68. kedatangan kiki

150 3 0
                                    

Kevin sedang menggendong anaknya. Sedari tadi Kevin enggan meninggalkan David. Sedangkan istirnya sibuk mengobrol dengan mega, dan teman-temannya lainnya.
Kevin juga menanti-nanti adel untuk tidak banyak pikiran, karena ASI, adel tidak mau keluar, awalnya kevin memutuskan untuk David minum susu formula saja. Tapi dokter melarang, karena David masih bayi. Mungkin dua, atau tiga bulan boleh.

Kevin turun sambil menggendong David digendongnya. Menghampiri istirnya yang asyik mengobrol sambil bercanda. "Sayang, lagi ngobrol apa sih, serius amat sampai lupa suami sama anak?" Tanya kevin heran.

Mereka semua menatap kevin, kalau sudah ada Kevin mereka jadi malas mengobrol, bukan apa-apa, kevin selalu merecoki mereka. Mengomentari semuanya. Membuat mereka kesal.

Adel melirik kevin "ngapain sih keluar, aku lagi ngobrol sama teman-teman" kesal adel.

"Mau ik---"

"Permisi, ada yang mau bertemu non adel, tuan" ucap pembantu rumah vina.

Adel mengerutkan keningnya "siap....kak kiki" kaget adel melihat kiki dan kedua temannya. Nurdin, dan bari.

"Hello bu, bos" sapa mereka berdua tersenyum lebar.

Adel langsung berdiri kaget. "K-kalian m-mau ngapain k-kesini?" Tanya adel gugup, sekaligus takut.

"Mau jenguk kamulah" jawab kiki mendekati adel. Melirik dylan dan kevin yang sedang menahan amarah. Kiki terkekeh kecil "lucu banget, kalian berdua. Santai aja kali, gue kesini cuman mau jenguk. Calon anak tiri. Gue doang" ucap kiki.

Mendengar itu Kevin langsung menyerahkan David ke adel. Menarik kerah baju kiki. "KAU TIDAK SOPAN SEKALI, KAU DATANG KESINI TANPA DIUNDANG, DAN KAU MENGAKU-NGAKU ANAK SAYA" bentak Kevin.

Kiki terkekeh kecil menepis tangan kevin. "Pak kevin yang terhormat. Saya hanya bercanda, saya kesini cuman mau ngasih ini" kiki berjalan menghampiri adel "buat kamu, donat kesukaan kamu"

Tanpa sadar sudut bibir adel terangkat membentuk senyuman. "Makasih, kak" ucap adel menerima paper bag yang kiki sodorkan.

"Sama-sama" kiki menatap bayi yang adel gendong. "Anak kita tampan sekali, mirip sama gue" pede kiki.

Rahang kevin mengeras ia menarik baju kiki. "JAGA UCAPAN KAMU. DIA ANAK SAYA. SIALAN!" bentak kevin.

Kiki terkekeh kecil "selow. Gue tau ini anak pak Kevin" kiki menepis tangan kevin.

"Kak kiki, mendingan kakak pulang aja, jangan bikin ribut" ucap rudi.

Kiki mengangguk ia menatap Adel. "Ditunggu masuk kuliahnya, sari buah, hehe" kekeh kiki. Mengingat waktu pertama kali ia bertemu adel.

Adel mendengus "nyebelin banget. Oh, ya, makasih ya donatnya" ucap adel tulus.

Kiki mengangguk "nanti kalau kita udah tinggal bersama, nanti aku suruh bibi buatkan di donat tiap hari"

BUGH.

Kevin menonjok rahang tegas kiki. Napasnya memburu "JAGA UCAPAN KAMU, KALAU KAMU TIDAK MAU MENYESAL" bentak kevin.

Kiki mengusap rahangnya "gue anggap ini pertanda restu, pak kevin" setelah mengatakan itu ia langsung keluar. Bersama kedua temannya.

Napas kevin memburu rahangnya mengeras. Adel yang tau kalau suaminya akan marah buru-buru, ia memberikan David ke Dylan. Menatap dylan "jangan dimasukkan kedalam hati" bisik adel. Dylan mengangguk kecil walaupun ia masih sangat kesal.

Adel menatap kevin "kak, jan---"

Kevin memeluk tubuh adel erat. Seakan enggan melepaskan "t-tolong jangan tinggalkan saya, del, saya tidak sanggup kehilangan kamu" lirih kevin.

Adel diam ia mencerna ucapan suaminya. "I-iya, lepas dulu" adel memaksa kevin melepaskan pelukan, menatap kevin lekat. "Kak, kiki emang kaya gitu, kamu jangan ambil hati ucapan dia" jelas adel.

"Tap---"

"Udah. Jangan bahas itu lagi" potong adel malas. Ia kembali duduk ditempat semula, melirik dylan yang menatapnya dengan tatapan yang sangat sulit diartikan. Adel kembali mengambil David, sebelum itu ia membisikkan sesuatu.

"Aku tetap cinta kamu, jangan cemburu, nanti gantengnya ilang" bisik adel terkekeh kecil.

Mendengar itu dylan langsung tersenyum manis. Ia yakin adel akan selalu mencintainya, sampai kapanpun.

****

Kevin memeluk istrinya erat, membuat sang istri kesal. Kevin mengelus bibir adel lembut, menatap lekat wajah adel, membuat ia tenang.
"Mbok yumi yang urus David, aku enggak mau serahin david sama orang lain. Maksudnya pengasuh baru, aku enggak percaya, kalau mbok yumi, dia orang kepercayaan mamah, papah, termasuk aku" ucap kevin tiba-tiba.

Adel mengangguk kecil "terserah kamu, aku ngikut aja" jawab adel.

"Emangnya kamu tetap mau kuliah?, Gimana kalau kamu---"

"Kak, jangan takut aku direbut orang lain, aku udah jadi milik kakak sepenuhnya" potong adel.

"Tap--"

"Udah, ya, jangan bahas itu, mendingan kakak tidur aja, pasti capek jagain david, tadi siang" potong adel malas.

"Oekkk oekkk"

Adel dan kevin mengalihkan pandangannya ke ranjang bayi, david. "Urus anak kamu, aku mau tidur" suruh adel menarik selimut sampai dada.

Kevin langsung mengangkat david. Menatap david. "Kenapa nangis, hm?, Haus, ya" tanya kevin lembut.

Kevin melirik istrinya yang juga meliriknya sinis. "Haus katanya. Kam--"

"Dia pengen di gendong doang" potong adel.

Kevin mengambil bantal ia lempar ke arah adel. "Bangun, kasih david susu" kesal kevin.

"Kdrt" dengus adel.

"Apa saya paksa kam---"

"Masih ada stok. Di kulkas ambil aja sana" potong adel.

Kevin langsung turun kelantai bawah. Sambil menggendong david yang merengek. Ia berpapasan dengan dylan yang sedang duduk di tangga, bersama sela. "Kalian lagi ngapain. Duduk di sini?" Tanya kevin.

"Gibah. Abang mau ikut?, Hehe" Kekeh Sela.

Kevin geleng-geleng kepala "dosa!. Dylan jangan ajarin sela gibah" ucap kevin yang langsung berlalu ke dapur.

Dylan mengerutkan keningnya "mana ada gue ajarin sela gibah" dengus dylan.

Tidak lama kevin kembali sambil membawa botol susu. "Lain kali jangan duduk di sini, kaya enggak ada sofa aja" sindir kevin.

Dylan yang kesal ia berdiri. Entah kenapa semenjak kejadian kevin memeluk adel di depannya. Ia jadi gampang emosi, dan sangat membenci kevin. "LO PUNYA MASALAH APA SIH DAMA GUE?. DARI TADI GUE DIEM AJA LO SINDIR GUE" bentak dylan.

Kevin memberhentikan langkahnya. Menatap david yang semakin menangis. Kaget. "Lo yang kenapa. Gue cuman ngomong doang, kalau lo enggak suka bilang sama gue" marah kevin.

Adel, vina, hardi. Berhamburan keluar kamar. Menghampiri keributan di tangga. "Astaga! Ada apa sih?" Tanya vina.

Kevin dan dylan menatap mamah dan papahnya. "Dia sindir dylan terus, mah, gimana dylan enggak marah coba" kesalnya.

"Gue bicara fakta. Kenapa lo jadi marah" heran kevin.

Adel menghampiri mereka menatap dylan, dan kevin. "Udah malam, mendingan kalian masuk kamar masing-masing" menatap dylan "besok kamu kuliah pagi kan?, Tidur nanti kesiangan, kuliahnya" ucap adel lembut.

"Hm" gumam dylan.

Sedangkan kevin menatap tajam istirnya "KENAPA KAMU PERHATIAN SAMA DIA, HARUSNYA KAMU PERHATIAN SAMA AKU, SUAMI KAMU"

"Kamu juga tidur. Biar aku yang jaga david" Adel mengambil alih David. Dan masuk kedalam kamar meninggalkan semua orang yang masih kebingungan.

***

satu hati 2 pria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang