86. Reflection

241 53 16
                                    

.

.

.

“Bodohnya aku!”

Rosie terus merutuki kebodohannya di sepanjang jalan pulang. Tadi sempat bertemu Daniel dan dia bilang Lisa lagi sedih gara-gara ditelpon ibunya. Lebih detail suruh tanya pada Lisa sendiri.

“Susah sekali untuk tidak menutupi sesuatu darinya. Gimana gak, dia sendiri juga butuh healing…

Tapi bagaimanapun juga, memang sebaiknya dikatakan dari awal. Arghh tidak bisa juga..

Ya aku akui ini salahku! Salahku!

Kecemburuan ini membuatku kesal sendiri, Lisa jelas tahu dan menyadari itu. Tapi tidak menghentikan perbuatannya.”

Begitu sampai di rumah, Rosie auto rebahan di sofa. Alice tentu belum kembali.

Dia teringat hal yang dibicarakan kemarin dengan kakaknya. Mengenai pekerjaan Alice yang tetap akan dipindahkan ke Sydney. Tapi belum tahu tanggal berapa.

***

Flashback…

“Rosie, sadly.. Aku tetap akan disuruh ke Sydney. Tapi belum ada tanggalnya. Gimana dong? Harus cari pekerjaan baru kah aku?”

Alice bertanya ke Rosie sambil memasak makan malam untuk dirinya sendiri.

“Gak apa-apa Unnie kalau mau kesana. Aku sendiri gak masalah kok.” jawab Rosie yang malah terlihat senang. Karena bagi dirinya tentu enak bisa bebas menginap ke cafe.

“Yakin?”

“Iya… Kan aku udah gede.”

“Halah, kemarin aja mewek mewek minta aku resign daripada kesana.”

Rosie pun cengengesan. Sambil garuk kepala dia membela diri.

“Ya itu kan belum pernah ada pengalaman ditinggalkan olehmu aja unnie.”

“Hmm bisa aja ngelesnya. Bilang saja karena sudah ada Lisa yang akan menemani.”

“Jago juga Alice nebaknya.” batin Rosie.

“Apa kok bawa-bawa Lisa.”

“Memang gitu kan? Selama aku pergi kemarin itu, kalau ditanyain pasti lagi ditempat Lisa.”

Rosie hanya terkekeh sambil garuk kepala.

Flashback end.

***

“Udah terlanjur bilang iya. Ya kali aku tarik lagi omonganku? Gak lucu banget.”

Rosie pun memijat bagian hidung atas antara kedua matanya.

Ia akhirnya mengambil handphone dan mengirimkan pesan pada Lisa.

Rosie to Lisa : _ I'm sorry Li.. Forgive me._

Sayangnya pesan itu tertunda. Seolah Lisa memang sengaja mematikan ponselnya dan tidak ingin diganggu siapapun.

Rosie kemudian membuka pesan dari Daniel.

Daniel : _ Sepertinya Lisa sedang tdk baik2 saja. Aku yang akan handle cafe. Kalau mau kesini, kesini saja ya Rosie._

Rasanya sangat frustasi ketika melihat Lisa yang kemarin baik-baik saja. Dan sekarang seolah kembali ke-titik awal mereka bertemu.

“Jika memang begitu keadaannya..

Apakah artinya kemarin itu Lisa hanya sudah menemukan pelariannya dari Phanita dengan Soodam?

Dan tidak benar-benar membaik?

Argh, so complicated!”

.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang