45. Crash

279 53 11
                                    

.

.

.



5 tahun sebelumnya.




"Gimana phi sekolah di Prancis?"

"Sekolah apaan? Magang."

"Ya sama-sama mencari ilmu kan."

"Baik. Bagus restorannya. Tapi orang-orang galak semua."

"Serius? Gak asik dong."

"Dunia kerja itu keras dek."

Lisa yang barusan kembali dari Prancis, langsung diinterogasi oleh adiknya, Phanita Manoban yang sangat menantikannya pulang. Terlebih Lisa sudah diajak ke Paris setelah lepas dari sekolah kulinernya. Untuk magang di restoran tempat ayahnya. Yang disana semua tidak ada yang tahu kalau Lisa adalah anaknya Chef Pierre.

"Jadi ajarin motor kan phi?"

Phanita yang ngebet ingin pakai motornya Lisa, minta diajarin karena saking nganggurnya motor itu di garasi.

"Gak usahlah, kamu kan bisa diantar sopir." jawab Lisa yang sudah kelar menaruh barangnya di kamar. Sekalian mengambil oleh-oleh untuk Phan dan ibu.

Mereka segera turun ke bawah untuk makan malam bersama. Di rumah hanya ada Ibu dan Phanita saja. Sementara Chef Pierre masih sibuk pindah-pindah negara untuk mengurus cabang restorannya.

"Ibu, makan malam apa nih?" tanya Phanita yang mengekor di belakang Lisa.

"Lihat sendiri di meja Phan." sahut ibunya dari lantai bawah.

Sesampainya di meja, mereka berdua memperhatikan lauk-pauk yang ada di meja makan. Terasa seperti menu biasa yang dibuat ibu sehari-hari.

Begitu ibu turun, Phanita protes.

"Kok gini doang sih bu? Kirain mau dispesialkan. Kan phi Lisa kembali setelah setahun loh."

"Makanan disana juga paling lebih enak. Kalau dibuat spesial juga tidak akan membuat Lisa terkesan. Ya kan Lisa?"

Lisa hanya senyum pelit sambil melirik ke Phanita.

"Tidak kok, makanan rumah tetap yang terbaik. Lagi pula nong, ini juga sudah spesial." ucapnya sambil mengacak rambut adiknya.

"Setidaknya kan ada apaan gitu kek. Pad Thai doang masa."

"Phan, gak usah aneh-aneh. Aku suka Pad Thai. Makasih ya bu."

Ibunya hanya diam karena Phanita tidak henti protes karena perlakuan ibunya yang biasa saja. Seperti Lisa ini tidak pergi lama dan jauh saja.

Selesai makan, mereka berbincang kembali soal ajar motor.

"Phi kapan? Besok yok besok."

"Apanya yang besok?" tanya ibu nya tidak paham.

"Belajar motor item itu bu. Punya phi kan nganggur tuh."

"Eh jangan ah, bahaya dek, nanti jatoh gimana?" kata ibu yang nampak khawatir.

"Iya nong, bahaya itu 800 cc. Kamu naik matic aja yang 160." saran Lisa sambil tertawa meledek. Gadis 17 tahun itu auto cemberut.

"Ahh sekali ini aja, phi hanya seminggu juga di rumah. Boleh lah."

"Gak boleh dek. Kalau kenapa-kenapa gimana?" ibu tetap melarangnya, lalu berlalu ke dapur untuk membereskan makanan. Dibantu oleh ART di rumah.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang