59. Release

267 52 27
                                    


.

.

.



Paris. Benoit Restaurant. 10.10 pm

Malam itu setelah memantau Resto-nya tutup, Chef Pierre memutuskan untuk menelpon Daniel untuk mengetahui kabar putri tercintanya. Karena info dari Daniel tentunya lebih lengkap, tidak seperti Lisa yang hanya menjawab secukupnya.


"Sepertinya ini sudah pagi."

tutttt.... tutt...

Chef Pierre menunggu respon dari Daniel.

"Good morning Chef." Daniel merespon dengan suara sedikit serak.

"Sorry Dan, pasti baru bangun ya? Good.. morning too Dan, how are you?"

"Fine chef fine. Ada apa Chef?"

"Aku hanya ingin mengetahui bagaimana perkembangan pengobatan Lisa, apakah berjalan lancar? Kemarin Lisa hanya menjawab lancar dad, tanpa banyak bicara lagi."

"Semuanya berjalan lancar Chef, seperti kata Lisa. Dr Hans juga sepertinya mampu menangani Lisa dengan baik. Kualitas tidur Lisa juga mulai membaik dan akhir-akhir ini dia tampaknya lebih fokus dalam kesehariannya, untuk obat-obatan aku juga memastikan setiap hari, tidak pernah skip."

"Syukurlah kalau begitu. Semoga dia dapat menemukan kembali dirinya yang dulu. Lalu bagaimana soal Resto Dan?"

"Hmm sepertinya Lisa masih belum yakin Chef, tapi waktu juga masih panjang kan? Dan pengobatan juga terus berlangsung. We never know Chef. Siapa tahu Lisa bisa mendapatkan kepercayaan dirinya lagi, apalagi ada.."

Daniel tidak jadi meneruskan kalimatnya.

"Ada apa Dan?" Tanya Chef Pierre.

"Ada orang-orang terdekat Lisa, team Cafenya, sahabatnya."

"Sahabat? Sudah secepat itukah dia bersosialisasi?"

"Chef ingat fotografer cafe? Rosie?"

"Ahh that nice kid, iya aku ingat. Dia tampaknya gadis yang menyenangkan dan ramah sekali, pantas saja mudah dekat dengan Lisa."

"Yep Rosie memang gadis yang menyenangkan Chef, dia juga banyak memberi masukan ke Lisa untuk perkembangan Cafe-nya dan Lisa juga menerimanya dengan baik. Mereka juga dekat tidak sekedar partner kerja saja."

"Good for Lisa, aku sangat sedih jika dia terlalu menjadi penyendiri."

"You don't have to worry about that Chef, Rosie benar-benar pa...sahabat yang perfect untuk Lisa, they.. get along really well.. together."

"Kenapa bicaramu gugup sekali Dan. Jangan-jangan kamu naksir Rosie ya?"

Uhuk! Daniel tersedak kopi pertamanya di pagi itu

"Sorry Chef, hahaha."

"Pelan-pelan Dan, sampai tersedak begitu."

"No.. No. Tidak mungkin aku menyukai gadis itu, Chef ada-ada saja."

"Jadi apakah kamu sudah punya gadis lain?"

Daniel ingin menjawab Iya, tapi mendadak isi kepalanya penuh dengan Lisa dan Rosie, dan segala kekhawatiran yang ada di benaknya.

"Uhmm.. Chef.. actually.. I wanna tell you something."

"Apa itu?"

"I'm gay."

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang