95. Ig Story

269 50 20
                                    


.

.

.


1 week later...

Aku tidak mengantarnya pergi. Aku tidak ingin melihatnya pergi.

Sejak malam dia datang ke rumah, aku masih saja memintanya tinggal. Tidak ingin dia tinggalkan. Walau untuk cita-citanya.

Walau aku siap menantinya kembali, aku juga memikirkan soal perkataannya yang menyakitkan.

"Jika ada seseorang yang bisa membahagiakanmu lebih dari aku, jangan tutup pintu hatimu."

Mana ada yang bisa? Sementara bahagiaku selalu saat bersamanya.

I don't know.. I just wanna do what she want.

.

.

.

"Semua pekerjaan sudah selesai. Hanya tersisa jam tangan pria ini." kata Ashley pada Rosie yang sedang sama-sama berada di studio.

"Yeah, ada rekomendasi model pria kah?" tanya Rosie.

"Hm.."

Ashley berfikir.

"Yang murah aja kan?" tanyanya sambil tertawa.

"Lebih rendah harganya lebih bagus. Good looking with nice body?" Rosie ikut tertawa-tawa.

"Bagaimana tahu bodynya nice apa gak?"

"Diraba saja perutnya. Wkwkw. Kalau rata berarti bagus."

"Ih kamu aja sana."

Ketika sedang bercanda, datanglah Jacob dan Luca. Advocado memang sedang libur hari itu. Dan mereka juga akan mengantarkan kembali barang-barang JJ, setelah memotret jam tangan.

Mata Ashley pun mengamati dua laki-laki yang barusan datang itu dari atas sampai bawah.

"Lihat apa sih?" tanya Luca tidak nyaman.

"Aku tau, kita lebih tampan dari pacarmu, tapi gak usah berlebihan gitu lihatnya." canda Jacob.

Rosie pun melirik Ashley. Keduanya bertukar pandang.

"Ehm aku tau kemana jalan pikiranmu. Tell 'em." kata Rosie sambil menyeringai.

"Apa? Apa? Kalian para ladies suka menyembunyikan sesuatu." protes Jacob yang masih ingin tau.

Diantara Luca dan Jacob, kalau dipandang memang lebih proporsional Luca, sedangkan Jacob lebih berotot. Wajahnya sih sama-sama good looking. Hanya saja Luca yang cool memang lebih menarik.

"Kamu aja lah Rosie, pasti Luca tidak akan keberatan." goda Ashley yang sudah tau kalau Rosie tengah dirundung kesepian.

Rosie hanya geleng kepala. Tapi dia berpikir kenapa tidak, sebagai bahan balas dendamnya dulu. Yang sering digodain oleh Luca karena jadi model dadakannya JJ untuk Advo.

Bahkan wallpaper desktop masih pakai wajah estetiknya Rosie.

"Gini ya kawan-kawan, terkhusus para gentleman. JJ minta model laki-laki untuk jam tangan ini, outdoor. Dan salah satu dari kalian harus mau karena lebih baik jika menekan angka pengeluaran."

Jelas Rosie dengan lantang. Membuat para lalaki saling pandang. Kemudian berakhir dengan saling tunjuk.

"Kamu aja sana. Kan kamu sering foto-foto ootd." pinta Luca ke Jacob.

"Gak mau kalau gratisan mah." candanya.

"Ah come on. Aku gak mau diledekin."

Jacob malah berdiri dan menyeret Luca ke belakang. Menjauh dari Rosie.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang