9. Apology

416 64 28
                                    


.


.


.




"Heuh kok aku masih kesal ya. Hanya gara-gara Lisa jutek sama aku. Erg habis biasanya gak gitu."



Pukul 9 malam, Rosie masih grundel akan sikap dan tindakan Lisa yang tidak sehangat biasanya. Ya, benar Lisa sangat hangat walau pendiam.

Belum lagi soal penampilannya yang awut-awutan. Lisa selalu berpakaian rapi, dan wangi. Lisa jarang memakai make up, tapi wajahnya terlihat glowing karena perawatan rutin. Rosie tahu itu, karena dia sering bergaul dengan model-model cantik. Selain dia sendiri juga cantik.

"Harusnya dia tidak begitu padaku ya kan. Aku salah apa coba? Apa salah aku perhatian? Eh, apa gara-gara aku berisik depan cafe ya? Lisa kan gak suka berisik-berisik gitu. Ah bodo amat. Berlebihan apa engga, yang penting aku berniat baik. Khawatir, malah kayak gitu dia. Males ah."

Rosie yang malas berada di kamar sendirian pun, ingin curhat ke Alice. Tapi baru saja turun tangga, dia lihat Alice sedang mengerjakan sesuatu di depan laptopnya.

"Hei sis, tumben belum tidur?" tanya Alice yang melihat Rosie turun dari tangga. Namun Alice kembali ke layar laptop itu.

"Hm mau ambil minum. Lembur?"

Rosie berjalan ke dapur, yang tadinya tidak begitu ceritanya. Tapi dia memutuskan untuk tidak mengganggu Alice dan pekerjaannya.

"Iya nih, biasalah akhir bulan."

"Oh ya sudah. Aku balik kamar ya."

"Iya Rosie sayang."

Senyuman Alice yang selalu ada untuk Rosie membuat perasaan Rosie lebih baik. At least hanya sampai dia menutup pintu kamar.

"Hah, tinggal tidur saja kali ya." gerutu Rosie yang kemudian merayap di atas tempat tidur. Menutup diri dengan selimut, lalu mematikan lampu.

Berharap setelah memejamkan mata, kekesalannya pun hilang dengan tidur.




***




10.00 am.



"Ouh SHIT i'm late!"

Nyatanya dia malah tidak bisa tidur semalam. Berakhir dengan bangun kesiangan. Kesiangan sekali.

"Alice? Sis kenapa tidak membangunkanku?!"

"Aku tidak tahu, kirain kamu libur makanya bangun siang. Hehe."



Rosie tak bisa membalas alasan dari Alice lagi, karena langsung ngabur pake sepeda city bikenya. Tak sempat sarapan, hanya menyambar air putih yang ada di atas meja makan tadi.

Ngebut di jalanan, karena dia tahu sekali kalau hari itu ada pemotretan lagi.

"Halo girl, sorry i'm-"

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang