38. PTSD

303 54 15
                                    


.

.

.



Roseanne Park




"Hai Dan."


"Eh, ehm Lisa mana?"


"Lagi mandi tuh, kayaknya agak lama."


"Ngomong di depan aja ya, bentar mau ambil kopi."


Rosie kemudian jalan duluan, dan duduk di kursi teras paling pojok sendiri. Sebelum turun, dia sempat berpamitan ke Lisa yang masih di kamar mandi, untuk ke bawah mengembalikan gelas es krim.

Tak lama datanglah Daniel membawa kopi kental hitam bersama sebuah sandwich.

"Sorry, sekalian makan malam."

"Santai saja."

Rosie sedikit gugup karena Daniel pasti tidak akan memberitahu banyak hal, kalau bukan Lisa sendiri yang menyampaikan hal itu padanya lebih dahulu. lebih parahnya, Rosie karena kegiatan menggeledah isi kamar Lisa.

"Jadi, Lisa sudah cerita soal sakitnya itu padamu?"

Rosie memutuskan untuk bohong tipis-tipis agar setidaknya tahu obat-obat itu untuk apa.

"Semacam itu." Rosie tidak bisa banyak bicara ketika berbohong.

"Semacam itu?"

"Iya, aku lihat obat antidepresan itu di kamarnya."

Daniel yang sedang mengunyah sandwich pun sempat berhenti sebentar. Lalu menelannya buru-buru.

"Apa kamu merasa aneh dengan hal itu?"

"Tidak, hanya ingin tahu. Kenapa juga Lisa tidak bisa terbuka padaku soal hal ini."

Daniel lanjut makan.

"Kamu ingin tahu kenapa?"

"Iya lah, dia memberitahumu?"

Daniel menganggukkan kepala. Lalu minum air putih yang juga dibawa bersamaan dengan kopi tadi.

"Karena hanya bersamamu dia merasa bersemangat dan happy."

Rosie sempat menatap Daniel, seolah mencari tahu apa yang dikatakannya itu benar atau bualan semata.

"Dia malu, atau mungkin akan kehilangan rasa percaya dirinya kalau kamu sampai tahu dirinya punya masalah kesehatan mental."

Rosie sebenarnya penasaran akan hal yang lebih spesifik tentang masalah itu. Apa namanya, kenapa dan dari kapan.

"Jadi dia sakit apa sebenarnya Dan?"

"Ehm, aku tidak enak mau bilang sekarang."

"Kenapa tidak?"

"Takut mendahului yang punya hak bicara Rosie."

"Ah come on, aku tidak akan kasih tahu Lisa kalau kamu buka suara."


Daniel terlihat berpikir sejenak. Sembari menyingkirkan wadah sandwich lalu menyeruput kopi.

"Dia kena-"

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang