23. Ice Cube

531 60 19
                                    

.

.

.



Roseanne Park



"Aku mulai tidak mengerti maunya dia tu apa sih?"

Bentar-bentar ngilang. Yang bikin kesal adalah, aku tau dia punya masalah, makanya dia kadang menyendiri.

Tapi masalahnya tuh apa???"



Sepanjang perjalanan menuju Serendipity, Rosie terus berpikir dan mengira-ngira. Dengan hanya sesekali melihat sepatu Lisa yang berwarna putih bersih. Hanya segores warna abu di bagian belakang.

Sementara Lisa sesekali melirik ke wajah Rosie yang tidak seceria biasanya. Tapi daripada bertanya, lebih baik dia tetap diam sambil terus jalan.

Kemudian, sesampainya di depan cafe. Lisa membuka pintu dengan kunci yang dia bawa. Rosie melihat sekeliling dan melihat Daniel yang berjalan ke arah sebaliknya.


"Daniel disini seharian kah?" tanya Rosie kepada Lisa yang seharusnya tahu.

"Iya. Dia dibawah." Lisa menjelaskan dengan sedikit tambahan, agar Rosie tidak bertanya lagi.

"Oh."


Rosie sebenarnya masih tidak mau bertanya apapun ke Lisa, tapi ya ada aja yang membuatnya penasaran. Soal apa saja yang dilakukan Lisa semalam dan hari ini selama cafe tutup. Dia ingat Lisa pernah tutup tanpa memberitahu anak buahnya. Tapi kali ini tidak ada karyawan yang datang juga, berarti dia memberitahu ke anak buahnya terlebih dahulu.

Begitu pintu terbuka, mereka langsung masuk ke dalam. Jalan pelan ke atas, dengan Lisa yang berada di depan. Rosie langsung heran, dengan posisi sofa yang biasanya berada dekat tangga sudah tidak ada di sana.

Diedarkannya pandangan ke segala sudut dan menemukan sofa itu ada berhadapan dengan pintu kamar. Terdapat karpet bulu di bawahnya. Dan sebuah televisi 42 inch, yangterasa baru karena di kamar pun Rosie tidak pernah melihat ada televisi.


"Ada apa dengan televisi dan ruangan kecil ini?" tanya Rosie sambil tersenyum simpul. Lalu Lisa meletakkan isi tas belanjaannya ke atas meja pun menjawab.

"Hmm, dulu aku suka nonton film. Tapi sudah lama aku tidak melakukannya lagi. Jadi aku ingin memulainya kembali bersamamu."

Hati Rosie terasa hangat mendengar jawaban Lisa dengan tatapannya yang serius. Lisa meraih tangan Rosie dan mengajaknya untuk duduk di sofa. Setelah duduk dengan tangan yang masih bertautan, Rosie mulai membelai rambut Lisa yang ada di samping wajahnya.


"Apa kamu yang menyiapkan semua ini?"

Lisa mengangguk.

"Kamu atau Daniel?"

"Daniel hanya membantu."

"Yang benar?"

"Kenapa? Kok jadi Daniel yang lebih kamu percaya."

Rosie menarik tangannya dari genggaman Lisa.

Rosie menarik tangannya dari genggaman Lisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang