89. Hard Decision

240 54 11
                                    


.

.

.




Lisa mencoba tidur semalam, tapi tidak sanggup memejamkan mata. Seakan setiap hal di masa lalunya muncul satu-persatu.

"Finally I came back. and meet you little sister.

Tapi aku minta maaf, karena tidak berani pulang ke rumah.

Aku menyadari yang membuatku pergi bukanlah dirimu.. Tapi rasa bersalahku yang teramat dalam.

Kepada siapapun yang mengatakan kalau aku lah yang bertanggung jawab atas kematianmu..

Tapi aku sangat lega akhirnya bisa kembali. Dan menemuimu.."


Semua pemikiran itu membuatnya sulit untuk tidur. Di satu sisi, sebenarnya ia ingin melihat ibunya setelah sekian lama.

Tapi.. ia takut akan disalahkan lagi.


***



Esok pagi terbangun pukul 7. Lisa hanya tidur selama 3 jam saja. Membuat detak jantungnya sedikit cepat dan nafasnya berat. Ia mencoba ke depan balkon untuk sekedar menghirup udara segar.

Minum air mineral satu gelas dan duduk disana. Melihat pemandangan kota yang padat.

Memesan tiket pesawat lewat hotel dan mendapat jadwal malam. Selama itu ia putuskan akan kembali mengunjungi Phanita sebelum pergi.

***



03.00 pm

Kini Lisa kembali ke pemakaman keluarganya. Kembali disapa oleh si petugas yang sama. Tersenyum seolah sudah sering bertemu. Tapi petugas itu juga tidak bertanya siapa gadis itu sebenarnya.


"Hai Phan. We meet again."


Kali ini tersenyum sambil memandangi foto adiknya. Yang sebenarnya terlalu muda untuk meninggalkan dunia.

Lisa mengambil sesuatu dari kantong celana. Ia mengeluarkan sebuah kalung emas putih dengan liontin lumba-lumba. Melingkarkan diantara fotonya.


"Ini milikmu.. Maaf aku mengambilnya dari kamarmu sebelum pergi. Sekarang aku kembalikan."

Kembali tangannya meraba guci itu sambil berkaca-kaca.

"I gotta go nong. Dan jika yang ada di kamarku itu memang dirimu, tolong muncullah dengan bentuk yang lebih bagus." Lisa terkekeh pelan. "Kamu membuatku tidak bisa tidur. Kamu tahu kan aku butuh tidur lebih banyak?"


Lisa menutup kembali jendela kaca. Lalu mundur satu langkah.


"I miss you... so much."


***




Keluar pintu ruangan, Lisa memutar badan setelah memakai sandal dari tempat itu.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang