74. saling sindir

111 6 2
                                    

Sekarang ini adel sedang asyik mengobrol dengan sahabatnya, yang iseng main ke rumah mamah papahnya, tentu saja adel senang ia jadi ada teman untuk bercerita. Sama halnya dengan Kevin, ia asyik mengobrol dengan abang iparnya.

Sedangkan Mega, rudi, rio, dan dylan mereka membentuk lingkaran agar lebih asyik mengobrol, adel selalu memalingkan wajahnya jika tatapan dylan dan dirinya tidak sengaja bertemu.

"Gue paling males sama cowok yang sok sibuk, sampai cuekin pacarnya" ucap adel menyindir dylan.

Mega mengangguk. "Pas skenario dia dia bilang 'ngertiin aku lagi sibuk' sumpah gue kesal banget" sambung mega.

Sedangkan rio dan Rudi hanya menyimak mereka berdua, mereka tidak tahu apa yang dua perempuan itu ceritakan. Sedangkan dylan ia paham maksud ucapan adel barusan.

"Sibuk juga demi masa depan, harusnya enggak sampai marah-marah gitu" ucap dylan ikut menyahut.

Mega, rio, rudi, termaksud adel langsung menatap dylan yang ikut menyahut. Adel yang tau maksud ucapan dylan ia terkekeh hambar.
"Kalau ceweknya jatuh cinta sama pria lain gimana?, Emangnya si cowok itu mau?, Bilangnya sayang, cinta, enggak mau kehilangan eh....cowoknya cuek" sindir adel.

Dylan membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman. "Itu tergantung ceweknya, kalau dia cinta sama si cowoknya pasti dia enggak bakal buka hati buat cowok lain. Tapi kalau ceweknya friendly itu sih wajar"

"Cewek terganteng cowoknya"

"Cowok juga tergantung ceweknya. Coba kamu bayangkan cewek sibuk terus sama suaminya, sedangkan si cowok nungguin kabar si pacarnya, gimana rasanya?, Enggak enak"

Rio, rudi, dan mega saling bertukar pandangan, mega menggaruk kepalanya ia tidak paham maksud kedua sahabatnya, mega juga heran kenapa pembicaraan mereka diluar skenario drama Korea.

"Kalian ngomongin apa sih?, Kita enggak paham" tanya mega, diangguki kedua sahabatnya.

"Enggak!" Jawab adel dan dylan berbarengan.

Kevin datang sambil membawa anaknya, ia ikut duduk di samping adel, menatap adel yang kesal. "Kenapa?, Tadi aja ketawa-ketawa sekarang manyun gitu?" Tanya kevin.

"Cowoknya nyebelin" jawab adel asal. Melirik sinis dylan.

Dylan mengambil alih david dari gendongan abangnya, Mencium david yang anteng. "Cowok emang selalu salah, ya, dav" ucap dylan mengajak bicara keponakannya.

"Emang dasarnya salah" sahut adel.

Dylan mengangguk pasrah, ia mengajak bermain keponakannya, mencium david gemas. Sebelumnya ia tidak suka anak kecil, bahkan ia benci anak kecil, karena suka menangis, tapi, semenjak ada David ia kadi suka anak kecil.

***

Adel merebahkan tubuhnya di kasur, ia melirik suaminya yang sedang memainkan ponsel. "Kak kevin" panggil adel.

"Hm?" Gumam kevin.

Adel merebut paksa ponsel kevin, menatap kevin kesal. "Aku sama temen-temen mau jalan-jalan ke bali, aku boleh ikut, kan?" Tanya adel.

Kevin menggeleng. "Enggak!. Saya enggak izinkan kamu pergi sama teman-teman kamu" tolak Kevin.

Adel menatap lekat kevin. "Bodoamat, aku tetap ikut kamu urus dulu david, aku kangen jalan-jalan sama tem----"

"Kamu sudah dewasa, kamu sudah punya anak, harusnya kamu mikirin tentang david bukan mikirin tentang kamu sendiri, saya enggak keberatan buat urus david, tapi David masih kecil dia masih perlu perhatian kamu"

"Tapi aku mau ikut, aku udah lama enggak jalan-jalan, aku beneran jalan-jalan sama teman-teman ko, bukan sama dylan doang, aku sama adik kamu udah putus lama" jelas adel.

Kevin cukup terkejut, ia memegang pundak adel. "Kalau kamu kekeuh mau ikut, aku sama David juga ikut, kita liburan sama-sama"

"Egois!. Tadinya aja aku enggak usah izin sama kamu" kesal adel menepis tangan kevin.

Kevin menatap lekat adel, ia mengelus rambut adel. "Saya khawatir takut kamu kenapa-kenapa, saya mohon ngertiin saya"

"KAKAK PENGEN DI NGERTIIN TAPI KAKAK ENGGAK MAU NGERTIIN AKU"

kevin menarik nafasnya panjang. "Kita jalan-jalan sama-sama aja, kita keliling Jakarta sama david juga" bujuk kevin.

Adel merebahkan tubuhnya ia menarik selimut sampai kepala. "Enggak mau!, Aku mau jalan-jalan ke bali, aku ma---"

"Oke. Tapi---"

Dringgg....dringg..

Ucapan kevin terpotong saat ponsel adel berdering. "Teman-teman kamu telpon" ucap kevin menyerahkan ponsel adel.

Adel merebut ponselnya, menatap sinis kevin. "Hallo, apaan telpon gue malam-malam gini, ganggu aja gue lagi ke---"

°^°

"APA! KO DIGANTI SIH"

°^°^

"Yaudah kita bicarakan besok" Adel Langsung menutup telpon ia menatap kevin sinis.

"Kenapa?, Ko makin cemberut sih?" Tanya kevin lembut.

Adel menjengut rambut kevin kesal. "Gara-gara kakak aku enggak jadi jalan-jalan ke bali" teriak adel kesal.

Kevin meringis ia berusaha melepaskan tangan adel yang menjengut rambutnya. "Sayang kenapa kamu marah sama aku?, Ahk, sakit lepasin" ucap kevin.

Adel melepaskan janggutnya ia menatap wajah kevin kesal. "Ah, nyebelin, enggak pengertian banget jadi suami jadi pengen tambah suami" ucapnya asal.

Kevin melotot ia menatap datar adel. "enak aja kalau ngomong, dikira nambah anak apa, nambah anak aja prosesnya lama"

Adel mengigit lengan kevin membuat sang empu meringis. "Arghhhh, tidur diluar sana" usir adel kesal.

***

satu hati 2 pria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang