66. Matcha

247 50 24
                                    


.

.

.



Rosie dipaksa pergi tapi dia masih disana. Karena terlalu pagi untuk ke Advo. Dia mencoba mengetuk pintu namun sepertinya, kesalahan yang dia buat terlalu besar. Sehingga susah untuk langsung dimaafkan.

Rosie pun akhirnya berjalan lunglai ke studio Altersky. Sebelum pergi, dia sempat mendengar bunyi gelas yang pecah. Tapi apalah daya, dia panggil-panggil juga Lisa nya tidak menyahut.

Sampai di Altersky Rosie rebahan di sofa. Dia memijit pelipisnya yang berdenyut.


Bodohnya..

Kenapa aku lebih memilih berbohong, berharap tidak akan ketahuan.

Tapi justru membuat keadaan semakin tidak karuan.

Aku berfikir Lisa tidak akan kepo. Tapi harusnya aku lebih bisa mengira-ngira.

Dengan keadaan Lisa yang sekarang, yang lebih banyak protes karena kesibukanku.

Harusnya aku sadar, kalau Lisa akan mencari tahu. Tidak akan sabar menunggu.

Aduh Rosie.

Aku tidak tahu lagi mau minta maaf bagaimana.



Hari kemarin isinya hanya rengekan, ngambekan dan kekesalan kecil dari Lisa.

Sekarang berbeda.

Lisa benar-benar marah karena dibohongi. Dan Rosie masih berbohong bahkan saat pagi hari mereka bertemu.

Hati siapa yang tidak merasa kecewa.


.

.

.


Sementara Lisa sudah amuk-amukan di kamar. Dia melempar barang-barang di lantai. Bantal, bed cover semua acak-acakan. Memang hal sepele. Tapi itu justru yang membuatnya overthinking. Apa ini karena kelakuannya sendiri atau bagaimana?

Apa sikapnya yang terlalu banyak menuntut?

Apa dia yang tidak sabaran menuntut Rosie?

Apa keseringan ngambek?


Lisa pun belum mendapat dan tidak mau mendengar alasan apapun dari Rosie. Dia hanya bisa mengira-ngira, sambil terus melempar barang-barang.

Sampai dia capek dan merebahkan diri di atas tempat tidur.

Ia menoleh ke arah kiri, di sebelah tirai sudah tidak ada penampakan Phanita. Lisa mengerutkan dahi karena melupakannya selama 3 hari terakhir.


Kemana hantu itu pergi?

Apa aku sudah membaik?

Apa aku mulai sembuh?


Menghilangnya hantu Phanita, membuat Lisa sedikit terobati. Setidaknya ada sisi positif yang muncul dari kehidupannya.

Lisa menutupi wajahnya dari paparan sinar lampu kamar. Sambil berfikir.


What should i do with Rosie?

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang