29. kebenarannya

219 3 0
                                    

Adel duduk di sofa ruang tengah ditemani sang suami yang mengelus rambutnya, adel sudah memikirkan keputusannya sejak lama, sejak kejadian dirinya putus dengan Dylan.
Ia akan pindah kuliah lagi, supaya ia bisa sepenuhnya melupakan dylan.

"Yakin mau pindah lagi?" Tanya kevin, sambil mengelus kepala adel.

Adel mengangguk "iya, aku mau pindah lagi, kalau bisa kita pindah ke luar negeri aja, yuk" ajaknya serius.

Kevin melotot kaget "kamu serius?, Pengen pindah keluar negeri?" Tanya Kevin tidak percaya "jangan bercanda soal ini" lanjutnya.

Adel mengangguk ragu "i-iya s-serius, aku mau keluar negeri" ucapnya.

"Oke, aku urus semuanya" bahagia kevin, kapan lagi adel mau jauh-jauh dari dylan.

Adel mengangguk "aku berangkat dulu ya" pamitnya, adel langsung pergi. Meninggalkan kevin yang keheranan.

***

Adel berjalan dengan tatapan kosong, pasti dirinya bisa tanpa dylan, harus.
"Aku enggak nyangka kalau kita bakal seperti ini, jadi orang asing" kekehnya hambar.

"Adel" teriak rio dan rudi.

Adel memberhentikan langkahnya.
"Iya?, Kenapa?" Tanya adel tersenyum tipis menatap dua sahabatnya.

"Gue mau bicara sama, lo, tentang dylan" ucap rio cepat.

Adel berjalan pelan, diikuti rudi dan rio. "Mau ngomong apa lagi, rio, rudi, aku sama dylan sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi, kita sudah berakhir" lirihnya.

"Del, dengerin penjelasan dylan dulu, dia mau jelasin semuanya sama lo" ucap rudi kesal.

Del berhenti ia menatap dua sahabatnya. "Jelasin apa lagi?, Dylan udah selingkuh, dia udah punya pacar, dia enggak mau punya pacar kaya gue, yang kasar" ucapnya sedikit kesal. "Gue enggak mau berhubungan lagi sama dia, gue mau move-on dari dia, tolong jangan sebut nama dia lagi, semakin kalian sebut nama dia, semakin gue susah move-on dari dia" ucapnya panjang lebar.

"Ikut gue" rio menarik tangan adel masuk kedalam gudang "dengerin gue dulu, del, lo sama dylan udah lama pacaran, dan lo juga sering berantem sama dylan, tapi enggak sampai seperti ini" ucapnya.

Adel tersenyum tipis "gue enggak mau ganggu dylan lagi" ucapnya tegas.

Rudi memaksa adel duduk di kursi "LO SADAR ENGGAK SIH DEL, KALAU LO ITU EGOIS BANGET, DYLAN LAKUIN INI SEMUA DEMI LO" bentak rudi kesal.

"Rud, tenang dulu" tahan rio.

Adel diam ia terkekeh hambar "lakuin buat gue?, Dengan cara dia selingkuh dari gue?, Bahkan satu kelas sama dia, dan lo, berdua, atau jangan-jangan lo berdua tau perselingkuhan dylan sama perempuan itu, iyakan?" Curiga adel menatap rio dan rudi.

"Dia bukan pacar dylan, dia teman dylan waktu sd" ucap rio tenang.

"Benar apa yang dikatakan mereka berdua, gue sama cewek itu enggak ada hubungan apa-apa" ucap dylan masuk gudang diikuti mega dari belakang.

Adel terkejut melihat dylan "m-mau apa lo?" Panik adel ia enggan menatap dylan. "G-gue mau masuk kelas dulu" baru satu langkah tangannya sudah ditahan dylan.

"Aku jelaskan sem--"

"JELASKAN APA LAGI?, GUE UDAH TAU PERSELINGKUHAN LO SAMA PEREMPUAN ITU, JADI STOP GANGGU GUE LAGI, DYLAN!" bentak adel, tidak kuasa menahan air mata, ia menangis menatap lekat wajah dylan, wajah yang selama beberapa Minggu ini tidak ia tatap sedekat ini. "Stop! Jangan muncul didepan aku lagi, semakin kamu mendekat semakin aku susah lupain kamu, dylan, hiks" isaknya memukul dada bidang dylan.

satu hati 2 pria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang