.
.
.
“Apa sudah yakin mau bertemu orang yang pernah menyalahkan anda?”
“Saya tidak akan pulang ke rumah dok.. Hanya akan mengunjungi makamnya, lalu menyewa hotel.”
“Kalau begitu, sepertinya tidak masalah. Tentunya jika anda sudah yakin.”
Dengan menghela nafas panjang Lisa meyakinkan.
“Saya yakin.”
“Okay, semoga perjalanannya lancar Chef Lisa.”
“Thanks dokter Hans, See you next week.”
Setelah berpamitan dengan Daniel, ternyata Lisa mampir dulu ke psikiaternya. Tentu karena sudah janji dan untuk menyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja.
Kemudian Lisa menuju bandara untuk terbang ke Thailand.
"Setelah sekian lama…
Aku berani untuk menghadapi ini…
Walau ada yang harus aku tinggalkan disini. Ya mungkin waktu yang tepat ya saat-saat seperti ini."
.
.
.
08.15 am
Rosie bangun tidur dan menyadari kalau pesan darinya untuk Lisa, tidak dibalas sampai sekarang.
Rosie to Lisa : _ Are you still mad at me? I'll go to cafe now. _
Langsung saja Rosie mandi kilat, dan segera meluncur ke cafe. Sayangnya jam 9 pagi belum buka tentunya. Rosie yang punya kuncinya langsung masuk saja.
Dan meluncur ke atas. Yang ditemukan hanyalah Daniel yang tidur di sofa. Dengan alis mengerut, Rosie coba membuka pintu kamar Lisa.
Tidak dikunci, dan tidak ada Lisa di dalamnya. Tambah bingung. Mau bangunin Daniel kok tidak tega.
Rosie memutuskan menunggunya bangun. 30 menit tidak bangkit juga, Rosie lah akan membangunkan. Dirinya pun membuat teh sendiri lalu duduk di balkon.
“Kemana Lisa? jogging kah? No.. no.. terlalu siang untuk itu.”
***
“Loh Rosie? Sejak kapan kamu disitu?” tanya Daniel yang baru setengah melek. Ia terbangun sewaktu Rosie selesai ngeteh, dan sedang mencuci gelasnya.
“Sorry, sengaja gak ku bangunin. Soalnya gak mau ganggu.”
“It's okay. Buat apa?” tanya Daniel kepo, yang tidak sadar bukan itu yang harusnya dia tanyakan setelah melek.
“Teh hangat. Mau?”
“Boleh, hehe. Eh aku cuci muka dulu ya.”
“Iya sana, mata belum melek gitu juga.” ejek Rosie.
Daniel kelar cuci muka, lalu duduk santai di lantai bawah. Rosie sendiri sudah ada disana sejak Daniel turun.
“Eh kok bisa masuk?” Nah itu yang harusnya ditanyakan Daniel dari tadi.
“Lisa memberikan kunci cadangan padaku.” Jelas Rosie. “Lisa kemana Dan?”
Setelah menyeruput tehnya, Daniel pun menjawab pertanyaan Rosie.
“Lisa kembali ke Thailand.”
Jawaban yang singkat dan membuat mata Rosie membelalak.
“Wait, What?!”

KAMU SEDANG MEMBACA
Taste of Love
Fiksi PenggemarKetika Lisa si tukang masak yang dingin dan anti sosial. Bertemu dengan Rose si tukang makan yang ekstrovert dan tidak bisa diam. Dimulai dari pelanggan, menjadi partner kerja, lalu teman dekat. Kehidupan yang kelam dan rahasia gelap berdiam di dal...