27. Whip Cream

583 54 11
                                        

.

.

.

Lalisa Manoban

Rosie kini sedang berendam di dalam jacuzzi bundar berukuran jumbo. Dengan air panas yang sangat nyaman menyelimuti kulit dan menghilangkan lelahnya.

Rosie kini paham kenapa Lisa kadang menghabiskan waktu yang lama saat mandi, tapi kadang-kadang cepat. Ternyata ada 2 ruangan kamar mandi terpisah, yang satu untuk shower room dan panggilan alam, sedangkan satunya ruang kamar mandi dengan jacuzzi.

Untuk seorang introvert seperti Lisa tentu saja dia menghabiskan banyak uangnya untuk tempat tinggalnya dibanding hal-hal lain seperti travelling, shopping, atau hobi yang menghabiskan uang. Baginya rumahnya adalah kerajaan, surga, tempat ternyaman dibanding dimanapun di luar rumah. Tidak heran interior mahal, kasur yang harganya jutaan, kitchen set mewah, menjadi tempat dimana uang Lisa bermuara.

Lisa yang menyiapkan bathbomb dengan aroma yang menenangkan, dan kini mereka ada di dalamnya berdua. Dengan kepala Rosie yang bersandar di bahu Lisa. Mereka hanya sampai pada hal bermesraan saja. Karena Rosie berkali-kali mengeluh capek pengen bobok. Akhirnya Lisa memberikan terapi jacuzzi favoritnya kepada Rosie.

“Enak sekali ya.” kata Rosie yang menyadari dirinya terlelap untuk beberapa detik, sampai gerakan kaki Lisa yang menyentuh kaki Rosie, membuatnya tersadar.

“Lebih enak jika berdua bersamamu.”

“Apa sih chef, cheesy banget.”

Rosie menarik dan melingkarkan tangan Lisa di pinggangnya. Begitu erat dan licin di bawah air. Tapi mereka betah berlama-lama di dalam situ.

“Mau aku antar pulang nanti?” tanya Lisa kepada Rosie yang khawatir Rosie pulang sendirian.

“Tidak perlu, ini antara nanti Alice menjemputku atau aku yang izin pulang besok pagi.”

“Ijin besok pagi saja.” sambar Lisa dengan cepat. Rosie tertawa dibuatnya.

“Kalau dibolehin, Alice juga belum mengenalmu. Kan tidak bisa begitu saja memberi izin.” Ujar Rosie memberi alasan. Takutnya kebanyakan ijin nanti diomelin Alice.

“Kalau begitu aku akan berkenalan dengan kakakmu segera.”

“Buru-buru banget sih.”

Rosie membelai pipi Lisa dengan tangan yang penuh sabun. Jacuzzi itu diberikan sabun aroma terapi oleh Lisa. “Nanti kalau dia jemput ya.”

“Alright.”

Rosie pun akan menyudahi aksi berendamnya, dengan memutar badan berhadapan dengan Lisa. Duduk di pahanya sambil mengalungkan kedua tangan di pundak.

Mencium bibir Lisa yang terbuka. Lalu menghisapnya perlahan. Menelusup tangan ke sela rambut Lisa dan membuatnya menengadah miring, membuka bagian leher kiri. Disitu Rosie melumat ganas lehernya. Membuka mulut selebarnya dan menjilat bagian tengah leher sampai ke bawah telinga. Berulang kali.

Lisa sampai dibuat membuka mulut, karena efeknya sampai ke seluruh tubuh. Ia mencengkeram erat pinggang Rosie, mendekapnya sampai tidak ada celah untuk melarikan diri.

Rosie tidak berhenti dan semakin intens membuat Lisa kegelian. Tangan kanannya menahan leher Lisa agar tetap terekspose, tangan satunya mulai menggerayangi tubuh bagian depan.
Lisa dan nafas beratnya mulai naik turun. Suara desahan halus mulai terdengar.

“Agh geli Rosie.”

Rosie tidak menjawab, dan semakin menggoda Lisa dengan kembali melumat bibirnya.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang