101. pergi

136 4 3
                                    

Empat bulan berlalu.

Sidang perceraian sudah selesai, mereka sudah tidak memiliki hubungan suami istri, mereka benar-benar bercerai, adel tentu sedih ia tidak bisa merebut hak asuh kedua anaknya, kevin benar-benar licik dan pintar.

Adel terisak di kamar. sekarang ini ia sedang di kamar pribadinya, rumah mamah dan paparnya ia tidak menyangka ia akan bercerai dengan kevin, dan akan berpisah kembali dengan anak-anaknya.

Adel memeluk kedua foto anaknya menciumnya, mengusap. akhir dari kisah yang menyedihkan, ia tidak masalah bercerai dengan kevin, tapi ia tidak bisa jauh-jauh dari kedua anaknya yang masih kecil, apalagi aina dia masih bayi.

Cklek..

Sandi dan vina masuk kedalam kamar adel. "PUAS KAMU?, MAU BIKIN ULAH SEPERTI APA LAGI?, KAU SUDAH MEMPERMALUKAN KELUARGA KAMU SENDIRI, PAPAH DNA MAMAH KAMU SENDIRI, KAU MEMANG ANAK TIDAK BERGUNA" bentak sandi marah.

Wina menahan tangan sandi yang hendak memukul adel. "jangan kasar pah, adel juga tidak menginginkan ini semua" ucap wina.

Adel bangun dari duduknya menatap mamah dan papah nya. "Adel minta maaf, sebagai gantinya adel akan p-pergi" ucap adel.

"Pergi yang jauh, silahkan" marah sandi.

Adel mengangguk ia memasukkan pakainya kedalam koper, aktivitasnya berhenti saat ia tidak menemukan buku berwarna hijau. "Paspor aku ketinggalan di rumah kak kevin" cicit adel.

"Adel sayang kamu jangan pergi lagi, ya, papah hanya bercanda" panik wina.

Adel menggeleng, ia mencium kedua pipi wina. "Adel pergi dulu, sebelum pergi adel mau ke rumah kak kevin, mau ambil paspor dulu" pamit adel ia langsung keluar rumah buru-buru.

Adel menatap kosong depan, hari ini ia benar-benar hancur, sekuat tenaga ia menahan sesak. "Terimakasih, pak" ucap adel setelah membayar taksi.

Adel menatap rumah mewah di depannya, terlihat mobil kevin dan kedua orang tua kevin, perlahan ia melangkahkan kakinya masuk ke area rumah kevin. "Aku pasti bisa" cicit adel.

Tok..tok..

Cklek....

Pintu di buka langsung kevin, mereka sama-sama terkejut termasuk kevin. "Mau apa lagi kamu kesini?" Tanya kevin dingin.

Adel tersenyum tipis. "Tenang, aku kesini mau ambil paspor aku, kak" ucap adel.

Deg

Kevin menatap koper di samping adel.
"Apa dia mau pergi jauh lagi?" Batin kevin, entah kenapa hatinya sesak, ia tidak mau adel pergi jauh lagi, ia tidak sanggup.

Adel mengerutkan keningnya melihat tatapan kevin yang tidak biasa. "Kak, kenapa melamun?" Tanya adel melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Kevin.

Kevin menepis tangan adel kasar, sampai-sampai tangan adel terbentuk pintu mengenai ujung pintu yang tajam, adel meringis melihat darah di tangannya ia menyembunyikan tangannya di belakang punggung, supaya kevin tidak bisa melihat.

"Saya ambilkan, kamu tunggu disini" ucap kevin langsung masuk kembali kedalam.

"Mamah" teriak david berlari memeluk tubuh adel. "Mamah jangan tinggalkan david lagi, hiks, mamah kenapa meningkatkan david dan adik bayi lagi, hiks" isak david.

Adel ikut menangis ia memeluk erat tubuh david mencium seluruh wajah david. "Mamah tidak meninggalkan david, mamah cuman pergi sebentar, ada kerjaan yang harus mamah selesaikan, kamu baik-baik disini, jagain adik bayinya, jangan nakal, harus nurut sama papah dan oma opah"

David menggeleng. "Tidak. david mau bersama mamah, david mau sama mamah terus selamanya" isak adel.

Adel mengelus rambut david. "Mamah cuman sebentar, kamu harus jadi penurut, nanti mamah akan kirimkan mainan yang bagus untuk kamu dan aina, oke" bujuk adel.

"Tid---"

"David masuk, jangan keluar tanpa izin dari papah" tegur kevin menarik tangan david yang sedang memeluk adel.

"Papah jahat, papah udah usir mamah" teriak david.

"David kau masih kecil kau tidak tau apa-apa" marah Kevin.

"MAMAH MAU PERGI JAUH, PAPAH"

Vina, hardi, sela termasuk dylan keluar, mendengar suara dua anak yang saling adu mulut. "Ada apa ini, kenapa kalian ribut seperti ini" tanya vina menatap kevin dan david.

"Hiks, oma, mamah mau pergi jauh lagi, mamah mau ninggalin david sama adik bayi" isak david memeluk tubuh vina.

Vina menoleh kaget menatap adel yang hanya menatapnya. "A-adel sayang, k-kamu m-mau kemana?" tanya vina.

Adel tersenyum kecil, ia mengambil paspor dari tangan kevin. "Adel cuman pergi sebentar, enggak jauh, mah, pah, adel titip kedua anak adel, ya, adel akui kalau adel ibu yang jahat, tapi adel sangat menyayangi mereka berdua" ucap adel.

"Kalau kamu sayang kenapa kamu ninggalin dia?" Tanya dylan. Hatinya bergetar hebat ia takut adel meninggalkannya kembali.

Adel menatap dylan. "Untuk aku aku tinggal disini lagi?, aku sudah kehilangan harta paling berharga aku" lirih adel melirik david.

"Kita bicarakan sama-sama, ya" bujuk hardi.

Adel menggeleng. "Mah, pah, adel sayang banget sama kalian, adel udah anggap kalian sebagai mamah papah kandung adel sendiri, adel berterimakasih banyak pada kalian udah menyayangi adel seperti anak kandung kalian sendiri" ungkap adel.

Kevin hanya diam ia terus menatap wajah adel, nafasnya tidak terkontrol, kenapa ia bisa bertindak gegabah seperti ini, rasanya terlalu cepat.

"Aku ikut" pinta Dylan.

Adel dan semua orang menoleh menatap dylan. "Aku mau ikut kemanapun kamu pergi, ke ujung dunia pun aku sanggup" tambah Dylan.

Adel menggeleng. "Jangan, aku enggak mau kamu ikut, kamu bantu jaga keponakan kamu" ucap adel.

"Tap---"

"Aku akan kembali" potong adel.

"Adel s---"

"Aku pamit dulu, jam penerbangan aku sebentar lagi" pamit adel ia langsung membalikkan tubuhnya pergi meninggalkan semua orang.

"MAMAH JANGAN TINGGALKAN DAVID" teriak david berlari menyusul adel. Ia memeluk kaki adel erat. "Hiks, mamah, david ikut" isak david.

Adel menyekat air matanya yang menetes. "Sayang, mamah cuman pergi sebentar" ucap adel.

Kevin menghampiri mereka berdua, menarik david. "Biarkan dia pergi, kami tidak memiliki hubungan apapun lagi" ucap kevin. tapi tidak dengan hatinya yang bergejolak.

Adel yang mendengar itu terkekeh kecil. "Aku pamit dulu, jaga diri baik-baik, semoga kamu mendapatkan istri yang jauh lebih baik" ucap adel.

"Pasti" sahut kevin tanpa menatap adel. "Aku merasakan kehancuran kedua kali" lanjut kevin dalam hati.

Adel langsung masuk taksi yang tadi ia pesan, meninggalkan banyak kenangan yang menyakitkan. Kevin menatap kepergian adel air matanya menetes ia terduduk lemas di depan rumahnya, hatinya hancur ia sendiri yang menghancurkannya.

"ADEL" teriak kevin.

***

satu hati 2 pria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang