" isak adel.

Noval melepaskan pelukan adel menatap adel lekat. "Kalau kamu tidak mau jauh-jauh dari anaknya kamu, gampang. Kamu ambil saja mereka berdua gue enggak keberatan urus mereka berdua"

Adel menggeleng. "Enggak. Kak kevin pasti tidak akan setuju dan aku juga tidak mau ambil mereka dari ayahnya yang sudah membesarkan mereka" tolak adel.

Noval tersenyum miris. "Terserah kamu, semua keputusan ada di kamu yang jelas gue mau pulang ke Australia, dam soal kedua orang tua gue lo enggak usah pikirin gue bakal jelasin sama mereka kalau lo enggak benar-benar mencintai gue."

Adel menggeleng. "Jangan gitu, aku cinta ko sama kamu kalau aku tidak cinta aku enggak bakal mau sama kamu" lirih adel memeluk noval erat.

Noval enggan membalas pelukan adel. "Kalau gitu pulang sama gue kita hidup berdua seperti dulu. Gue janji satu bulan sekali kita ke sini buat jenguk david dan aina"

Adel mengangguk pasrah. "Ya. Aku ikut sama kamu" putus adel.

***

Mereka sampai di Australia, adel tidak sempat berpamitan pada kedua anaknya ia hanya mengirimkan surat dan kado untuk mereka berdua. Noval menemani istrinya yang tidur pulas di kasur setelah dua jam menghabiskan waktunya di ranjang.

Adel memeluk noval sedangkan noval mengotak-atik ponsel adel, selesai dengan ponsel adel ia mengotak-atik ponselnya ia harus bertemu papahnya sekarang juga. "Mau kemana?" Tanya adel saat kevin berusaha melepaskan pelukannya.

"Ketemu papah katanya ada yang mau dibicarakan" jawab noval sambil memakai pakaiannya.

Adel mengangguk. "Hati-hati, salam untuk mereka" ucap adel kembali tertidur pulas.

Noval langsung keluar rumahnya menuju rumah sakit tempat papahnya berkerja m walaupun papahnya pemilik rumah sakit tapi dia tidak mau berleha-leha saja ia mau berkerja seperti dokter pada umumnya.

Sesampainya di sana noval langsung masuk ia melihat papahnya yang sudah menunggunya. "Pah" sapa noval tersenyum tipis.

"Tumben ngajak ketemu" heran papahnya.

Noval menatap papahnya. "Tolong bantu noval, pah. Noval ingin punya anak dari adel noval takut adel ninggalin noval" lirih noval.

"Itu tidak akan mungkin terjadi, adel sudah menjadi milik kamu"

"Pah. mantan suaminya Adel bertindak jauh untuk mendapatkan Adel kembali, bahkan dia menjadikan anaknya sendiri sebagai umpan untuk bertemu adel. Noval takut adel luluh dan kembali sama mereka" jelas noval.

Mengangguk paham ia berjalan menuju laci kecil. "Beri bubuk ini kedalam makanan atau minuman adel tanpa sepengetahuan adel, setelah itu kamu lakukan hubungan kembali" ucapnya.

"Apa ini? Apa enggak bahaya buat kesehatan adel?" Tanya noval khawatir.

Menggeleng pelan. "Mana mungkin papah celakain menantu papah sendiri, ini obat penyubur kandungan kamu juga jangan lupa minum"

Noval mengangguk ia langsung pergi setelah mengucapkan terimakasih. Mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi ia harus segera melakukannya supaya hasilnya juga cepat.

Sesampainya di rumah ia langsung masuk dan mendapati adel yang sedang menonton film. "Sayang, kamu udah bangun?" Tanya noval duduk di samping adel.

"Hm. Cepat amat ngobroi apa?" Tanya adel heran.

"Bisnis. Aku buatkan minum dulu" ucap noval berjalan menuju dapur ia langsung melakukan apa yang papahnya minta. "Semoga berhasil" gumam noval. Duduk kembali di samping adel. "Minum dulu" ucap adel menyodorkan jus buah yang langsung adel teguk sampai setengah.

"Makasih" ucap adel tersenyum manis.

Noval mengelus pipi adel. "Aku menginginkan kamu" bisik noval.

Adel menoleh ia menggeleng. "Tidak. Enak aja tadi malam udah" tolak adel.

Noval menatap datar adel tanpa ba-bi-bu ia membopong adel ke kamar dan melakukannya secara paksa. "Aku tidak suka di tolak, sayang" bisik noval setelah melakukannya satu jam.

Adel menatap lemas noval. "Nyebelin, aku malas mandi lagi" teriak adel.

***

satu hati 2 pria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang