58. putus

167 4 0
                                    

Adel tidur pulas di kasur sedangkan Kevin ia sibuk dengan laptopnya, sesekali ia mengelus rambut adel supaya tidurnya pulas, dua hari ini adel benar-benar rewel, dan tentunya kevin harus ekstra sabar menghadapi sikap adel.

Ditambah lagi adel sering meminta hal yang aneh-aneh, membuat kevin kesal, tapi ia tidak ditunjukkan kekesalannya di depan adel, talut Adel takut dan berakhir meninggalkannya lagi, ia tidak mau kehilangan adel lagi.

Selama dua hari ini juga kevin tidak masuk kerja, begitupun adel ia titip absen ke mega. Kevin menutup laptopnya ia menaruh di meja kecil sampingnya, menatap wajah teduh adel. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman yang sangat manis, siapapun yang melihat senyuman kevin sudah dipastikan akan kejang-kejang, tidak kuat melihat senyum kevin.

Kevin turun dari kasur ia berjalan pelang keluar kamar, takut adel bangun. Kevin masuk dapur membuat susu ibu hamil dan mengambil buah-buahan untuk adel makan nanti, jika sudah bangun.

Setelah selesai ia masuk kamar kembali menaruhnya di meja kecil, kembali menatap wajah adel, yang akhir-akhir ini sering tidur, dan gampang tidur dimana pun berada.

Tangan adel meraba-raba mencari guling, kevin yang paham ia mengambil guling yang terpental jauh entah mungkin adel yang menendangnya. Dan benar saja adel memeluk guling wajahnya ia sembunyikan di gulung empuk. kevin yang melihat itu tidak ikhlas ia menarik pelan guling itu sampai membuat sang empu mengerang keras mencari guling itu. Buru-buru Kevin merebahkan tubuhnya di samping adel yang langsung adel peluk.

Wajah adel sangat dekat dengan wajahnya, hidung mereka saling bersentuhan, bahkan kevin bisa merasakan nafas hangat yang keluar dari hidung adel. Tidak kuat lagi Kevin mencium bibir adel pelan takut sang empu marah.

"Awhh" ringis kevin kaget saat adel mengigit bibirnya sampai mengeluarkan darah segar. "Lagi tidur aja masih jahil" cicit kevin mengusap darahnya.

Adel yang merasakan ada seseorang ia membuka matanya perlahan. "Kak, lagi ngapain?" Tanya adel masih belum sepenuhnya sadar.

Kevin yang memang sedang membuka kancing baju kemeja adel sontak langsung menatap adel kaget "e-enggak" gugup Kevin.

Adel tidak mempersalahkan itu ia menatap kevin "kenapa aku sering ngantuk gini sih?" Tanya adel entah sama siapa. "Badan aku juga gatal-gatal" rengek adel menggaruk tangannya.

Kevin menepis tangan adel "jangan digaruk nanti lecet terus perih" ucap kevin.

Adel merengek ia merengek tanpa ba-bi-bu adel membuka bajunya menyisakan kaos dalam putih transparan, kevin melotot ia memalingkan wajahnya enggan menatap adel yang membuat gairahnya bertambah besar, astaga!.

"Sayang jangan di buka" rengek kevin.

Adel mengerutkan keningnya "apa sih, orang aku lagi gatal, lihat tuh pada merah-merah, arghh gatal" teriak adel menggaruk tangannya.

Kevin sontak menatap adel dengan wajah khawatirnya "aish, kamu ini makan apa tadi sorenya?" Tanya kevin mengelus lengan adel.

"Enggak makan apa-apa, ini pasti bawaan bayi sialan ini!" Marah adel memukul perutnya bruntal. Kevin menahan tangan adel mencengkram pelan menatap tajam adel.

"Jangan pukul perut kamu, adel Chyntia Sari" ucap kevin dingin menahan marah yang akan meledak.

Adel menepis tangan kevin "terus ini gimana aku enggak mau gatal kaya gini, kak" teriak adel sambil menangis.

Kevin mengangkat tubuh adel ia gendong ala koala "jangan digaruk adel" kesal kevin "kita ke rumah sakit aja" ajak kevin.

Adel menggeleng keras "enggak mau, aku mau disini aja, oleskan bedak aja nanti juga enggak" ucapnya.

Kevin langsung menaburkan beda keseluruhan tubuh adel, tidak sengaja tangannya mengelus dada adel yang membuat gairahnya semakin menjadi-jadi. "Sial!" Umpat kevin.

Adel mengerutkan keningnya "kamu kenapa, kak?" Tanya adel menatap polos kevin.

Kevin menggeleng menatap adel dengan wajah memohon-nya "aku menginginkan kamu, adel" lirih kevin tidak kuat lagi.

Adel mengerutkan keningnya bingung, Belum selesai kebingungannya dibuat panik saat kevin menarik celananya "kak, jangan, mau ngapain sih" panik adel.

Kevin menatap adel "sebentar aja, aku janji cuman 10 menit doang, nanti aku udahan" ucap kevin langsung melakukan yang ia tahan sedari tadi.

"Kak stop! Aku--"

"Sebentar aja sayang" lirih kevin.

Adel mengalungkan tangannya dileher kevin, ia mulai terbuai permainan suaminya. Sadar dengan kegilaannya adel menahan kevin yang hendak mencium bibirnya "udah, badan aku gatel" rengek adel.

Kevin mengangguk setidaknya ia tidak tersiksa tadi. "Daripada gini mendingan kita ke dokter aja yuk" ajak kevin tidak tega.

Adel menggeleng "enggak mau, aku mau gendong lagi aja" pinta adel merentangkan kedua tangannya yang langsung kevin sambut dengan senang hati. "Makasih" ucap adel tulus.

***

Adel berjalan lesu ke kelas yang langsung disuguhi pemandangan yang membuat dirinya tambah lemas.
"Apa?" Tanya adel, sebelum kiki bertanya.

Kiki terkekeh geli "morning sayang" sapa kiki walaupun sudah terlambat.

"Hm" gumam adel menyenggol lengan kiki ia Langsung duduk di kursinya.

Kiki duduk menghadap adel menatap adel yang kesal "mau donat?" Tanya kiki dengan senyuman manisnya.

Seketika adel mendongak ia mengangguk cepat "mau-mau" jawab adel cepat.

Kevin membuka tasnya ia menyodorkan Kotak bekal yang dalamnya berisi donat "bibi bawain aku bekal donat, sedikit kesal karena bibi selalu bawain aku bekal, udah kaya anak sd aja" curhat kiki.

Adel langsung melahap donat coklat, super enak, coklat yang meleleh "enak banget kak, rasanya seperti donat" ucap adel ngawur.

Kiki mengusap dagu adel yang belepotan coklat "seperti anak kecil makan donat berantakan" ledek kiki.

Sepasang mata tajam menatap mereka dengan tatapan membunuh "WOI, SIALAN!" maran dylan menarik baju kiki "LO NGAPAIN SAMA PACAR GUE" marah dylan.

Kiki menatap wajah dylan santai, sudut bibirnya terangkat membentuk senyum miring "kenapa? Cemburu?, Adel udah balik sama gue" ucap kiki.

BUGH

Dylan memukul kiki brutal sampai wajah kiki memar, kiki sengaja tidak menghindar atau membalas pikulan dylan, ia ingin tau Adel peduli atau tidak.

"JANGAN BERANI-BERANINYA SENTUH ADEL, KALAU LO ENGGAK MAU MATI" bentak dylan terus memukul wajah kiki yang sudah lemas tak berdaya.

"DYLAN STOP! KAK KIKI BISA MATI" teriak adel frustasi melihat wajah dan nafas kiki yang ngos-ngosan.

"ENGGAK, AKU ENGGAK BAKAL BERHENTI SEBELUM DIA JANJI UNTUK TIDAK DEKAT-DEKAT KAMU"

"ARGHHH" teriak Kiki saat tangannya di injak dylan keras.

"Dylan stop! Dia bisa mati" teriak adel berusaha menarik tangan dylan yang masih enggan ditempat.

Rio, rudi, dan mega membantu adel, sayangnya kekuatan Dylan lebih besar daripada mereka. "Stop dylan! Kalau enggak kita.."

"Kita apa?" Bentak dylan semakin menginjak tangan dan perut kiki, sampai-sampai kiki mengeluarkan darah di mulutnya.

Adel menyekat air matanya ia menatap kiki yang lemas "kita..........kita purus" cicit adel.

Deg

Tubuh dylan membeku ia menggeleng keras "p-putus?" Lirih dylan.

Adel mengangguk kecil menahan sesak di dadanya, ia membantu kiki bangun memapah membawanya ke UKS.

Sudut bibir kiki terangkat membentuk senyum miring "kenapa enggak dari dulu aja" batin kiki.

***

satu hati 2 pria [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang