56. Rendang

271 49 29
                                    

.

.

.


“Ngomongin apa di depan?” tanya Lisa yang sudah melihat Rosie kembali ke dalam. Rosie geleng kepala.

“Hanya masalah pekerjaan.”

“Hmm, coba lihat sini.”

Rosie yang bingung Lisa ingin melihat apa, kemudian ingat bekas merah yang ada di lehernya. Takut Lisa menciumnya terlalu kuat, ternyata bukan seperti yang Lisa maksud. Karena kemerahan itu sudah memudar sekarang.

“Gak kok, bukan hal yang mengarah kesana.” lanjut Lisa dan Rosie mulai duduk di sebelahnya.
“Tidak mungkin tadi tidak membicarakan ini bukan?” tanya Lisa yang kali ini lebih spesifik.

“Ya biasalah, Ashley mencurigaiku denganmu ada yang istimewa.”

“Lalu apa jawabanmu?”

“Tidak ada, apa lagi. Tidak mungkin aku bilang yang sebenarnya ke Ashley kan.”

Lisa mulai menegakkan badannya.

“Tidak sih, tapi kalau dia mulai cari tahu lebih baik dihentikan dengan pengakuan.”

Rosie kini geleng kepala lagi.

“Bad idea, gimana kalau Ashley cerita ke temannya yang lain?”

“I don’t know, Ashley itu teman baikmu bukan?” Lisa tanya balik sambil serius menatap Rosie. “Harusnya kamu lebih paham bagaimana reaksinya nanti.”

“Unpredictable Lisa. Sudah lah, kalau tidak ada bukti aku tidak akan mengatakan apapun.”

“Oh, itu sudah jadi keputusanmu?”

“Yes.”

“Okay. Terserah kamu.”

Rosie pun bersandar di sofa dan mulai memijit pelipisnya.

“Kalaupun suatu hari nanti akan terungkap dari bukti yang ia bawa, aku akan mengakui dan bilang alasannya kalau dia tidak akan bisa menerima seperti saat dia menemukan buktinya.”

Lisa pun mengangguk sambil tepuk tangan.

“Kalimat yang sangat estetik.”

Rosie hanya tertawa sambil rebahan di pangkuan Lisa lagi. Lisa merunduk melihat Rosie yang masih lemas. Sementara dagunya sudah dielus oleh jemari lentik Rosie.

“Sayangnya besok sudah tidak bisa tinggal bersama mu.” kata Lisa.

“I'm sorry for that. But i do.. I really wanna be with you Li.”

Hanya dengan kalimat itu, Lisa luluh dan menghapus perasaan yang tidak enak, akibat ketidakmampuan Rosie mengakui hubungannya di hadapan Ashley.

“Someday… Can we?”

“Nothing impossible Lisa.”


.

.

.


Lisa sudah kembali ke cafe sementara jam 10 Rosie mulai bekerja.

Waktu perjalanan balik, Lisa sempat nanya-nanya soal Altersky dan Advocado.


Apa tidak lebih baik kamu fokus dengan Altersky dari pada kerja jadi karyawan di Advocado?”

“Aku juga ingin begitu, tapi tidak akan dapat penghasilan pasti di Altersky. Banyak hal yang harus dipenuhi Li.”

“Hm kalau aku yang penuhi, apa masih tidak mau resign dari advo?”

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang