36. cemburu buta

305 3 0
                                        

Saat ini dylan dan adel sudah berangkat menuju ke kampus mereka. Dylan dan adel sangat senang bisa seperti ini lagi, adel turun dari mobil dylan. Berpapasan dengan kevin yang baru sampai di kampus.

Dylan membantu adel melepaskan helem "gini aja enggak bisa" ledek dylan mengusap gemas rambut adel.

"Ayang, jadi berantakan" kesal adel.

Didalam mobil kevin mencengkeram erat stir mobil, mereka menunjukkan kemesraannya secara terang-terangan, tanpa takut ada yang melihat. "Tunggu saja, nanti kamu akan menyesal, telah berselingkuh dengan adik kandung saya sendiri" ucap kevin menatap tajam mereka.

"Sini-sini, biar aku---"

"Adel" panggil mega menghampiri mereka berdua yang sedang bermesraan "lo gila, disana ada pak kevin, lagi lihat kalian berdua tajam" bisik mega.

Adel memang sudah tau ia menghendikan bahunya "bodoamat, enggak peduli" ucapnya santai "ayang morning kiss" rengek adel.

Dylan hanya tersenyum tipis "jan--"

Ucapan dylan terpotong saat bibirnya sudah di cium adel lebih dulu "morning kiss, sebentar" kekehnya.

"ADEL CHYNTIA SARI" bentak Kevin tak bisa menahan api cemburunya.

Mereka terlonjat kaget termasuk adel yang langsung menyembunyikan dylan ke belakang tubuhnya, takut-takut kevin menghabisi dylan.

"Pak kevin" kaget mega.

Kevin berjalan cepat menuju mereka menatap tajam adel, dan dylan "apa maksud kamu?, Berciuman dengan pria lain?" Bentak Kevin.

"Sayang, kamu ke kelas, ya" ucap adel mendorong dylan yang menggeleng keras "sayang, aku mohon, kamu ke kelas, aku baik-baik aja" mohon adel, ia takut suaminya menyakiti dylan.

"Tap--"

"Dylan aku mohon" lirih adel, dylan mengangguk ia langsung pergi bersama Mega. Menatap Kevin yang sedang menatapnya tajam "m-mau apa, kamu?" Tanya adel takut.

"Ikut saya" kevin langsung menarik tangan adel masuk kedalam mobil, kevin mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, menghiraukan teriakan adel yang ketakutan.

"Kak, aku mohon jangan kebut-kebutan gini, aku takut, hiks" isak adel mencengkeram erat lengan kevin "kak, aku mohon" lirih adel air matanya mengalir deras. Kevin memberhentikan mobilnya asal.

Menarik tangan adel masuk "cepat adel" bentak kevin, karena kesal Kevin membopong tubuh adel masuk kedalam lift menuju kamarnya. Kevin membanting tubuh adel kekasur.

"Kak mau ngapain?" Panik adel, melihat kevin membuka bajunya "kak kevin, jangan" teriak adel histeris.

"KAU SUDAH TERANG-TERANGAN SELINGKUH DARI SAYA, JANGAN SALAHKAN SAYA KALAU KAMU TIDAK AKAN BISA JALAN SETELAH INI, ADEL CHYNTIA SARI" bentak kevin.

"Kak aku enggak ma-AHK" teriak adel kesakitan, ia mencengkram punggung kevin "stop kak! Aku enggak kuat" lirih adel.

Kevin mencium leher adel meninggalkan bekas kemerahan disana, bahkan bisa dibilang sudah penuh kemerahan dileher adel. "Kak, hiks, udah, aku capek" ringis adel.

Kevin tak menyahut ia malah semakin mempercepat aktivitasnya, mengabaikan pekikan adel, seakan telinganya tuli. "KAU SUDAH MEMBUAT SAYA MARAH, ADEL, SAYA MEMBIARKAN KAMU PERGI BUKAN UNTUK MELAKUKAN ITU, SAYA MEMPERSILAHKAN PERGI AGAR KAMU SADAR, BUKAN SEMAKIN MENJADI-JADI" bentak kevin disela-sela aktivitasnya.

"Kak stop!" Adel mendorong wajah kevin yang hendak mencium leher adel "kak, udah aku mohon, hiks" lirih kesakitan "aku janji setelah ini aku nurut sama kakak" ucapnya.

Kevin berhenti sebentar ia menyembunyikan lehernya di ceruk leher adel, "saya mencintai kamu, adel, saya sangat mencintai kamu, tapi kenapa kamu seperti ini, aku mencintaimu" lirihnya. Ingatannya kembali pada kejadian tadi pagi, dimana adel mencium bibir dylan.

Mencengkeram erat seprai menganti posisi menjadi adel diatas tubuhnya "kak udah, aku mohon" lirih adel ia sudah sangat lemas. "Badan aku sakit kak" adel menjadikan dada besar kevin menjadi bantalannya. "Maafin aku, kak, aku janji enggak akan ulangi lagi"

"PEMBOHONG, SAYA TIDAK BISA PERCAYA SAMA KAMU LAGI, SAYA AKAN BUAT KAMU HAMIL AANAK SAYA, MAKA KAMU TIDAK AKAN PERNAH PERGI DARI SAYA"

Adel yang terlalu lemas ia mengangguk kecil, rasanya ia ingin pingsan tapi tidak bisa. "Kak, udah ya, aku ngantuk, nanti abis aku istirahat kakak boleh lanjut, tapi ijinkan aku tidur, 5 menit aja" lirihnya.

"Enggak, supaya kamu kapok" tolak kevin ia kembali melakukannya, dengan kasar "supaya kamu tidak lagi dekat-dekat dengan Dylan, adik ipar kamu sendiri" emosinya.

"Kak udah, aku mohon" lirih adel.

Kevin yang tidak tega ia langsung merebahkan adel ke kasur menatap adel yang lemas, menyatukan hidungnya dengan hidung adel. "tolong jangan buat saya cemberut, del, saya mohon, saya sebisa mungkin untuk tidak cemburu tapi rasanya tidak bisa, susah" lirih kevin.

"H-haus" lirih adel. Kevin mengangguk ia memakai celana pendeknya tanpa baju.

Kevin turun kelantai bawah mengambil air minum "mamah, papah, lagi ngapain disini?" Tanya kevin melihat mamah dan papahnya sedang di dapur.

Hardi menoleh "papah meeting, kebetulan lewat sini, yaudah sekalian mampir aja" ucapnya. "Kamu sendiri kenapa enggak ke kampus?" Heran hardi.

Kevin menyandarkan tubuhnya di tembok dapur, ia mulai menceritakan kejadian beberapa hari ini, sampai kejadian tadi pagi. "Kevin enggak tau harus kaya gimana lagi, kevin bingung, susah memisahkan mereka berdua, ketimbang memisahkan tubuh manusia" lirihnya.

Vina melotot ia memukul lengan anaknya menggunakan spatula yang ia pegang "kalau ngomong enggak di filter dulu, jangan gitu" tegur vina.

"Kenyataan, mau gimana lagi coba" sahut kevin. "Mamah lagi bikin apa? Sibuk banget kayanya" tanya kevin.

"Bikin kue, iseng aja hehe, dapat resep baru dari teman" jawab vina.

Kevin manggut-manggut, ia melihat mamahnya yang sudah mulai mengaduk adonan kue "pasti enak nih, nanti kevin cobain deh, pasti adel--astaga adel" kaget kevin baru ingat tujuan ia kedapur untuk mengambil air minum.

"Kenapa?" Tanya hardi.

"Pah, mah" sapa adel menghampiri mereka jalanya seperti siput "kalian lagi ngapain disini?" Tanya adel.

Kevin, Hardi, vina, menatap kaget adel, kevin langsung mengambilkan air minum "minum dulu, maaf tadi lama diajak ngobrol mamah sih" ucapnya.

Adel yang haus ia langsung minum sampai habis "lama banget, sampai aku turun" kesalnya.

Vina dan hardi senyum-senyum sendiri, melihat leher adel yang merah-merah. "Pah, kayanya kita bakal jadi opah sama omah deh" bisik vina pada suaminya.

Hardi mengangguk "iyah mah, enggak sabar gendong cucu" bisik hardi.

Adel mengerutkan dahinya menatap kedua mertuanya dengan tatapan heran. "Mah, pah, kalian kenapa?" Tanya adel tidak paham.

Mereka langsung menggeleng "enggak, kamu pasti capek, mendingan kamu lanjut tidur aja, sana" suruh vina.

"Yuk kita ke kamar, pasti kamu capek" ajak kevin pada istrinya.

***

satu hati 2 pria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang