29. Leica

391 59 17
                                    


.


.


.



Lalisa Manoban




"Terkadang hidup memang tidak berjalan sesuai keinginan, tapi di situ lah kita harus pintar dalam mengatasinya.

Tidak dalam waktu yang singkat, maupun gegabah.

Tapi yakin. Yakin kan diri kalau semua akan baik-baik saja. Karena tidak ada masalah tanpa jalan keluar."

Kini Lisa dan Pierre sedang menikmati senja di bagian luar cafe. Rosie sudah kembali ke kantornya siang itu. Sedangkan Daniel sibuk di dapur.

"Aku tau ayah."

"Kalau tau kenapa tidak kembali untuk terapi?"

"Aku tidak memerlukannya sekarang?"

"Oh yeah? Sudah baikan?"

"Lumayan."

Pierre menyesap kopi yang dibuatkan Lisa untuknya.

"That's good, kalau kamu tidak bohong. Kamu kan kebiasaan bohong dan suka menyembunyikan perasaan."

Lisa sibuk memandangi lalu lalang jalanan kota yang cukup padat.

"Sudah terbiasa begitu. Mau gimana lagi." jawab Lisa.

Lalu sejenak hening. Mata Pierre memandang kosong ke arah jalanan kota. Nampak bersih dan mulai gelap.

"Mungkin kamu akan merubah kebiasaan itu ketika menemukan pendamping hidup nanti." ujar Pierre yang membuat Lisa menengok ke arahnya. Tapi tidak bicara apa-apa.

"Kamu tidak berfikir untuk sendirian terus kan?"

"I don't know Dad.. Mungkin aku harus menyembuhkan diri dulu."



***



"See you next time Daniel. Jaga Lisa ya." kata Chef Pierre yang sudah akan kembali ke Thailand.

"Apa sih pakai dijaga segala." protes Lisa.

"Pasti Chef, aku akan menjaganya sepenuh hati." ucap Daniel yang kemudian memeluk Pierre dengan erat seperti ayah sendiri.

"Kalau aneh-aneh, kamu boleh memukulnya."

Mereka pun tertawa. Sedangkan Lisa hanya terkekeh pelan. Mereka bertiga sedang ada di luar menunggu taksi pesanan datang menjemput.

"Oh iya, sampaikan salamku untuk Rosie. Ah anak itu sudah lah cantik, baik dan menyenangkan." kata Pierre ke Lisa dan Daniel.

"Tenang Chef, Lisa akan menyampaikannya."

"Oh yang tadi membantunya packing itu. Apa itu pacarnya?" tanya Pierre penasaran. Karena di waktu Rosie akan kembali kerja, dia mencoba menghubungi Jacob tapi tidak diangkat. Karena itu dengan sangat terpaksa ia menghubungi Luca yang langsung gercep datang ke cafe. Membawa alat-alat mereka balik ke AlterSky.

Tentu wajah Lisa auto ditekuk setelahnya.

"Bukan! Bukan itu Chef. Haha." jawab Daniel dengan cepat, sebelum disambar Lisa yang cemburuan.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang