113. Thailand 2.0

256 46 9
                                    


.

.

.



I can't believe I am finally here. In Thailand..

Yah walau masih ada rasa kesal, karena momen dulu banget itu.

Tapi yaudahlah ya..

Namanya juga sedang masa peralihan.

Mungkin dengan ini, bisa menghapus masa tidak enak itu.





"Welcome to Thailand, Rosie."


Rosie merasakan udara yang berbeda begitu keluar dari bandara. Tidak disangka akan sehangat ini.


"Waw, panas ya."


"Tropis Rosie. Aku mau ajak kamu ke rumah dulu. Yuk."

Rosie mah setuju setuju aja. Lagi pula dia akan ngikut kemana pun Lisa pergi. Karena dilihatnya Lisa sudah tidak se rapuh dulu.


Mereka naik taxi untuk ke rumah Lisa yang berjarak 15 kilometer dari bandara. Lumayan lama.

Di dalam taxi, Rosie memegang tangan Lisa, membuat gadis itu menoleh ke arah Rosie.

"Sudah tidak apa-apa kan?" tanya Rosie sedikit khawatir. Lisa tersenyum menanggapinya.

"Sepertinya tidak."

"Sepertinya?"

"Ya dulu aku tidak ke rumah soalnya. Aku ketemu ibu juga di makam. Bukan di rumah."

Wajah Rosie makin menyiratkan kekhawatiran. 



Seharusnya dengan ini, aku tidak perlu mengkhawatirkannya. Seperti yang pernah ku katakan. Aku akan menguatkannya jika dia terjatuh.



***



"Sudah sampai sayang."


Lisa mengelus pipi Rosie yang tertidur bersandar di pundaknya. Rosie pun merasa tidak enak, karena malah tidur di jalan. Bukannya memperhatikan jalannya.

"S-Sorry.. Sudah sampai ya? Ehehe."

Lisa hanya terkekeh, lalu mulai keluar dari mobil dan disusul Rosie.

Rosie takjub melihat rumah Lisa yang besar dan luas. Macam rumah orang kaya di series.

Lisa mendekat ke samping gerbang untuk memencet bel. Ada sebuah kotak, dengan kamera yang akan muncul di depan pintu penerima di dalam rumah.


"Buka gerbang ya, ini aku Lisa."

"B-baik nona."


Gugup kali suaranya. Sepertinya memang lama sekali dia tidak kembali ke rumah.


Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang