42. Americano

283 54 20
                                    

.

.

.

Roseanne Park


"Hei Dan, Lisa sudah cerita soal adiknya. Hanya saja belum lengkap. Aku khawatir Lisa tidak akan lanjut lagi, setelah semalam itu. Bisa bertemu?"

Rosie nampak sedang menghubungi Daniel karena teringat hal itu terus. Hal selain adiknya yang sudah meninggal dunia ternyata. Mereka sama-sama kehilangan, namun sepertinya Lisa tidak bisa lepas dari semua itu. Sampai membuatnya mengidap PTSD seperti yang dibocorkan Daniel.

Apa penyebab adiknya meninggal?
Mengapa ia menghantui Lisa?
Apa benar Lisa yang membunuh adiknya sendiri?

Kata-kata itu terus berputar dipikirannya sampai sewaktu kerja. Dia telat dan hanya senyum bodoh ketika absensinya 10 menit berlalu dari jadwal.

"Okay aku tunggu di restoran itu ya. Jam 2? Alright. See you Dan."

Selanjutnya Rosie tetap menjalani pekerjaannya dengan baik. Terlebih Daniel juga bersedia memberitahu apa yang ia tahu.



***


"Hi Rosie, looks stunning as always. Sudah pesan?" tanya Daniel yang rupanya sedang bersama Rosie di sebuah restoran Prancis.

"Belum, masih menunggumu. Lagian aku butuh orang untuk merekomendasikannya."

"Haha, Okay mari pesan dulu."

Mereka berdua sudah memesan meja di rooftop lantai 3. Dengan Daniel yang memesankan semua makan siang mereka. Sambil menunggu makanan dihidangkan. Mereka menikmati minuman pembuka dulu, yaitu sebuah cocktail berwarna hijau muda semburat biru di bawah.

"Jadi.. Dia bilang apa?" tanya Daniel yang santai duduk berhadapan dengan Rosie yang nampak cantik dengan kemeja Lisa di badannya.

"Hanya soal adiknya. Itu juga karena aku ketahuan memfollow akun instagram Phanita. Yang ternyata diaktifkan kembali oleh Lisa sendiri."
Daniel malah terlihat terkejut.

"Kenapa Dan?"

"Aku malah tidak tahu soal sosial media itu."

"Serius? Ini Lisa sendiri yang bilang kalau hanya dengan akun itu, dia bisa menghidupkan kembali Phanita." Rosie berhenti sejenak untuk melempar pandangan ke landscape kota yang membentang tanpa halangan dari atas sini. "Apa memang separah itu traumanya?"

Daniel menarik nafas panjang melihat Rosie yang begitu serius mencari tahu yang sebenarnya terjadi. Sampai makanan mereka terhidang di atas meja.

"Apa yang dimaksud dengan dia yang membunuh adiknya sendiri?"

Daniel berulang melihat ke makanan lalu ke kedua mata tajam Rosie setelah selesai menanyakan sesuatu padanya.

"Tidak, bukan bunuh yang seperti itu. Itu hanya kiasan." kata Daniel yang dengan tegas menepisnya. "Itu Lisa yang terlalu menyalahkan diri sendiri. Sampai sekarang."

"Memang apa yang terjadi?" tanya Rosie semakin ingin tahu. "Garis besarnya saja tidak masalah Dan. Please."

"Okay okay. Boleh makan dulu tidak? Lapar nih."
Rosie mendengus kesal. Tapi akhirnya dia ikut makan bareng Daniel.


***


"It's a motorcycle accident."

Kini dia gantian yang terkejut.

"Garis  besarnya Lisa yang memboncengkan adiknya. Lalu kecelakaan. Dan adiknya tidak selamat." jelas Daniel. "Dan sayangnya hanya itu yang aku tahu."

Rosie masih menerawang, menerima informasi tambahan yang membuatnya syok juga. Sesaat Rosie teringat kata-kata yang didebatkan Lisa dan dirinya semalam.



Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang