Adel, kevin, dan david sedang berkunjung ke rumah hardi dan vina, david bermain dengan sela sedangkan kevin, adel, hardi, vian dan dylan mengobrol di ruang keluarga tempat mereka berkumpul.
Adel mati-matian untuk tidak menatap dylan, ia berusaha untuk tidak melihat wajah dylan, nyatanya tidak mudah untuk dilakukan, sebisa mungkin ia tidak menatap lekat wajah yang dulu ia sering pandangi dan ia elus lembut.
Kevin menyenderkan kepalanya di pundak adel, tangannya melingkar sempurna di perut adel, mengelus perut rata adel lembut. "Mau pulang atau nginep?" Tanya Kevin.
"Pulang aja, besok David sekolah" jawab adel.
"Nginep aja, pagi-pagi kalian pulang" saran Vina ia masih merindukan cucunya.
Adel mengangguk pasrah, kalau mamah mertuanya yang sudah minta pasti ia turuti. mendorong pelan kepala kevin yang menyender di kepalanya. "Aku mau keluar sebentar, boleh?" Tanya adel menatap kevin.
Kevin menggeleng cepat. "Enggak! Kamu pasti mau ninggalin aku lagi" tolak kevin ia menggenggam tangan adel erat.
Adel menggeleng. "Aku mau main ke rumah mega kak, bukan mau kabur jangan berpikiran kaya gitu" ucap adel malas.
"Kalau gitu aku temenin kamu" ajak kevin. Ia tidak mau adel kabur lagi rasanya isi pikirannya tentang adel yang akan pergi meninggalkannya.
Adel menghela nafas berat. "Enggak jadi, aku mau istirahat aja, mah, aku titip david dulu" ucap adel ia beranjak dari tempat duduknya naik kelantai atas.
Kevin yang melihat istrinya marah ia langsung menyusul adel kamar, ia melihat istrinya sedang duduk di sofa sambil memainkan handphone. "Sayang, jangan mar---"
"Enggak!, siapa juga yang marah" sentak dira.
Kevin merangkul pundak dira. "Nanti cepat tua kalau marah-marah terus, emangnya kamu mau cepat tua?" Goda kevin.
Adel menatap sinis Kevin. "Bodoamat, aku capek, aku pengen tidur" kesal adel mendorong tubuh kevin menjauh darinya.
Kevin menarik adel terduduk di pangkuannya, menatap adel yang menatapnya kaget. "Iya aku minta maaf, aku cuman takut kamu kabur dari aku, sayang, aku---"
"Kak, aku enggak bakal kabur, aku cuman mau main doang, mumpung david lagi disini ada yang jagain, aku jadi leluasa maunya" potong adel.
Kevin menghela nafas ia mengangguk pasrah. "Yaudah kamu boleh main, tapi janji kamu enggak bakal kabur ninggalin aku lagi?"
Adel mengangguk cepat. "Aku janji, kalau gitu aku berangkat dulu, jagain david" setelah mengatakan itu ia langsung keluar kamar.
***
Adel dan mega sedang duduk santai di balkon apartemen mega, menatap lurus depan mereka sama-sama diam menikmati hembusan angin sore ini.
sedangkan rudi, rio, termasuk dylan asyik main game. Ya, fylan lebih dulu ke sini setelah adel pergi ke kamar.Adel juga heran kenapa dyaln begitu cepat sampai di sini, ia jadi gerogi, dan merasa canggung berdekatan dengannya. maklum lima tahun lamanya ia tidak bertemu dan komunikasi.
"Lo udah move-on, del?" Tanya mega tanpa menoleh menatap adel.
Adel menoleh ia terkekeh kecil, kekehan yang sangat mega paham. "Haha, kalau boleh jujur gue belum sepenuhnya lupa sama dia, bahkan selama 5 tahun lamanya gue ninggalin semuanya, termasuk, dylan, gue masih terbayang-bayang dia, hanya saja sekarang-sekarang ini gue lagi maksain buat lupain dylan, gue mau berusaha cinta sama kak kevin, kakaknya sendiri, gue udah banyak nyakitin disekitar gue, nyakitin keluarga dan orang yang gue cinta hanya karena satu cowok, gue enggak bisa gini terus kak kevin baik banget buat gue yang jahat, dia sabar, perhatian, paket lengkap tapi...gue belum bisa cinta sama dia" lirih adel.
"Gue tau betul perjuangan dua orang yang mencintai lo sekaligus, dylan dan kevin yang berusaha hidup tanpa lo, yang tiap Minggu bolak-balik piskolog, kalau ingat lo mereka berontak hanpir bunuh diri tiap harinya, dan masih banyak lagi, gue lebih kasihan sama kak kevin, dia menikah dengan pacar adiknya sendiri, yang saat ini masih mencintai adiknya" ucap mega prihatin.
Adel mengangguk lemah. "Justru itu, gue bertekad buat hati gue cinta sama kak kevin, keluarga gue sampai marah dan kecewa, bahkan papah gue udha enggak anggap gue anak lagi, ya, karena itu, karena gue masih cinta sama adiknya suami gue sendiri, seandainya gue bisa ngendaliin perasaan gue mungkin dari dulu gue udah cinta sama kak kevin."
"Gue pernah baca novel, orang yang tidak suka kalau di persatukan hidup bersama mereka akan saling cinta, ko lo enggak gitu sih?" Heran mega.
Adel duduk di kursi balkon. "Gue juga enggak tau, memang ada sedikit kenyamanan di hati gue saat bersama kak kevin, tapi hanya sekedar nyaman bukan cinta, dari SMA sampai lulus kuliah gue berhubungan sama dylan, itu enggak muda, sangat berat banyak tantangan yang harus gue lewatin bersama dylan, suka duka, dan masih banyak lagi"
Mega mengangguk kecil. "Seandainya lo disuruh milih, lo kehilangan dylan selamanya, atau kak kevin?"
Adel menatap mega kaget. "Kehilangan apa?, Meninggal gitu?" Tanya adel tak suka.
Mega mengangguk pelan. "Ini hanya pertanyaan yang tidak mungkin terjadi, del, jawab aja" pemasaran mega.
Adel mengangguk pelan walaupun sedikit kesan. "Kalau gue tau permintaan itu, gue enggak bakal milih siapa-siapa, kalaupun gue dipaksa milih antara mereka berdua gue lebih memilih mati sendiri, gue bakal bunuh gue diri sendiri di depan orang yang memberikan pilihan itu, supaya mereka tau kalau gue enggak mau kehilangan mereka berdua, termasuk dylan, walaupun gue enggak cinta sama kak kevin, tapi dia ayah dari anak gue, mana tega gue kaya gitu"
Mega kagum dengan jawaban adel, ia kira ia akan memilih dylan, ternyata tidak. "Kalau disuruh milih lo lebih milih senja, atau hujan?"
Adel menggeleng heran kenapa mega banyak bertanya hal yang tidak masuk akal, tapi lebih bagus sih. "Senja, lah" jawab adel sambil meminum jus buah.
"Kenapa?, hujan lebat enak apalagi suara dan bau tanah, enak buat di nikmati" heran mega.
"Senja setiap harinya muncul, sedangkan hujan entah kapan turun, atau seminggu sekali, ataupun tidak sama sekali" jelas adel.
"Heheh, lo banyak berubah, del, yang dulunya lo jawab tanpa pikir panjang yang selalu egois, sekarang lo berubah sumpah gue kagum banget sama lo, pertahankan sikap lo yang kaya gini, lo cocok walaupun sedikit aneh karena gue belum terbiasa lihat sikap lo yang dewasa ini, ah, jadi bangga sama lo, del" kagum mega, ia memeluk adel membuat adel ikut terharu.
Tanpa disadari mereka, ada seorang yang mendengar dan melihat mereka mengobrol manis. "Gue harus bahagia atau sedih?" Tanyanya pada diri sendiri.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/342264170-288-k606034.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
satu hati 2 pria [TAMAT]
Novela JuvenilBagaimana rasanya jika kalian menjalin hubungan dengan seseorang yang sangat kalian cintai, tapi takdir berkata lain, Adel Chyntia Sari, biasa disebut Adel Yang masih berumur 21 tahun, Harus menikah dengan kakak dari kekasihnya sendiri. Kevin April...