.
.
.
Lisa, pada akhirnya tidak jadi ke cafe untuk membantu pekerjaan Jess. Dia putuskan berada di pelukan Rosie di lantai 2.
Rosie pun menceritakan hasil rapat kemarin, mau tidak mau. Walau Lisa masih terlihat bete mendengarnya.
“Jadi ada satu job terakhir yang harus aku selesaikan. Baru aku bisa resign. Tapi pengajuannya setengah hari sebelum pekerjaanku selesai.”
Lisa hanya menganggukkan kepala.
Ia berada di atas tempat tidur dengan posisi kepala ada di dada Rosie, dengan tangan melingkar di atas perut.
“Teman-teman sangat mendukung dan… Sebenarnya kemarin lama, karena sekalian mengatur strategi marketing yang akan dilakukan Altersky agar lebih cepat berkembang.”
“How?” tanya Lisa singkat.
“Menjalin relasi dengan perusahaan yang kita kenal, membuat lebih banyak portofolio di medsos. Itu yang kira-kira akan aku lakukan kalau sudah resign. Selain fokus mengerjakan kontrak yang sudah ada. Termasuk denganmu.”
Lisa mengangguk lagi, lalu memutar mutar jari nya di pinggang Rosie. Dan Rosie mulai meremas tangan Lisa karena merasa geli.
“Ya ya, tapi sebulan ya.”
“Iya.. The last project.”
“Alright. I understand.” Lisa pun mengecup pipi Rosie lalu kembali ke pelukannya.
Sejenak terdiam dan giliran Rosie yang bertanya.
“Obat tidur itu, apa dokter yang berikan?”
“Oh, bukan. Sorry, tapi kadang aku butuh tidur juga.”
“Jangan nambahi kenapa. Minum saja yang dokter kasih Li.”
Lisa diam saja.
“Ya itu juga karena kamu sudah tidak menemaniku lagi.”
“Menemani?”
Lisa yang sebenarnya tidak mau mengakui perasaan ketergantungan itu pun, kini akan mengakuinya.
“Semenjak kamu menginap disini, aku jadi terbiasa memiliki pasangan hidup. Setelah kamu pulang, rasa kekecewaan itu muncul secara perlahan. Dan kesibukan yang biasanya aku tidak permasalahkan, sekarang jadi membuatku kesepian.”
Rosie pun meremas tangan Lisa yang melingkar di pinggangnya. Diam tapi juga coba merasakan apa yang benar-benar bisa dia pahami. Sama seperti ketika ia buka chatroom Lisa yang hanya ada 3 orang dan crew saja.
“Maaf.. Tapi aku janji akan berusaha meluangkan waktu untukmu. Tapi Li.. Bisakah rasa kesepian itu ditekan sedikit? Maksudnya, aku pun tidak ingin membiarkanmu kesepian, kamu paham kan?”
“Iya aku paham.. Maka dari itu aku coba berteman dengan Soodam.”
Rosie membuka sedikit mulutnya.
“Oh jadi itu niat berteman?”
“Iya, apa lagi? Kamu pikir aku mau apa ke Soodam?”
“Tidak.”
Lalu dia terkekeh pelan. Tentu saja tidak ada yang bisa menggeser posisinya di hati Lisa. Walau perempuan muda dan cantik seperti Soodam.
Lalu mereka pun saling ngobrol banyak hal, dan Rosie memutuskan pulang saat Alice juga pulang jam 11 malam. Minta dijemput, dengan Lisa yang mengantarnya sampai ke depan pintu cafe, lalu menanti Alice disana.
“I'll see you tomorrow Li.. Please.. hang in there.”
“I will..”
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taste of Love
FanfictionKetika Lisa si tukang masak yang dingin dan anti sosial. Bertemu dengan Rose si tukang makan yang ekstrovert dan tidak bisa diam. Dimulai dari pelanggan, menjadi partner kerja, lalu teman dekat. Kehidupan yang kelam dan rahasia gelap berdiam di dal...