83. Daniel's News

201 45 4
                                    


.

.

.



Lisa jam 10 pagi bertemu Rosie yang membawa-bawa kamera. Dia datang hanya untuk sarapan. Lalu pergi kembali ke AlterSky. Hanya satu jam saja.

Katanya masih ada satu kali sesi pemotretan lagi. Setelah itu dia akan lebih santai, karena tinggal proses editing saja. Yang pastinya bisa dibawa kemana-mana.

"Besok bisa temenin seharian dong."

"Sambil kerja tidak apa-apa kan?" tanya Rosie yang bersiap untuk pergi. "Yang penting bisa melihatmu."

Dia cium pipi Lisa kilat, pas sebelum Leo tiba-tiba datang.

"Eh ada kakak Rosie. Early banget kak."

"Biasa, minta jatah sarapan."

Leo malah tertawa, sampai kembali ke pantry lagi.

"Neng Soodam belum kesini bos?" tanya Leo sambil cengengesan. Ia yang biasanya mengantarkan pesanan Soodam, mulai rindu-rindu gitu.

"Gak, Soodam ada kerjaan. Seminggu gak bisa kesini katanya." jelas Lisa yang sudah melanjutkan bersih-bersih mesin kopi.

Soodam sudah bilang apa saja ya? Nanti aku tanyain deh.

"Yah gak bisa ketemu dong."

"Apa sih, Soodam gak akan tertarik sama kamu." ejek Lisa setengah bercanda.

"Ih si boss, namanya juga usaha, jangan dimatikan sepihak gitu dong."

Lisa pun menunjuk sebuah sapu di pojok ruang belakang.

"Tuh, mending kamu bersih-bersih dulu."

"Iya siapp boss."

Rosie hanya diam tersenyum setengah terpaksa.

"Tidak jadi pergi?" tanya Lisa ke Rosie yang masih diam memperhatikan setiap yang Lisa ucapkan.

"Leo kan sedang cerita, jadi aku menunggunya selesai dulu."

"Ouh."

"Kenapa sh posesif amat ke Soodam. Sampai bilang begitu sama Leo."

Lisa menatap Rosie tak percaya.

"Kan aku hanya bercanda Rosie. Serius sekali."

"Ohh udah bisa bercanda."

"Kamu kenapa sih? Sepertinya apa yang aku bilang berulang kali, tidak begitu ngaruh ya." Lisa mulai kesal.

"Iya. Sama seperti ketika aku bilang Luca itu hanya teman kerja."

Keduanya bertatapan namun tidak untuk hal romantis. Wajahnya terlihat kesal dan tidak ada yang mau mengalah.

"See you at night.." Rosie menyudahi dengan pamit duluan. Dia pergi kemudian, tanpa melihat ke belakang.

.

.

.





Seharian Lisa hanya sibuk di dapur. Bolak balik mengoven roti yang akan dijadikan sandwich. Dengan wajah yang ditekuk tentunya.

Jess tidak berani menyapanya, apalagi si anak baru bernama Kevin yang sedang di training Jess.

Setelah kekesalannya pada sikap Rosie yang tidak mau mengerti. Sudah itu dibalas pula dengan membawa-bawa nama Luca.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang