.
.
.
"Katakan Lisa, kenapa kamu melakukan ini semua untukku? Apa Rosie begitu spesial bagimu?"
Pertanyaan yang dicecarkan pada Lisa oleh Alice berlangsung ketika mereka selesai makan-makan. Serta selesai mengharu biru bersama.
Lisa menuangkan wine istimewa yang ia bawa dari Prancis. Dan mereka mulai minum-minum. Ternyata Alice memang suka minum bersama teman-teman kantornya.
Mendengar pertanyaan tadi, Lisa hanya bisa melirik lirik Rosie.
"Rosie istimewa karena.." kalimat Lisa terhenti sambil mengira-ngira Alice ini sudah mabuk apa belum. "Karena dia temanku."
"Karena teman dekat saja? Masa sih."
Rosie diam sambil terkekeh pelan, membiarkan Lisa saja yang menjawab.
"Aku susah mendapatkan teman. Jadi satu teman baik saja begitu istimewa bagiku."
Alice menganggukan kepala sambil satu tangan mengangkat gelas keatas.
"Ahh.. I get it.."
Alice meminum lagi satu gelas sparkling wine miliknya.
"You're really kind Lisa. And so talented. Sekarang beritahu aku, jika aku terpaksa tidak bisa menemani adikku lagi? Apa kamu bisa menjaganya untukku?"
Pertanyaan setengah mabuk itu membuat Rosie mencubit lengan Alice.
"Apa sih un, mau kemana?" rengeknya. Membuat Lisa tersenyum gemas.
"Tentu saja. Kamu bisa mengandalkan ku.."
"Ah aku jadi lega."
"Mau apa sih Unnie? Mau nikah?"
"Ya bisa jadi.. Maaf Lisa, tapi adikku ini sangat manja. Nanti kamu direpotkan olehnya."
Lisa terus menertawakan Alice yang sudah mabuk, sesekali menuangkan wine yang tinggal seperempat.
"Dia sedang ngelantur.." bisik Rosie ke Lisa sambil menarik kerah bajunya.
"Serius juga tidak apa-apa kan." balasnya. Senyuman manja Rosie membalas kata-katanya.
"Actually you're cute together.."
Keduanya pun memandang Alice yang tiba-tiba berkata seperti itu.
"Like a twin sister."
Oh kirain like a couple.. kkkk
***
Setengah jam berlalu dan Alice ternyata meminta seseorang untuk menjemputnya. Karena kepala pusing, membuatnya tidak sanggup menyetir.
"Sorry little sister, tapi aku belum sempat mengenalkan seseorang padamu."
"Huh? Siapa?"
Sebuah mobil pun datang dengan seorang pria yang membuka pintu. Menghampiri mereka bertiga di depan pintu.
"Hai Aron. This is my beloved sister, Rosie."
Rosie tidak henti memperhatikan Aron yang datang mengenakan baju rapi, serta berbadan tinggi tegap yang pernah Rosie bertemu tapi hanya sekali. Dan tidak sempat berkenalan.
"Rosie this is Aron my.. ehmm boyfriend now."
"Wha- Kenapa baru cerita sih?"
"Now.. Artinya baru baru ini sayangku."
Berjabat tanganlah mereka berdua.
"Hai Rosie. Alice sering membahas mu kemana pun kita bertemu. Oh iya aku teman kerja nya. Dari pertama kali menjadi anak baru."
KAMU SEDANG MEMBACA
Taste of Love
أدب الهواةKetika Lisa si tukang masak yang dingin dan anti sosial. Bertemu dengan Rose si tukang makan yang ekstrovert dan tidak bisa diam. Dimulai dari pelanggan, menjadi partner kerja, lalu teman dekat. Kehidupan yang kelam dan rahasia gelap berdiam di dal...