101. Regret

372 55 27
                                        

.

.

.


05.30 pm

"Jadi... Apa yang ingin kamu sampaikan tadi?"

"Yang mana?"

"Yang di awal pertemuan di cafe tadi.."

"Oh yang itu.."

Lisa berjalan bareng Rosie menuju rumah Rosie. Alias mengantarkannya pulang berjalan kaki.

"Bukankah kamu tadi yang ingin menjelaskan sesuatu padaku?" tanya Lisa yang masih ingat kata-kata Rosie sebelum mulai kerja. Tapi sepertinya Rosie ini lupa saking seriusnya bekerja.

"Ohhh, benar juga ya."

Mungkin Rosie juga lupa apa saja yang ia lakukan ke Lisa. Sampai membuat Lisa salting dari tadi. Rosie hanya tertawa-tawa menyadari dia sudah sejauh itu. Kini mereka hanya berjalan beriringan tanpa bergandengan tangan seperti sebelumnya.

"Kenapa?" Lisa menanyakan alasan Rosie tertawa sendiri, padahal tidak ada yang lucu.

"Bisa katakan sekali lagi?"

"Yang mana?"

"Yang tadi.."

"Tadi mana? Yang tadi banyak."

"Kata-kata keramat yang tadi ah."

"Oh sebelum kamu balik kerja tadi?"

"Iya Lisaaa."

Rosie mulai berbalik badan lalu berjalan mundur, menghadap ke Lisa. Ia masih mencoba menggoda Lisa yang benar seperti orang baru pertama kali jatuh cinta padanya.

"Eumm, Aku.."

Rosie menantinya sambil menaikkan kedua alisnya.

"Malu ah."

"Argh, ya sudah tidak ada yang perlu aku katakan kalau begitu."

"Jangan dong."

"Ya makanya katakan sekali lagi."

Lisa menengadah sambil tertawa sendiri. Lalu menatap Rosie yang memang jelas sekali sedang menggodanya. Lisa menggigit bibirnya sendiri.

"Aku ... Ingin.. Kamu.. Kembali.."


"Kenapa patah patah gitu sih? Gak yakin ya?"

"Heish, kenapa menggodaku terus? Apa kamu benar-benar memintaku untuk memohon?"

"Kalau perlu, kenapa tidak?"

"Jahat sekali."

Rosie kemudian berbalik lagi, jalan dengan benar di sebelah Lisa.

"Kamu juga jahat sudah mencampakan aku."

Lagi lagi semua yang diucapkan, dilakukan Rosie terkesan memberi pelajaran kepada Lisa. Yang tega mencampakkannya, padahal Rosie sudah memohon. Walau ada baiknya juga, perpisahan tidaklah selalu buruk.

"Memang kalau tidak begitu, bisa membuat keadaan lebih baik?"

"Tidak tahu, kan kamu lebih memilih meninggalkan aku dari pada mencobanya lagi."

Kesal karena Rosie yang masih membahas masa lalu saja, Lisa pun berhenti berdebat. Ia diam saja tidak menanggapi. Mulai diambang kesabarannya.

"Terserah lah kamu mau ngomong apa. aku akan menerimanya, dan tidak akan mendebat apapun yang ingin kamu bicarakan. Ayo keluarkan saja semuanya!"

Rosie membuka mulut mendengar ocehan Lisa. Berhenti berjalan sebentar, sampai Lisa berada lima meter darinya. Lisa berhenti berjalan, menoleh ke belakang melihat wajah kesal Rosie setengah terkejut.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang