Tiga hari sudah kevin tidak berangkat kantor, karena bayi besarnya ini terus ingin digendong, sangat aneh, tentu kevin senang karena, adel. Tergantung padanya tidak dengan dylan, atau orang lain.
"Tidur ya--"
"Enggak mau, aku mau di gendong terus sampai tua" rengek adel manja.
Kevin melotot kaget ia geleng-geleng kepala "ada-ada saja kamu ini" ucap kevin sambil duduk di sofa kamar mereka "kenapa cemberut gitu?, Mau aku cium?" Goda Kevin.
Adel melingkarkan tangannya di leher kevin "mau goda kamu boleh?, Tapi kamu jangan kegoda, bisa?" Tanya adel polos, sambil mengerjap-ngejap polos.
Kevin mengangguk "boleh, aku enggak bakal ke goda" ucapnya kurang yakin, "memangnya kam...eh mau ngapain sayang?" Panik Kevin saat adel membuka baju didepannya.
"Mau goda kamu" jawab adel polos.
Kevin menelan ludah sudah payah ia memalingkan wajahnya, enggan menatap dada adel yang membuat gairahnya meronta-ronta. "Ck! Tutup, apaan sih" ucap kevin.
Adel sengaja mengelus-elus dada bidang besar kevin "besok aku mau kuliah, nilai aku A+ ya" pinta adel.
Kevin menatap adel, menggeleng tegas "enak aja, belajar kalau mau nilai bagus" ucap Kevin.
Adel cemberut ia melipat tangannya didepan dada "pelit banget sama istrinya" kesal adel.
"Ada syaratnya" bisik kevin tersenyum miring. Waktu-waktu seperti ini harus dimanfaatkan dengan baik.
Adel menatap malas kevin "pasti mesum, aku enggak mau, malas" kesal adel ia turun dari pangkuan Kevin.
"Ko gitu sih, aku mau" rengek kevin.
Adel menatap tajam Kevin "sana pergi, aku malas sama orang yang mesum, sana" usir adel mengibaskan tangannya di udara.
Kevin menggeleng "enggak mau, aku mau kamu" rengek kevin menghampiri adel yang sedang rebahan dikasur "sayang, ish" rengek Kevin.
Adel bergidik ngeri "heh om mesum! Kau pikir saya mau, tidak" sentak adel kesal, emosinya mulai terpancing.
"Ko kamu bentak aku sih, kamu sendiri yang goda aku tadi" heran kevin.
Adel menatap datar Kevin "bodoamat, aku mau tidur" ucap adel menarik selimut sampai menutup seluruh tubuh.
"Adel" pamggil kevin.
"Hm"
"Sayang"
"Hm"
"Ada kecoa" teriak kevin mengangetkan adel dari tidurnya.
"KEOA" teriak adel yang langsung memeluk kevin melingkarkan tangannya di leher Kevin" HWAA ADA KECOA" teriak adel ketakutan.
Kevin tersenyum miring ia mengusap punggung adel "makanya kamu harus mau baru kecoanya pergi" ucap kevin menarik kaos baju adel dan langsung menidurkan adel di kasur.
Adel yang merasa dibohongi ia menatap marah kevin "dasar pembohong, minggir aku enggak mau" tolak adel.
Kevin menahan tangan adel "kalau kamu mau, aku bakal turuti kemauan kamu" ucap kevin.
Adel tersenyum ainis "tetap aku enggak ma....Huekk huekk" adel menutup mulutnya, ia berlari ke kamar mandi.
"Sayang kamu kenapa?" Khawatir kevin sambil mengusap punggung adel.
Adel terus muntah tapi yang keluar hanya cairan bening "perut aku enggak enak, pusing, mual" lirih adel.
Tok..tok..
Kevin menoleh kearah pintu yang diketuk dari luar "siapa lagi pagi-pagi gini ketuk kamar orang lain" dengusnya.
"Kak perut aku mual" adel menyandarkan kepalanya di dada bidang besar Kevin "aku mau digendong" lirihnya lagi. Kevin langsung menggendong adel, ala koala.
"Iya sebentar" teriak kevin kesal walaupun tidak akan kedengaran keluar, karena kamar mereka kedap suara. Berjalan menuju pintu yang tidak henti-hentinya diketuk. "Sia...mamah, ada apa?" Kaget kevin.
Vina menatap anaknya dengan tatapan jahilnya "pagi-pagi udah main aja" goda vina pada kebin dan menantunya.
Kevin mengerutkan keningnya "main apaan, orang adel muntah-muntah" ucapnya sambil mengelus punggung adel.
"Astaga! Bawa ke rumah sakit" khawatir vina.
Adel menggeleng "enggak mau, aku mau disini aja" lirihnya.
"Emang ngyel nih anak" kesal kevin.
Adel furun dari gendongan kevin berjalan mengambil baju kaos oversize "mau turun" ucapnya, yang langsung berlalu dari sana meninggalkan anak dan ibu yang menatapnya, khawatir.
"Tunggu" teriak kevin mensrik Adel yang hendak masuk lift "kerumah sakit aj---"
"Enggak mau kak, aku mau di rumah, kumpul sama mamah papah, sela juga" ucapnya duduk di samping sela.
"Kak mau seb--"
"Huekkk huekk" adel menutup mulutnya saat sela menyodorkan seblak ke hadapan adel "m-mual" adel berlari ke kamar mandi ia memuntahkan semua makanan yang tadi ia makan.
Kevin, vina, hardi, dan sela mengerutkan keningnya "fiks, kak adel hamil" ucap sela yakin.
Mereka langsung menoleh menatap adel yang berjalan lesu "sayang kamu enggak papa?" Tanya kevin khawatir.
Adel lebih dulu duduk di sofa memegang perutnya "buang seblak itu, aku mual" ucapnya menutup hidungnya, Kevin langsung membuang seblak itu ke dapur.
"Kak adel hamil" ucap sela senyum bahagia.
Deg
Reflek adel memegang perutnya yang rata "h-hamil" cicit adel menggeleng keras ia tidak mau hamil, belum siap untuk menjadi seorang ibu. "A-aku e-enggak hamil, a-aku cuman kecapekan" lirihnya meyakinkan dirinya sendiri.
"Sayang sepertinya kamu memang hamil" ucap kevin bahagia.
Adel menggeleng "enggak. Aku cuman kecapekan, mungkin aku hamil" sahutnya sewot.
"Gimana enggak mungkin, orang kamu punya suami, setiap hari kalian tanam bibit" sahut vina terkekeh geli.
"Mah" malu kevin dan adel.
"Enggak sabar punya ponakan baru" ucap sela semakin membuat adel takut.
"Aku ke kamar dulu" pamit adel berlalu dari sana.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/342264170-288-k606034.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
satu hati 2 pria [TAMAT]
Teen FictionBagaimana rasanya jika kalian menjalin hubungan dengan seseorang yang sangat kalian cintai, tapi takdir berkata lain, Adel Chyntia Sari, biasa disebut Adel Yang masih berumur 21 tahun, Harus menikah dengan kakak dari kekasihnya sendiri. Kevin April...