Enggak tau kenapa nomornya enggak teratur gitu, padahal udah di benerin tapi masih enggak teratur kembali lagi gitu, jadi buat yang baca cerita aku, jangan lihat nomor/part, ya, terobos aja udah WK.
**
satu bulan sudah adel masih belum kunjung membaik, kondisinya naik turun, tidak ada tanda-tanda akan sadar hanya ada air mata adel yang menetes saat keluarganya mengajaknya bicara. Mereka yakin kalau adel mendengar suara mereka, hanya saja adel tidak bisa menjawab ucapan mereka, hanya dengan air mata ia bisa menjawab ucapan mereka.
Lihat saja tubuh kevin dan dylan yang kurus, berhari-hari mereka tidak makan untuk sekedar pulang berganti baju saja mereka enggan, bukan hanya adel saja yang drop, tapi bayinya ikut drop dan melemah.
Kevin semakin hancur ia bingung harus bagaimana, kalau saja ia di kasih pilihan yang diantaranya bisa menyembuhkan adel mungkin ia akan memilih adel sadar, tanpa pikir panjang.
Adel sudah dipindahkan ke ruang khusus, supaya keluarga bisa menjenguk adel, dengan syarat tidak boleh berisik dan menyentuh adel lebih, hanya dokter yang diperbolehkan menyentuh adel, memeriksa keadaannya.
Kevin keluar ruangan adel ia tidak sanggup melihat adel dalam kondisi seperti ini, ia tidak mau melihat adel seperti ini, kalau bisa lebih baik ia yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit, daripada harus istrinya yang seperti ini.
Dylan masuk bersama dokter yang lain, dylan menatap wajah adel yang masih juga memejamkan matanya. "Pulas banget tidurnya, sampai-sampai enggak mau bangun z emangnya disana ada siapa sih sampai kamu enggak mau lihat aku, dan keluarga kamu?, Atau jangan-jangan kamu lagi Mandang cowok-cowok ganteng di sana" bisik dylan sambil mengelus rambut adel.
Rudi dan rio juga bertugas di rumah sakit yang sama, sebenarnya mereka tidak berkerja di rumah sakit yang sama dengan dylan, tapi mereka sendiri yang mau berkerja di rumah sakit tempat adel dirawat, setidaknya mereka bisa membantu adel sedikit-sedikit. "Gue yakin adel kuat, Dylan, kita berdoa sama-sama buat kesembuhan adel" ucap rudi.
Dylan duduk di kursi samping adel, menggenggam tangan adel, menciumnya lama. "Masih ingat tanggal, bulan, dan hari ini?, Ya, hari ini hari ulang tahun aku, hari yang selalu kamu rayakan secara mendadak, hari ulang tahun aku yang harusnya aku dapat kado dari kamu, malah sebaliknya, kamu yang minta kado dari aku, hiks, 5 tahun kamu enggak rayain ulangtahun aku, masa sekarang kamu enggak mau rayain ulangtahun aku lagi, sih, hiks, masa kamu biarin aku rayain ulangtahun aku sendiri, tanpa kamu di samping yang bertepuk tangan, sambil bilang 'happy birthday to you' aku kangen suara itu del, tolong bangun aku butuh kamu buat jalani hari-hari aku" isak dylan ia tidak kuat menahan isak yang hari-hari ini membuat ia sesak nafas.
Rudi dan rio dan dokter yang lain menatap iba dylan, mereka ikutan sedih melihat semua keluarga yang terus menangis. "Dylan, janan na---"
"Biarin aja, rud, selama berhari-hari dia nahan nangis biar enggak terlihat lemah, semoga dengan dia nangis gini hati dia lebih sedikit tenang" tahan rio.
Rudi mengangguk kecil.
Dylan mencium dahi adel. "Tahun ini aku minta kado dari kamu, del, tidak berat ko tenang aja, aku cuman mau kamu sadar itu aja, cuman satu" bisik dylan.
TITITITITIT........
dylan dan dokter yang lain menatap detik jantung adel yang melemah. Mereka bergegas memeriksa kondisi adel, yang kembali kejang-kejang. "PANGGIL DOKTER ERNA" teriak dylan entah pada siapa.
Rudi mengangguk ia langsung berlari keluar ruangan adel, yang langsung kevin tahan dengan wajah paniknya. "Kak sebentar, gue harus panggil dokter...... DOKTER ERNA PASIEN KEJANG-KEJANG KEMBALI" teriak rudi melihat dokter erna hendak masuk ruangan pasien lain.
Dokter erna, dokter yang menangani adel melahirkan, dokter spesialis kandungan.
"A-adel" lirih kevin lemas ia terduduk lemah dilantai depan pintu yang sudah ditutup rapat. "Jangan tinggalkan aku sayang, aku mohon" lirih kevin air matanya mengalir deras.
Rudi, rio, dan dokter yang lain terkecuali dylan, saling berpandangan satu sama lain, mendengar suara mesin jantung bunyi begitu nyaring, menandakan bahwa pasien sudah tidak bernafas.
Dylan terduduk lemas di lantai ia menggeleng lemah, tidak, ini pasti mimpi buruk, tidak, adel tidak akan meninggalkan dirinya, adel mencairnya, adel tidak akan meninggalkannya untuk selamanya.
Dylan bangun ia mengambil alat pemacu detak jantung ia mengaraknya ke dada adel, ia terus melakukannya berkali-kali. "ADEL AKU MOHON SADAR, AKU ENGGAK MAU KEHILANGAN KAMU, AKU ENGGAK SANGGUP TANPA KAMU, AKU ENGGAK MAU KAMU PERGI, DEL, TOLONG SADAR" teriak dylan sambil memukul ranjang adel keras.
Rudi dan rio ikut menangis, mungkin ini pertama kalinya mereka menangis di depan semua orang, di depan sahabatnya sendiri, rudi dan rio saling berpelukan mereka saling menguatkan satu sama lain.
"BILANG SAMA AKU KALAU KAMU CINTA SAMA AKU, DEL, JANGAN BUAT AKU GILA SEPERTI INI, APA KAMU KURANG CUKUP BUAT AKU GILA SELAMA 5 TAHUN LAMANYA, APA KAMU MAU LIHAT AKU MATI BERDIRI GARA-GARA KAMU?, TOLONG BANGUN DEMI AKU, DEMI ORANG YANG KAMU CINTAI" teriak dylan, rasanya jiwanya ikut bersama adel melayang ke langit.
BRAK.
Mereka menoleh kaget kearah pintu yang di buka paksa, mereka mundur saat keluarga adel, termasuk kevin berdiri lemah di depan pintu. "A-adel" cicit mereka lemas.
Wina pingsan di pelukan alea, cina pingsan di pelukan sela, Hardi dan sandi terduduk lemas di lantai, sedangkan alek ia memukul-mukul dingin rumah ruangan adel, meluapkan rasa sakit dan sesak di dadanya. Kevin diam mematung tubuhnya tidak bisa di gerakkan, jantungnya seakan berhenti dalam sekejap.
"ADEL" teriak kevin berlari memeluk adel yang sudah tidak bernafas, ia menangis terisak-isak memenuhi ruangan yang tiba-tiba menjadi suara tangisan yang menyayat hati. "JANGAN TINGGALKAN AKU, DEL, AKU MOHON AKU ENGGAK BISA TANPA KAMU, AKU TERLALU LEMAH UNTUK HIDUP TANPA KAMU, AKU MASIH BUTUH KAMU DI SISI AKU, RAWAT KEDUA ANAK KITA, AKU MOHON BANGUN, KAMU BOLEH MINTA APAPUN ITU, ASALKAN KAMU BANGUN, KAMU BICARA SAMA AKU, KAMU TATAP WAJAH AKU, TOLONG" teriak Kevin.
Dylan pingsan, rudi dan rio langsung membopong tubuh dylan menidurkannya di sofa yang berada di ruangan adel. rudi dan rio langsung menyuntikkan cairan pada tangan dylan, yang kekurangan vitamin dan kekurangan daya tahan tubuh.
"Adel, jangan tinggalkan aku" racau dylan, air matanya mengalir, matanya terpejam rapat.
Dokter erna menatap keluarga sedih, bahkan ia sampai ikut menangis, dokter erna hendak melepaskan semua alat bantu yang digunakan menempel di tubuh adel, tapi, matanya tidak sengaja melihat jari Adel yang bergerak.
"Dokter detak jantung pasien kembali berdenyut" teriak dokter erna memanggil dokter yang lain.
Deg
***
Guys aku mau cerita, sebenarnya aku enggak lagi baik-baik aja, aku lagi sedih banget, tapi aku enggak bisa ceritakan ini, rasanya aku benar-benar kehilangan diri aku yang dulu, bahkan aku nulis ini sedikit tetesan air mata, bukan karena cerita ini mengandung bawang, tapi ARGHHHHHH AKU ENGGAK BISA CERITA TERLALU RUMIT UNTUK DICERITAKAN😭🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
satu hati 2 pria [TAMAT]
Ficção AdolescenteBagaimana rasanya jika kalian menjalin hubungan dengan seseorang yang sangat kalian cintai, tapi takdir berkata lain, Adel Chyntia Sari, biasa disebut Adel Yang masih berumur 21 tahun, Harus menikah dengan kakak dari kekasihnya sendiri. Kevin April...