98. Two Months Later

214 57 12
                                    

.

.

.

“Sial! kenapa sih aku kebablasan minum?!”

Lisa merutuki keteledorannya, ketika tengah malam menelpon Rosie dan dengan brutal ngomel-ngomel seenak jidat.

Gara-gara Giorgio memaksanya bercerita. Dan sedikit tergocek ketika minuman itu membuatnya lupa diri.

Pagi-pagi terbangun dengan pesan dari Rosie. Setelah sekian lama fokus dengan terapi dan kerjaan, sekarang Lisa mengacaukannya sendiri.

Rosie _ Kamu kalau disana malah tidak fokus dengan omonganmu dulu. Lebih baik kembali saja! Atau memang lebih baik kamu tidak usah kembali saja! Sana lanjut mabuk-mabuk nya! _


Ngeri sekali kalau Rosie sudah marah-marah.

Selama bersamaku dia selalu memendam amarahnya, dia hanya banyak tanya dan ngomel jika ada yang salah dengan kelakuanku.

I really miss you girl.. I'm sorry."

Lisa _ Sorry Rosie. Kelepasan. I won't do it again. _


***


Lisa terbangun sudah diatas kasur. Yang sudah pasti dia lupa lupa ingat ketika diantar Gio sempoyongan sampai kamar jam 3 pagi.

Kini dia hanya bisa minta libur ke ayahnya. Ia terduduk memegangi kepalanya yang masih terasa berputar.

Apa pula yang aku katakan ke Rosie? Pasti malu maluin!”

Rosie pun tidak membalas setelahnya.


Bagaimana jika dia berpikir kalau apa yang aku ucapkan sebelum pergi itu hanya omong kosong?

Kenapa juga aku khawatir jika Rosie tidak kembali padaku?

Kan aku sendiri yang mau pergi? Sungguh plin-plan aku ini.

Tapi setelah dia mengatakan ingin menungguku kembali, entah kenapa aku mempercayainya dan menginginkannya juga?

Wait, jangan bilang aku menyalahkan dirinya? Yang pantas disalahkan adalah aku!

Ughhh!!

Aku harus segera memperbaiki ini, dan kembali padanya. Aku tidak rela Rosie dipepet Luca!

Ck Daniel pula pakai lapor laporan kalau anak itu benar-benar gencar mendekati Rosie.

Kan aku jadi terpancing.

Nah kan nyalahin orang lain lagi!”

Lisa lagi-lagi menggaruk kasar kepalanya. Dan kembali jatuh ke atas tempat tidur. Menutup mata dan mulai merenungi kesalahannya.

Tidak bisa.. Aku tidak bisa menarik kembali kata-kataku.

Kalau dia ingin bersama orang lain, aku tidak akan menghalanginya..”

.

.

.

“Teman mu itu kenapa sih? Malam-malam telepon ngomelin aku. Dia baik-baik aja kan?”

Pertama kali setelah 2 minggu Rosie tidak menyambangi cafe. Dan Daniel sedang menemaninya sarapan di depan.

“Haha. Mungkin sedang main-main, dia sedang bersama manajer Prancis, dulu mereka memang hobi ke bar bersama. Makanya tidak heran kalau mas Gio akan mengajaknya minum-minum.” jelas Daniel sambil menyeruput espresso.
“Just for fun. Untuk merayakan pertemuan mereka.”

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang