71. My Girlfriend Rosie

331 58 20
                                    


.

.

.



"Jadi.. Apa yang dikatakan Ashley?"

Tanya Lisa sewaktu Rosie mampir ke cafe sepulang kerja, jam 5 sore.

"Dia butuh waktu untuk menerimaku lagi.."

"Apa maksudnya belum dimaafkan?"

Rosie mengangkat pundaknya. "Begitulah."

"Aku tidak mengerti tapi.. Seharusnya kamu dengarkan saranku kemarin kan."

"Kemarin yang mana?" Rosie tentu lupa semua pembicaraan Lisa kecuali dirasa sangat penting.

"Ku bilang kamu lebih baik jujur, karena dia juga sudah mencari tahu. Sudah bertanya dengan terang-terangan padamu."

"I know, aku mengakui kalau itu karena aku yang tidak berani."

Rosie yang pusing pun menundukkan kepalanya lunglai di atas meja. Lisa mencoba menghiburnya, walaupun dia sedikit kesal karena Rosie yang memang penakut dalam segala hal. Atau hanya terlalu berhati-hati saja.

"Imma coward.. Right Li?"

"No.." Lisa duduk di sebelah Rosie, yang situasi cafe juga sedang tidak terlalu ramai. "Kamu adalah gadis paling tangguh yang pernah aku kenal Rosie.. Kamu hanya terlalu takut mengambil resiko."

"Benar.." Rosie pun mengangkat kepala dan melihat Lisa dari samping. Tersenyum manis. "Belum satu tahun, tapi kamu sepertinya sudah mengenalku dengan sangat baik."

Rosie menyandarkan kepala di pundak Lisa. Terlihat sekali Rosie sedang membutuhkan tempat bersandar.

"Tentu saja, karena aku peduli."

"Tidak hanya peduli Li, tapi penuh perhatian, effort dan full act of service.."

Keduanya pun tersenyum.

"Tapi aku tidak sabaran.. Dan sakit-"

"Heh, nanti kamu sembuh. Ini juga sudah lebih baik kan?" tanya Rosie sambil mengaduk-aduk cangkir teh jasmine nya.

"Iya sih, i feel better." Lisa mengakui itu, terlebih dibantu kegiatan paginya setiap hari. "You know Rosie, kalau bukan kamu.. Aku rasa aku akan segera dicampakan karena begitu cerewet dan ngambekan."

"You kidding. Kamu yang pendiam bisa cerewet di hadapanku itu adalah sebuah pencapaian. Bukan malah jadi alasan untuk mencampakan."

Lisa menyentuh tangan Rosie, diam-diam di bawah meja.

"Thanks.. Aku pertahankan itu."

Dengan tangan yang bertautan di bawah meja, membuat hati dan pikiran Rosie membaik.

"I hope Ashley tidak menghindariku besok."

"Tidak akan lama, mana mungkin bisa lama marahan sama orang semenyenangkan Roseanne Park."

Rosie tertawa sambil memukul pundak dan bahu Lisa.

"Masih ingat saja nama panjangku."

"Ingat dong, semua tentang dirimu sudah kusimpan dalam hatiku"

"Gombalanmu ah.."

Sejenak mereka bercanda dan Lisa akhirnya berhasil membuat Rosie tertawa, setelah sejaman lebih dia galau dan lunglai di tempat duduknya. Sampai dia pulang pun senyumannya tidak juga hilang.


.

.

.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang