Adel menghampiri teman-temannya yang berada di rumah Mega sedang mengerjakan tugas, walaupun mereka beda jurusan tapi mereka saling membantu kalau mereka paham.
"Hello bestie" sapa adel girang.
Dylan, rio, Rudi, dan mega menoleh kaget mendapati seorang wanita cantik dan mungil tersenyum lebar kearahnya. "A-adel" kaget mereka.
Adel mengangguk ia menatap teman-temannya, seolah tau tatapan mereka adel tersenyum manis "si berondong lagi keluar kota jadi aku bebas" beritahu adel.
"Yakin?" Tanya mega khawatir.
Adel mengangguk, menatap dylan cemberut ia menghampiri dylan ia langsung menyenderkan kepalanya dipundak Dylan "kangen kamu, udah lama enggak ketemu" lirih adel.
"Aku juga" ucap dylan mengelus rambut adel.
"Buset! Jangan mesra-mesraan di sini juga" semprot rudi.
Dylan mengangguk "gue ke ruangan sama adel ke sana dulu" ucap dylan menunjuk ruang tengah kedua, yang hanya terbatas dingin. Mega mengangguk.
Dylan langsung mendudukkan adel di pangkuannya menatap adel lekat, wajah yang tidak ia lihat beberapa Minggu ini membuat dirinya tersiksa.
"Apa kabar?" Tanya dylan lirih.Adel menyandarkan kepalanya di dada bidang tegas dylan "baik, cuman hati aku yang enggak baik-baik aja" lirih adel.
"Kenapa?" Tanya dylan khawatir.
"Rindu terus sama kamu' sahut adel lirih, dylan terkekeh geli ia mengelus pipi adel.
Dylan menatap wajah adel ia mencium bibir adel lama "aku juga rindu banget sama kamu, I love you adel Chyntia Sari" ucap dylan tulus.
Adel mencium singkat bibir dylan "i love you to dylan" sahut adel. Mereka kembali berciuman mesra menikmati setiap detik yang akhir-akhir ini tidak membuat mereka frustasi.
Adel melepaskan ciumannya ia menatap rahang tegas dylan "boleh ya" izin adel menatap dylan memohon.
Dylan menatap heran adel, mengangguk kecil "boleh. Boleh banget!" Sahut dylan gemas, masabodo akan diledek teman-teman kelasnya yang penting membuat adel bahagia, itu kunci utamanya.
Adel tersenyum lebar ia langsung mencium rahang tegas dylan membuat dylan mengerang kecil. Anggap daja mereka gila!.
"Bagus" puji adel menatap karyanya di leher kekasihnya.
Dylan mengambil ponselnya ia membuka aplikasi kaca menatap dirinya disana, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman "cantik, seperti orang yang buatnya" puji dylan mencium singkat pipi adel.
Adel tersenyum malu ia memukul-mukul pelan dada dylan "mau lagi, tapi disini" pinta adel menunjuk dada bidang tegas dylan.
"Dimana pun, aku izinkan" jawab dylan. Gila!.
Mendapat izin adel langsung melakukan keinginannya, sampai meninggalkan beberapa bekas merah disana. Tanpa sadar tangan dylan sudah mulai nakal ia masuk kedalam baju del, mengelus dada adel lembut membuat dua pasangan kekasih hanyut dalam kegilaan mereka.
"Awshhh" ringis adel.
Dylan yang mendengar ringisan adel ia menarik tangannya "kenapa sayang?, Aku kasar ya?" Panik dylan.
Adel menggeleng "jangan, lagi sakit" cicit adel malu. Dylan yang paham ia mengangguk kecil. "d-dylan" cicit adel.
Dylan mengangkat kedua alisnya "kenapa sayang?" Tanya dylan lembut sambil mengelus pipi adel.
"K-kalau aku hamil gimana?" Cicit Adel yang masih terdengar jelas dylan.
Deg.
Dylan cukup tertengun buru-buru ia tersenyum tipis, senyum pedih, dimata adel "enggak papa dong, kamu punya suami jadi wajar, jangan khawatir tentang aku, sayang, aku bakal Nerima kamu apa adanya, aku juga bakal anggap anak kamu anak aku juga, mau bagaimanapun kita pernah melakukannya" cicit dylan diakhir kalimat.
Adel menatap lekat dylan "makasih, sayang" ucap adel sebelum mencium bibir dylan lembut. Tidak lama ia melepaskan kembali menatap dylan sendu "a-aku mau lebih, dylan" cicit adel malu.
Dylan melotot kaget ia menggeleng keras "j-jangan, enggak boleh, jangan melakukan kesalahan fatal kedua kalinya" ucap dylan gugup.
Adel mengangguk kecewa, walaupun yang di katakan dylan ada benarnya juga "maaf, aku khilaf" kekeh adel malu.
"Sama, haha" mereka tertawa bersama merutuki kebodohan mereka berdua.
***
Nyatanya Kevin pulang sore ia tidak kuat nahan rindu pada istri kecilnya itu, baru masuk kamar sudah disuguhi pemandangan yang indah dimatanya, bagaimana tidak indah. Adel tidur terlentang, hanya menggunakan kaos dalam, dan rok pendek, rambutnya yang berantakan membuatnya semakin cantik.
"Astaga! Capek jadi hilang gini' lirih Kevin. Capeknya berubah menjadi semangat. Duduk di samping adel yang masih tidur nyenyak. "Sayang bangun udah sore, mandi dulu" bisik kevin sambil mengigit pelan daun telinga adel.
Beberapa menit tidak ada respon dari adel, kevin mematikan AC kamarnya, ia tau istrinya tidak bisa tidur tanpa AC, pendingin ruangan. "Bangun, udah sore" ulang kevin.
Adel menendang bantal yang kebetulan ada di bawah kakinya "panas banget" lirih adel masih kantuk. Tanpa ba-bi-bu ia membuka kaos dalam menyisakan bra hitamnya.
Sontak kevin melotot kaget "astag! Adel jangan goda saya" rengek kevin frustasi.
Adel yang merasa ada seseorang disampingnya ia langsung menoleh kaget mendapati suaminya menatapnya "kak kevin?, Lagi ngapain disini?" Tanya adel panik mencari baju yang tadi ia lempar entah kemana.
"Hm" gumam kevin. Ia langsung menindih tubuh adel mencium bibir adel rakus "kamu goda saya jadi kamu harus tanggung jawab" ucap kevin.
"J-jangan, aku mau mandi" tolak adel.
"Kam--"
Tok..tokk.
Ucapan Kevin terpotong mendengar teriakkan yang sangat ia kenalin. "Iya sebentar mah" teriak kevin walaupun sia-sia mamahnya tidak akan mendengar.
Adel buru-buru memakai baju ia turun dari kasur menghampiri mertuanya "mah, tumben kesini sore-sore?" tanya adel. Sedangkan kevin menatap datar mamahnya yang menganggu dirinya.
"Mamah cuman mau pastiin kamu baik-baik aja, waktu itu kamu mual-mual, mamah bawain ini" menyodorkan benda persegi panjang.
Adel melotot melihat benda itu "mah, aku enggak hamil, mana mungkin aku hamil" ucap adel tenang, tapi tidak dengan hatinya yang terus berdetak kencang.
Kevin mengerutkan keningnya "sayang, dicoba aja dulu, kita sering melakukanya--"
"Diam!" sentak adel malu.
Vina terkekeh kecil "coba aja dulu, semoga hasilnya positif" paksa Vina ia menarik tangan menantunya masuk kedalam kamar mandi "mamah mohon, mamah berharap semoga kamu hamil, mamah pengen gendong cucu" lirih vina.
"Tap--"
"Mamah mohon" vina menatap menantunya. Adel menghela napas kalau seperti ini ia tidak bisa menolak.
Adel masuk kedalam kamar mandi ia berharap semoga hasilnya negatif. Seketika matanya membulat sempurna melihat dua garis merah di benda persegi panjang itu. "H-hamil" cicit adel tangannya bergerak hebat.
Tok..tok..
"Adel sayang, udah belum?" Teriak vina dari luar kamar mandi. Mengangetkan adel yang buru-buru keluar "gimana hasilnya?" Tanya vina penuh harap.
Adel menyodorkan benda persegi itu, seketika vina tersenyum lebar ia memeluk menantunya erat. Sampai mengeluarkan air mata. Saking senangnya. Begitupun kevin ia tersenyum lebar, akhirnya yang ditunggu-tunggunya datang juga.
"Makasih nak, mamah senang banget, dijaga kandungannya" ucap vina disela-sela pelukannya, adel hanya mengangguk kaku.
"Apa dylan tidak akan ninggalin aku" batin adel.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
satu hati 2 pria [TAMAT]
Подростковая литератураBagaimana rasanya jika kalian menjalin hubungan dengan seseorang yang sangat kalian cintai, tapi takdir berkata lain, Adel Chyntia Sari, biasa disebut Adel Yang masih berumur 21 tahun, Harus menikah dengan kakak dari kekasihnya sendiri. Kevin April...