68. Hang On

302 55 12
                                    

.

.

.


“Sudah dong marahnya.. Udah dibantuin tutup cafe loh.”

Rosie masih mencoba merayu Lisa yang masih diam saja. Padahal tadi sempat akting baik-baik saja di depan para karyawan.

Lisa sendiri sudah kehabisan tenaga untuk meladeni Rosie. Terkuras juga selama berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

“Ya biasanya juga bantuin. Ada yang spesial kah?” jutek Lisa membalas kata-kata Rosie sambil terus jalan di depan menuju kamar.

Rosie menghalanginya di depan pintu.

“Forgive me baby~~”

Tidak mempan, karena wajah Lisa tidak terlihat tersenyum sama sekali.

“Minggir ah.”

“Maafkan aku dulu.” pinta Rosie sambil menyatukan kedua tangannya.

“Aku janji tidak akan terulang. Tidak akan bohong-bohong lagi. Janji!”

Lisa mendengus kesal.

“Ah janji juga bisa teringkari nanti.”

“Tidak akan. Please.. Baru sekali ini juga. Ya Lisa ya.”

“Nanti saja, aku mau mandi.”

“Aku mandiin gimana?” Rosie yang ngawur, menawarkan sesuatu.

“Enak saja. Tunggu sana di sofa.”

Lisa pun menggeser tubuh Rosie ke kiri dengan kedua tangannya dan dengan cepat masuk ke kamar.

Pintu pun ditutup dan dikunci dari dalam.

“Halah pakai dikunci segala..” gumam Rosie. Ia kemudian berjalan pelan ke ruang tivi kecil. Merebahkan diri di atas sofa.

Berpikir sejenak untuk 2 minggu terakhir sebelum resign. Apa saja proyek yang akan dia lakukan untuk Altersky.

Satu, menyelesaikan project Jewelry. Dua, ambil kebutuhan dokumentasi ke restoran Chef Billie. Tiga, melakukan promosi, ah aku harus membuat banyak portofolio.

Sisanya hanya melakukan yang dibutuhkan oleh klien yang sudah ada.

Tak sadar dengan posisi terlentang dan tangan yang melindungi kedua mata dari sinar lampu, Rosie tertidur.

Lisa pun keluar kamar mandi dan mengecek posisi Rosie yang ternyata ketiduran di sofa. Dia memandangi Rosie dari depan pintu kamar.

Hanya nampak ujung hidung dan bibirnya yang menggemaskan. Dengan sedikit dengkuran halus keluar dari mulutnya yang sedikit terbuka.

Tanpa sadar membuat senyuman di bibir Lisa.

Dihampirinya dan mulai merunduk di samping sofa. Wajahnya tepat berada di sebelah pundak dan leher Rosie.

Lisa menghirup aroma tubuh Rosie yang sudah sangat akrab di penciumannya. Parfum dan sabunnya yang tidak pernah berganti merk.

Lisa suka dengan seseorang yang memiliki aroma khas. Entah dari parfum, lotion atau sabun yang mereka pakai. Rosie adalah salah satu yang setia memakai satu merk dalam waktu lama.

Tak bisa dipungkiri, Lisa memang masih kesal. Tapi dia juga rindu pada Rosie. Masa dimana tidak ada masalah berarti, dan hidup bersama walau 2 minggu. Ingin dia ulang kembali.

Lisa dan Rosie sangat dimabuk asmara kala itu. Sama-sama tertarik dan penasaran, berakhir dengan kecanduan.

Lisa pun mencium pundak Rosie yang berbalut katun. Gadis itu tidak bergeming. Lisa lalu berinisiatif untuk menggendong Rosie ke dalam kamar. Berharap ia tidak terbangun.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang