.
.
.
Siang itu disambut dengan makanan enak dan mengenyangkan bagi keduanya. Billie benar-benar pamer skill dan menu yang dia miliki. Semua kebanyakan makanan berat. Seperti steak, namanya juga grill and bar.
"Sunset sangat bagus dari sini. Nanti kita nikmati bersama di depan ya." ajak Billie pada kedua tamunya. Lisa tentu senang. Dan dari tadi tidak henti membahas segala makanan yang tersaji di meja bareng Billie.
"Ini pasti di-pan dulu sebelum masuk oven kan?" tanya Lisa sambil menunjuk Tomahawk yang menawan di meja.
"Benar.. aku menatanya di atas potongan lemak, jadi tidak langsung kena wajan."
"Karena menyesuaikan saus nya yang lembut. Jenius." Lisa memuji Billie yang benar-benar ahli di bidang per grill grill an dan per dagingan.
***
Pukul 5 sore, Rosie menghabiskan waktu di meja dalam, dekat dapur. Mengambil foto-foto makanan dan menu dapur. Staff dan sudut ruangan yang cozy.
Sementara Rosie masih sibuk, Lisa diajak duduk di depan dermaga oleh Billie. Sambil membawa dua gelas cocktail untuknya dan Lisa.
"Look, sebentar lagi matahari akan tenggelam." kata Billie yang sudah duduk di samping Lisa.
"Harusnya aku juga cari tempat pinggir pantai." candanya.
"Hei, kamu juga buka restoran juga pada akhirnya?"
"Tidak, bukan restoran. Hanya cafe kecil kok. Di tengah kota."
"Pasti dessert kan? Ahh kabar itu sangat mengejutkan. Eh kamu keberatan tidak aku membahasnya?" tanya Billie takut kejadian apapun itu mengganggu Lisa.
"Go ahead. Tidak apa-apa kok."
"Jadi persaingan ketat untuk Chef muda, dan kamu runner up nya. Dengan wajah menawan begitu. Siapa yang tidak mengenalmu chef Lisa." Billie tak henti memuji masa lalu Lisa yang memang sangat berprestasi.
"But.. Kemana kamu waktu itu? Sosial media heboh karena kamu menghilang di puncak karir."
Lisa ragu untuk menjawabnya. Takut kenangan masa lalu mengganggu nanti. Tapi dia spill sedikit saja mungkin.
"Sebuah tragedi.. traumatik chef.. Aku jadi tidak bisa kembali kesana."
"I see. Tidak perlu cerita detail.." kata Billie yang melihat ekspresi wajah Lisa yang sendu. "I know exactly what you feel."
"Benarkah? Apa kamu pernah begitu juga?" Lisa penasaran.
"Tragedi sih bukan. Hanya kepercayaan diri yang membuatku mundur ketika usia 21 tahun."
"How can? What happened?"
"Dulu aku direkrut sebuah restoran mewah di sana. Aku jalani, tapi pada akhirnya membuat beban tersendiri. Aku pikir aku hanya terlalu muda, dan justru terlalu kompetitif. Sampai semua yang aku lakukan tidak cukup baik bagiku sendiri. Akhirnya aku resign dari kitchen." cerita Billie panjang lebar. Disela menikmati sunset dan cocktail.
"Tapi aku kembali ke Prancis 2 tahun kemudian. Hehe."
Lisa tersenyum senang mendengarnya. Billie kemudian menepuk pundak Lisa.
"Intinya.. Pada apapun yang kita yakini, apapun halangannya. Kita pasti bisa mendapatkan momen yang pas untuk mengejarnya kembali."
Kalimat itu langsung tertancap di hati Lisa. Dia bengong sambil melihat matahari yang mulai menghilang dari pandangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Taste of Love
FanfictionKetika Lisa si tukang masak yang dingin dan anti sosial. Bertemu dengan Rose si tukang makan yang ekstrovert dan tidak bisa diam. Dimulai dari pelanggan, menjadi partner kerja, lalu teman dekat. Kehidupan yang kelam dan rahasia gelap berdiam di dal...