42. mood bumil

147 4 0
                                    

Sedari tadi adel terus cemberut, menatap suaminya sinis, entah apa yang Kevin perbuat sampai istri reognya jadi seperti ini, sedari tadi juga kevin tidak henti-hentinya meminta maaf, walaupun tidak tau kesalahan dirinya dimana, daripada dicuekin istri mendingan kevin mengalah saja. Toh demi kebaikan dirinya dan juga istrinya.

"Sayang kam--"

"Diam! Aku enggak mau ngomong sama kamu, kak" sentak adel.

Kevin menghela napas gusar, menggeser duduknya agar lebih dekat dengan adel, yang malah semakin jauh "mau apa?, Hm?" Tanya kevin lembut.

"Dasar enggak peka" sinis adel melipat kedua tangannya di dada.

Kevin meraup wajahnya kesal. Itu yang dirasakan kevin, sedari tadi jawaban adel selalu seperti itu, ia manusia biasa mana bisa membaca isi hati dan pikiran manusia, ia hanya tau bentuk organ tubuh manusia, yang ia hancurkan.

"Mau kerumah mamah vina?" Tawar kevin lemah.

Adel menggeleng "enggak mau" ia diam sebentar "percuma kesana, dylan lagi di apartemennya" batin adel.

"Terus mau kemana, sayang, cinta, istriku, suamimu bingung" Kevin sebisa mungkin tidak menunjukkan kesalnya "arghhhh capek banget, gini salah, gitu salah, ribet bumil satu ini" batin Kevin.

"Kak, aku mau tidur aja" lirihnya adel langsung beranjak. Merebahkan tubuhnya di kasur mengelus perutnya yang masih rata "kenapa kamu hadir sih, gue enggak mau lo ada, gara-gara lo gue makin takut dylan ninggalin gue" kesalnya memukul pelan perutnya, tidak lama tertidur pulas.

Kevin masuk kamar lihatlah jalan kevin seperti siput, ia berjalan sangat pelan supaya istrinya tidak bangun dari tidurnya, sudah cukup ia di bully
Istirnya. "Selamat tidur my wife" bisik Kevin mencium singkat bibir adel yang sedikit terbuka. Menyusul istrinya tidur.

Jam 02.30 WIB adel terbangun dari tidurnya ia menoleh kesamping kevin sedang memeluknya, melepaskan pelukan kevin yang cukup membuatnya kesal. Tiba-tiba ia ingin sesuatu "kak, bangun" adel menepuk-nepuk pipi Kevin yang nyenyak tidur.

Adel duduk di samping Kevin yang masih tidur pulas "kak bangun, aku pengen rujak" rengek adel mengoyong-goyongkan lengan kevin.

"KAK KEVIN BANGUN" teriak adel kesal.

Kevin langsung bangun ia duduk di kasur dengan wajah kagetnya, ia menoleh menatap adel dengan tatapan tajamnya "APA SIH?, SAYA ENGGAK TULI, JANGAN TERIAK-TERIAK GITU, JANTUNG SAYA MAU COPOT" bentak Kevin kesal.

Mata adel berkaca-kaca menatap kevin, ia sendiri kaget mendengar bentakan kevin "hiks, kenapa kakak bentak aku, hiks" isak adel takut.

"Gimana saya enggak bentak kamu, saya kaget dengar teriakan kamu, dari pagi kami rewel minta ini, itu, cuekin saya, tiba-tiba marah, saya capek" kesal Kevin.

Adel mengangguk paham "yasudah maaf udah bikin kakak capek, aku enggak bakal nyusahin kakak lagi ko, tenang aja" menyekat air matanya kasar ia langsung keluar kamar z masuk kamar tamu.

Kevin mengacak-acak rambutnya "SIAL, KENAPA LO KEBABLASAN BENTAK ISTRI LO YANG LAGI HAMIL ANAK LO" teriak kevin kesal pada dirinya sendiri.

***

Adel mengoleskan selai strawberry kesukaannya di roti, tanpa melirik Kevin yang sedari tadi menatapnya lekat, karena tidak nyaman di tatap terus adel pergi dari sana ia duduk di teras rumah.

Kevin menghampiri istrinya "aku minta ma--"

"Kakak enggak salah ko, sorry buat kakak capek" ucap adel tersenyum tipis.

Mbok yumi datang membawa segelas susu "non, ini susunya" adel menerima ia langsung minum.

"Makasih mbok" ucap adel tersenyum tipis, mbok yumi mengangguk langsung pergi darisana.

"Ko minum susu buatan mbok sih, biasanya tiap pagi aku yang bikin" ucap kevin tidak terima, selama hamil setiap hari kevin selalu membuatkan susu untuk istrinya.

Adel tersenyum tipis "mulai sekarang jangan lagi, aku bisa sendiri, oh ya, aku ada kelas pagi, aku berangkat dulu, taksi udah nunggu aku" adel berlalu dari sana meninggalkan kevin yang semakin bersalah.

"Arghhhh, paling enggak suka kaya gini, gue lebih suka adel tergantung sama gue" teriak kevin, membuat beberapa orang di sana kaget.

Adel duduk di kursi kantin seorang diri hari ini moodnya benar-benar hancur, semenjak hamil ia jadi lebih sering, kesal, manja, emosional, dan masih banyak lagi. "Apa gue gugurin aja ya, kandungan ini, biar enggak lemas gini" lirih adel.

"Woi adel, bocil, lo apa-apaan rebut cowok gue" bentak seseorang perempuan berambut pirang.

Adel mendongak menatap wanita yang menatapnya tajam "maksudnya?" Tanya adel tak paham.

"ENGGAK USAH PURA-PURA BEGO, LO PACARNYA KIKI, KAN?"

Adel menggeleng "gue bukan pacarnya kak kiki" ucap adel menatap serius wanita didepannya.

"Terus apa hah?, Lo rebut kiki dari gue, dasar perusak hubungan orang"
Tangan perempuan itu hendak menampar adel, tapi tidak jadi karena seseorang menahan tangan perempuan itu, mencengkeramnya erat.

"Jangan sakiti cewek gue, kalau lo enggak mau menyesal" ucap kiki dingin dan tegas. Belum sempat menjawab kiki langsung menarik adel keluar kantin "kamu enggak papa kan?, Ada yang luka?" Tanya kiki khawatir.

Adel menggeleng "udah deh kak, jangan kaya gini aku enggak suka, kita cukup temenan aja, jangan saling suka" ucap adel menatap lekat kiki, yang menatapnya dengan tatapan kecewa.

Kiki menggeleng "enggak, gue tetap mau lo jadi pacar gue" kekeuh Kiki.

Adel menggenggam tangan kiki "kak, aku mohon--"

"Gue kasih dua pilihan, lo tetap jadi pacar gue, atau gue bongkar semuanya, supaya semua orang tau kalau lo udah nikah, sama dosen lo sendiri"

Adel menggeleng tegas, dirinya masih belum siap untuk mengakui kalau dirinya sudah menikah, dan hamil. "Kak, jangan dong" kesal adel.

"Makanya lo harus nurut sama gu--"

"Adel masuk" teriak mega.

Adel mengangguk "aku masuk kelas dulu" adel langsung berlari meninggalkan kiki yang tersenyum manis.

"Adel Chyntia Sari" lirih kiki.

***

Adel dan mega duduk di kursi kantin pojok, tempat mereka makan, mega menatap adel yang hari-hari ini tampak lesu, tidak seperti biasanya.
Adel memainkan ujung rambut panjang mega, saking gabutnya.

"Meg, gue mau gugurin kandungan gue" ucap adel pelan, yang masih terdengar jelas mega.

"WHAT! LO GILA" pekik mega kaget.

Seluruh Kantin menatap mereka dengan tatapan heran. Adel langsung menutup mulut temannya "lo gila, jangan teriak-teriak gitu, nanti pada tau" bisik adel tajam.

Mega menepis tangan adel "lo jangan gila, itu anak kandung lo, aish, del sadar del" mega menepuk-nepuk pelan pundak adel "lo boleh enggak cinta sama pak Kevin, tapi lo harus sadar kalau anak di rahim lo itu, anak kandung lo sendiri, li jangan jadi orang jahat gitu, del, dari kecil kita bareng terus, tapi lo enggak sejahat sekarang" ucap mega panjang lebar.

"Tiap hari mood gue berubah-ubah, kadang bagus, kadang jelek, gue enggak suka itu, meg, gue mau kaya dulu lagi, adel yang selalu semangat" lirih adel.

"Sumpah gue kecewa sama lo, del" lirih mega menatap adel dengan tatapan kecewa.

***

satu hati 2 pria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang