22. Ragù Bolognese Sauce

392 62 16
                                    

.

.

.



Roseanne Park

"Hai Karen, pesen satu lamb pie, sama caffe latte ya."

Rosie tiba di cafe pukul 8 malam. Tentu saja niatnya bertemu dengan Lisa. Tapi dilihatnya di dapur tidak ada penampakannya. Yang ada malah Daniel yang sibuk wara-wiri di kitchen yang memiliki tembok transparan itu.

"Lisa tidak di dapur?"

"Oh Bosa sedang di atas, tadi ada sedikit keributan." Rosie pun penasaran, tiba-tiba Karen memberi sebuah informasi tanpa ditanya lebih lanjut.

"Keributan apa?"

"Itu tadi sepertinya ada teman lama nya datang, aku kira mereka sedang bertegur sapa biasa. Tapi kata-kata dari orang itu sangat menyebalkan. Sombong kali dia. Siapa ya namanya tadi itu. Carl? ya Carl sepertinya."

Karen kebetulan memang sedang long shift dari pagi ke malam. Dan kejadian itu tepat berada di depan matanya. Sedangkan tangannya sibuk membuat kopi pesanan Rosie, dia masih mencoba mengingat percakapan mereka tadi.

"Memang menyinggung masalah apa?" Rosie semakin ingin tahu.

"Soal..."

"Hai Rosie princess. Ada yang bisa dibantu?" Tiba-tiba Daniel datang dan sudah berdiri di belakang Karen. Karen pun diam seketika.

"Hai Dan. Aku sudah pesan ke Karen kok. Tuh lagi dibuatin kopinya."

"Yeps dan ini lamb pie nya."

Daniel tidak menyodorkan sepiring pie itu dan malah meminta caffe latte nya Rosie, dia yang bawa.

"Duduk dimana?" tanya Daniel yang sudah siap dengan nampannya. Rosie pun paham Daniel ingin mengambil alih kabar yang disampaikan Karen tadi.

"Diluar saja deh."

Rosie berjalan beriringan dengan Daniel. Lalu duduk di depan, paling pojok kiri. Dan menaruh nampan dan isinya di atas meja.

"Kalau tidak keberatan aku ingin ambil minuman ku dulu. Tunggu disitu." kata Daniel sambil tersenyum tipis. Rosie menurut saja. Diseruputnya caffe latte yang rasanya sangat konsisten itu. Mengepulkan uap panas ke udara.

"I'm back."

Daniel duduk tanpa apron di badannya. Dia membawa secangkir doppio di tangan.

"Waw, mau begadang semalam kah?" tanya Rosie

"Haha iya, jaga-jaga saja kalau mengantuk."

Daniel pun menyeruput nya pelan-pelan karena masih panas. Rosie menanti ceritanya dengan sabar. Sambil membelah lamb pie itu dengan pisau makan, agar panas di dalamnya berkurang.

"Karen sudah spill sedikit ya tadi. Aku hanya tidak ingin ada salah informasi, makanya aku juga yang akan menjelaskannya kepadamu." jelas Daniel sambi merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Yeps aku juga penasaran, karena Lisa tidak membalas pesanku dari tadi."

Daniel malah terkekeh.

"Hehe bad habbit. Okay sampai mana tadi Karen bilang? Oh Carl ya."

Rosie mengangguk sambil mulai makan.

"Jadi dia, adalah musang liar yang tidak bisa terima kalah dari seorang wanita."

Rasanya Rosie ingin menyemburkan pienya ke muka Daniel. Sudah serius diperhatikan, malah bercanda saja.

"Hahhaa sorry sorry, tapi itu benar. Kita, bertiga dulunya bekerja di restoran yang sama. Carl masuk duluan. Baru Lisa, kemudian aku. Awalnya memang berjalan baik, sampai Carl kalah dalam ujian resep."

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang