2. kenyataan pahit

562 14 0
                                    

Adel berangkat ke kampus pagi-pagi sekali, ia menghindari mamah dan papahnya, ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, meluapkan amarahnya yang memuncak di kepalanya.

Turun dari mobil yang langsung disambut dylan yang tersenyum kearahnya "pagi Beby" ucap dylan sambil mencium dahi adel singkat, rutinitas setiap hari. Jadi jangan kaget.

"Pagi, ada masalah besar di hubungan kita" ucap adel ia menarik tangan dylan keluar dari parkiran, diikuti ketiga temannya.

Dylan mengikuti adel "sayang, masalah besar apa, sih?" Heran dylan.

Adel duduk dikursi taman, diikuti ketiga temannya "aku dijodohkan" to the point adel.

Hening.

"HAHAHAH" tawa mereka pecah mendengar ucapan adel yang sangat tidak masuk akal "lucu lo, del, pagi-pagi udah ngelucu" ucap rudi diangguki rio, dan mega.

Adel menatap mereka sinis "gue enggak neglucu, ini serius, kalian masih ingat kan kemarin aku ditelpon papah aku suruh pulang cepat?" Mereka mengangguk "itu papah mau bahas perjodohan, gue dijodohkan dengan teman anaknya papah aku" lanjutnya.

"Kamu serius, sayang?" Tanya dylan kurang percaya.

Adel menganggam tangan dylan "Beby. Aku serius, aku enggak lagi bercanda, kamu tau kan aku paling enggak suka kalau bahas yang menyangkut hubungan kita" ucap adel.

DEG.

Bagaikan kesambar petir disiang bolong, tubuh dylan lemas seakan tidak memiliki tulang. "Del, kamu enggak lagi prank aku kan?, Sayang, kalau kamu prenk aku kamu berhasil, buat aku kaget, dan hampir jantungan" lirih dylan.

Adel menggeleng "enggak, aku enggak lagi bercanda, aku serius, makanya aku cerita sama kamu, supaya kita bisa cari solusi untuk keluar dari masalah, aku punya ide. gimana kalau kita nikah lari, kalau enggak kita pergi dari sini" ajak adel.

"Jangan gila lo, del, lo mau buat mamah papah lo sedih?, bukan gitu caranya" ucap rio menatap adel dan dylan yang lemas.

Mega mengangguk "kali ini gue setuju sama rio, lo sama dylan harus selesaikan dengan baik-baik, maksudnya cari jalan keluar yang tidak buat orang tua lo marah, dan kecewa" imbah mega.

Rudi mengangguk "masalah diselesaikan bukan lari dari masalah" tambah rio

Dylan menganggam tangan adel "sayang, aku enggak mau kehilangan kamu, aku cinta kamu, aku enggak mau kamu jadi milik orang lain, aku enggak mau kam---"

Tringgh... tringg.

Bel kuliah berbunyi yang artinya masuk "kita selesaikan waktu istirahat" ucap rio bangun dari duduknya, dylan menggeleng ia menganggam erat tangan adel. Rio menghela napas "dylan. kita harus belajar masih banyak waktu, untuk menyelesaikan masalah ini, gue janji gue bakal bantu kalian berdua" ini baru pertama kalinya rio berbicara lebih dari sepuluh kata.

"Gue juga bakal bantu kalian" imbah rudi.

"Gue juga" sambung mega.

Dylan dan adel mengangguk "belajar yang pintar, kamu harus percaya kalau kita pasti akan terus bersama" ucap dylan menguatkan adel, yang dirinya sendiri tidak yakin, kalau masalah ini akan keluar secepatnya, atau malah...?.

Selama dikelas adel banyak bengong ia memikirkan bagaimana caranya keluar dari masalah ini, bagaimana kalau ia menikah dengan orang yang tidak ia kenal. "Gue enggak mau kehilangan dylan, gue cinta dia" cicitnya, yang masih terdengar jelas mega yang ada disampingnya.

Tringg...tring...

Adel buru-buru memasukan buku-bukunya Kedalam tas "mega cepatan, gue mau ketemu dylan" ajak adel tak sabar.

"Cik!, Iya-iya" decak mega. Adel langsung menarik tangan mega "selow, napa, kaki gue sakit nih" keluh mega.

Mereka duduk di salah satu kursi yang kosong, Dylan Langsung menganggam tangan adel "sayang, aku enggak mau kehilangan kamu" lirih dylan "aku enggak sanggup, dan enggak akan sanggup, kamu janjikan sama aku, kalau kita akan menikah dan memiliki anak-anak yang lucu-lucu, seperti kamu" ucap dylan.

Adel mengangguk "iya sayang, aku juga enggak mau kehilangan kamu, aku cinta banget sama kamu" ucap adel.

"Gini aja, kita cari calon sua--"

"Rudi" marah adel tak suka rudi memanggil calon suami.

Rudi nyengir "iya maaf, maksud gue kita cari pria yang mau dijodohkan--"

"Rudi, ish, jangan sebut itu, aku enggak mau" kesal adel.

Rudi meraup wajahnya kesal "terus gue sebutnya apa?, Del, gue juga bingung, ini enggak boleh, itu enggak boleh" kesalnya.

"Sebut aja A, jangan calon-calon gitu" ucap dylan tanpa melepaskan genggamannya.

"Oke, kita cari si A, sekarang kita tau si A kita ancam dia buat enggak terima, dan selesai, kalian berdua masih tetap bersama"

Rio mengangguk setuju "gue setuju" ucap rio. Adel dan yang lainnya mengangguk setuju, walaupun mereka tidak tau akan berhasil atau tidak.

***

Dylan masuk kedalam rumahnya dengan wajah lesunya ia duduk di sofa menatap lurus depan. Dadanya terasa sesak, rasanya ia tidak sanggup untuk kehilangan adel, kekasihnya yang sangat ia cintai.

"Kenapa kamu?" Tanya Kevin.

Dylan melirik abangnya malas "enggak papa, gue cuman kecapekan aja" bohongnya.

"Dylan, kenapa sih kamu jarang pulang kerumah, kenapa kamu lebih sering tidur di apartemen, padahal lebih nyaman di rumah" tanya mamahnya vina--mamah dylan, sela, dan Kevin.

Kevin, anak pertama, Dylan anak kedua, sela, anak ketiga. Ya, vina memiliki tiga anak yang sangat tampan, dan cantik. Dylan lebih sering di apartemen daripada tidur dirumah, alasan selalu sama, 'lebih dekat dengan kampus' itu alasannya. Walaupun kenyataannya benar.

Sedangkan Kevin ia selalu tidur dirumah, walaupun kadang-kadang ia tidur di kantor kalau lagi capek, dan malas untuk pulang.

"Kakak kamu mau nikah, Lho, masa kamu enggak ada tuh rindu-rinduan sama kakak kamu, sebelum kakakmu lebih mementingkan istrinya, ketimbang adik-adiknya" imbah vina.

Dylan menoleh kaget menatap Kevin yang mengangguk kecil, tidak lupa senyuman manisnya. "Serius? Lo mau nikah?" Tanya dylan tak percaya.

"Dylan, yang sopan sama kakak kamu" tegur Hardi, yang ikut kumpul dengan anak dan istrinya.

Dylan tidak menanggapi ucapan papahnya. "Siapa perempuannya?, Kenapa bisa luluhin hati batu lo? Hebat banget tuh cewek?" Tanya dylan sekaligus kagum pada perempuan yang akan menjadi calon kakak iparnya.

"Namanya adel Chyntia Sari" jawab Kevin sambil senyum-senyum sendiri.

DEG.

"Adel Chyntia Sari" cicit dylan lemas.

***

satu hati 2 pria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang