90. Time

255 54 23
                                    


.

.

.



"Hei Rosie."

"How dare you!"

Rosie datang langsung menuju atas. Tidak ada Daniel di bawah atau di manapun.

Dia langsung memukul pundak Lisa. Sementara yang dipukul diam saja tidak membalas. Sampai Lisa menepis tangan Rosie lalu memeluknya.


"I'm sorry.."

"Lisa.. kenapa?"

"Rosie, lebih baik kita sarapan dulu. Aku lapar dan sangat lelah. Can we?"


Rosie melihat seksama wajah Lisa yang pucat. Lingkar di mata membuatnya yakin kalau Lisa hanya tidur sebentar kemarin-kemarin.


"Okay."

"Take a sit."


Di atas meja sudah ada makanan kesukaan Rosie. Rasanya ingin menangis melihat Lisa membuatkan dan mengingatnya dengan baik.


"You're favorite.." kata Lisa sambil tersenyum. Tapi senyumannya terlihat tidak bernyawa. Getir.

"Thanks.."


Rosie pun mulai makan dan tersenyum menyadari betapa enaknya lasagna buatan Lisa.


"Apa kamu tidak tidur untuk menyiapkan ini?" tanya Rosie.

"Sedikit. Aku terbangun jam 3 pagi dan membuatnya terlebih dahulu."


Rosie makan dengan perasaan campur aduk. Banyak hal yang ingin dia tanyakan saat itu juga. Namun melihat Lisa yang makan dengan lahap, ia pun menurut dan menunda keingintahuannya sesaat.



***



Lisa dan Rosie menyelesaikan makan dalam waktu 30 menit. Berganti air putih dengan ice cube di atas meja.


"Bisa kita bicara sekarang, Lisa? Kupikir banyak yang harus kamu jelaskan."

"Apa yang ingin kamu tanyakan?"

"Kamu masih marah?"

"Tidak."

"Lalu kenapa kamu meninggalkanku sendirian? You promised me Lisa.. Kita akan pergi bersama ke Thailand."


Lisa menganggukkan kepala.


"Maksudku hari ini aku sudah tidak marah. Kemarin iya. Dan... aku pikir sudah waktunya untukku kembali."

"Tanpa mengabariku sedikitpun? Just because you are still mad at me?"

"Yes.. Bukankah aku selalu begitu waktu marah, Rosie. Kamu lupa kah?"


Rosie menghembuskan nafas dengan berat. Semua perasaan bercampur tapi dia harus mampu menahannya. Rasa emosi, rasa bersalah, dan perasaan khawatir yang bercampur dengan rindunya pada Lisa.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang