24. Mini Margarita Cheesecakes

500 67 20
                                    

.

.

.



Lalisa Manoban




"Terbangun bersamanya memang hal terbaik yang baru kurasakan. Aku tidak menyangka rasanya akan seindah ini. Tidak pernah kukira, dalam keadaan seperti ini aku bisa menemukan cinta. Memang tidak seperti terlalu normal, tapi aku sangat beruntung memilikinya."



Lisa memandang lekat sepasang bulu mata lentik Rosie yang masih terpejam. Tidak berani menyentuhnya, takut pemiliknya terusik. Nyatanya hal yang direncanakannya semalam tidak berhasil diwujudkan.

Apalagi kalau bukan memulai hobi lamanya yang pernah terkubur. Yaitu menonton film. Tapi, sepertinya Lisa sudah menemukan hobinya yang baru.

Tak lama, tanpa harus Lisa ganggu, si gadis pirang itu terbangun. Menguap lebar sambil meregangkan otot-ototnya. Tanpa menyadari sepasang mata dengan senyuman lucu memperhatikannya dari tadi.

"Oh Li, astaga. K-kamu sudah bangun?"

Rosie terkejut tatkala membuka mata, dan sadar bahwa pose terjelek di kehidupannya terekam jelas oleh Lisa. Yang tentu saja sudah seratus persen melek.

"It's okay, kamu tetap terlihat cantik." rayu Lisa dengan jemari lentik yang kini bisa menyentuh pipi merona Rosie. "Tidak perlu malu. Aku kan sudah melihat semuanya, tiga kali."

Semakin Lisa mengoceh, semakin Rosie dibuat malu. Dan itulah hobi baru Lisa. Menggoda Rosie sampai gadis cantik itu malu-malu kucing dan tidak bisa berkata-kata.

"Hei, tidak boleh membalasku begitu."

"Tidak membalas, hanya menambahkan." Lisa membela diri. Masih sambil memandangi Rosie yang masih berusaha menutupi bagian tubuhnya yang terbuka.

"Kamu mau buka cafenya hari ini tidak?" tanya Rosie mengalihkan pembicaraan.

"Iya, sudah siap semuanya kok di bawah. Daniel sudah membereskan kebutuhan dapur untukku."

"Baguslah, jadi aku bisa sarapan disini sebelum pergi kerja."

Rosie mulai menelusup masuk ke pelukan Lisa. Lisa yang masih polos, pun menyambutnya dengan baik. Ia mengelus rambut keemasan Rosie dan menghirup wangi sampo yang khas.

Sesaat membiarkan posisinya seperti itu. Terasa nyaman, sampai jemari Lisa mulai bergerak menari di punggung Rosie.

"Geli ah."

Lisa terkekeh pelan.


"You know what Rosie, suaramu saat mendesah-"

"Shut up." Rosie tak membiarkan Lisa menyelesaikan kalimatnya. Ciuman membungkam apa yang sebenarnya Rosie ketahui. Kata yang akan keluar dari mulut nakal Lisa. "Kamu terlalu sering mengatakan hal itu, aku sampai sudah bosan mendengarnya."

"Tapi memang benar kok. Husky.. Sexy-Mphh." Lagi-lagi Rosie mencium bibir Lisa.

"Sebenarnya kamu beli TV baru buat apa sih." Rosie mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Yang ngajak ke kamar siapa?"

"Yang mancing-mancing duluan siapa?"

"Salah sendiri pakai kaos sexy begitu."

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang