67. Gelato

246 56 21
                                    

.

.

.


“Soodamie, apa kamu ada waktu bertemu denganku?”

“Wah ada apa nih unnie? Jangan-jangan gara-gara aku sering main sama pacarmu ya? Jangan salah paham dulu unnie, aku hanya-”

“Tidak tidak. Aku hanya ingin ngobrol saja. Ya memang soal Lisa sih, tapi bukan untuk melabrakmu kok. Tenang.”

Soodam tertawa di sela pembicaraannya via telepon.

“Baiklah unnie. Kapan?”

“Malam ini bisa?”

“Bisa dong. Dimana?”

“Nanti lokasinya menyusul. Aku hubungi sore nanti saja ya.”

“Baiklah unnie, sampai jumpa.”

Begitu kira-kira Rosie menelpon Soodam ketika dia sudah meninggalkan Serendipity pukul 10 pagi. Rosie penasaran soal pembicaraan apa yang dia lakukan dengan Lisa. Mengingat Lisa malah mengingat adiknya ketika bersama Soodam.

Rosie pun prepare untuk ke Advocado. Tapi sebelum itu, dia sudah menjadwalkan pekerjaan Altersky. Kira-kira setelah dirinya mengajukan resign lalu berkonsentrasi penuh pada Altersky dengan memulai job dari produk jewelry terlebih dahulu.


***


05.00 pm

Rasanya Rosie ingin sekali bertemu Lisa siang tadi. Tapi karena Lisa menyuruhnya besok, apalah daya Rosie bisanya menurut saja. Dia mengamati dari lantai 3, Serendipity tidak pernah sepi dari jam buka tadi.

Promosi yang ia lakukan pada savoury pie di story IG Serendipity juga berhasil sepertinya. Soal rasa tidak diragukan, soal marketing online, Rosie sudah atasi itu. Lisa juga tidak nampak ada di balkon. Yang artinya dia sedang bekerja, dan baik-baik saja.

“Harusnya tidak perlu dikhawatirkan, karena bukan hanya aku yang bisa menjaganya. Sekarang tambah satu lagi tuh.” gerutu Rosie sambil menyeruput kopi hitam yang tidak seenak buatan Lisa.

Rosie masih merutuki kenakalannya membohongi Lisa. Disisi lain dia merasa dongkol, karena bukan dia yang membuat Lisa lebih baik dan mau memaafkannya. Tapi malah karena Soodam.

Ia pun cabut ke tempat dimana dia janjian dengan Soodam. Ke sebuah tempat makan es krim gelato tidak jauh dari sana.

Pas sekali Soodam sudah ada di sana dengan mengenakan cardigan coklat.

Sial, Soodam cakep amat sih.

Dia melambaikan tangan pada Rosie yang tidak tersenyum sama sekali membalasnya. Begitu duduk, baru Rosie tersenyum singkat saja.

“Unnie mukanya kenapa?”

“Ha kenapa emang?”

“Mukanya ditekuk. Kamu pasti cemburu padaku ya? Ketebak sih.”

Rosie mengangkat kedua bahu.

“Ya sudah sewajarnya kan.” Rosie pun melihat ke sekeliling, lalu kembali pada Soodam. “Sudah pesan?”

“Belum dong unnie, di meja tuh tidak nampak es krim. Masa tidak bisa lihat.”

Rasanya ingin kupiting palanya.

“Ya ayok, butuh yang manis-manis biar mood jadi bagus kembali tau gak?” omelnya sembari berdiri dan menuju stand es krim rasa-rasa, diikuti Soodam.

Ada beberapa rasa, dari yang normal flavour sampai yang agak absurd. Contohnya rasa wasabi.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang