111. Wedding Cake

280 57 9
                                    

.

.

.



"Rosie, aku masih harus mengajari Daniel, agar bisa ditinggal-tinggal."


Lisa pada malam harinya mengatakan perpisahan lagi ke Rosie. Rosie pun mengiyakan karena dia juga harus mengurus dan menyampaikan pemikirannya ke Ashley.

"Alright, see you next time. I will miss you."

Lisa memberikan kecupan di pipi dan kening Rosie sebelum pergi naik taxi ke stasiun kereta.

"I will miss you too.."

Begitu Lisa pergi, segeralah Rosie menghubungi Ashley. Yang pada saat itu sudah jam 8 pagi. Rosie pun kembali ke studio.



***



Beberapa minggu berikutnya...


Kelar dengan semua deadline dari dua perusahaan, Rosie dan Ashley pun pulang. Mereka di studio sampai jam 12 malam.

"Mungkin aku akan memerlukanmu disaat-saat genting seperti ini." ucap Ashley yang mulai masuk ke mobil.

"Kalau memang butuh bantuanku, aku siap kok."

Ashley pun menepuk pundak Rosie sambil saling melempar senyuman.

"Mungkin kalau kamu tidak resign dari Advo, AlterSky tidak akan sebesar ini sekarang."

"Yeah.. Dari dulu aku selalu berharap kalau keputusanku resign sudah tepat. Dan ternyata benar."

"Hehehe.. Karena deadline dah kelar, mending aku ngajuin cabut besok deh."

Rosie menyetujui dengan cepat. Tentunya karena sudah dapat solusi dari segala masalah.

"Beneran itu pacarmu mau ngasih sokongan dana? bukannya pinjaman? Kamu gak salah dengar kan?"

"Udah aku pastikan lagi sih. Sebenarnya kalau hanya beli 1 pc kita masih bisa. Tapi katanya lebih besar lebih bagus. Jadi kerjaan gak keteteran. Dibantu kok, ya paling kalau ada lebihan bisa disave buat dibalikin. Dah pasti gak enak hati kan. Lisa juga gak mau disebut investor."

Ashley pun menyetujui hal itu. Ia menepuk pundak Rosie untuk kedua kali.

"Okay, kamu temenin belanja barang kan?"

"Of course. Tapi, mending sewa 2 lantai gak sih, yang atas kan udah gak dipakai tuh."

AlterSky memang gedungnya punya 2 lantai. Tapi mereka dulu menyewa hanya 1 lantai saja, karena budget yang mepet.

"Alright, nanti aku hubungi yang punya gedung."

Ashley mengantar Rosie pulang ke rumah. Rosie juga akhir-akhir ini sibuk mempersiapkan pernikahan Alice. Tapi lebih banyak hanya ikut memilih-milih vendor dan lain-lain saja.

"Oh iya, Alice akan menikah bulan ini. Tanggal 31 Januari."

"Oh waw, benarkah?"

"Yeps, undangan digital ya, aku lupa kirim pula ke kamu."

"Vendor aman? Wedding organizer?"

"Aman, hanya kemarin katanya Lisa ingin menyumbangkan makanan. Alias menyediakan seluruh hidangkan after party."

Ashley pun terkagum-kagum akan betapa loyalnya Lisa kepada Rosie. Walau pada awalnya dia tidak menyetujui, tapi dengan melihat seluruh effort ini, Ashley jadi paham kenapa sahabatnya bisa jatuh ke pelukan si chef satu itu.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang