80. Next Job

244 50 15
                                    


.

.

.


Setelah maksimal mengambil bahan kerjaan, Rosie akhirnya pulang bareng Lisa. Harapan Rosie terpenuhi, karena Lisa benar-benar termotivasi oleh Chef Billie. Beruntung Billie pernah merasakan pengalaman yang sama seperti Lisa.

Mereka di kereta, terasa lebih hangat dari pada sewaktu berangkat. Rosie terus menggenggam tangan Lisa dan bersandar di pundaknya.

"Next mengerjakan apa Rosie?" tanya Lisa yang penasaran akan kerjaan apa saja yang sudah dipegang oleh AlterSky.

"Ada kerjaan dari brand kacamata, ehm yang aku jadi model dadakan itu. Ish tapi aku akan cari model lain. Sudah ada banyak waktu. Tidak seperti waktu itu." jelas Rosie lengkap sebelum dapat saran dari Lisa yang sama persis seperti kata Luca.

"Padahal kamu cocok jadi modelnya."

"Ah Lisa, kalau aku yang jadi model. Memang kamu mau Luca memotretku?"

"Cari model lain lebih baik deh."

Rosie terkekeh pelan, lalu kembali bersandar di pundak Lisa.

Lisa tidak tahu saja kalau Soodam lah yang sudah jadi calon modelnya.


.

.

.


Sorenya mereka baru sampai di depan cafe.

"Ugh capek juga ya." kata Rosie seraya merenggangkan seluruh tubuhnya, sambil menguap. Niatnya mau pamit pulang.

"Tidur sini dulu saja." Lisa menawarkan. Rosie sendiri tidak enak hati untuk menolak.

"Baiklah, setelah aku hubungi Alice ya."

Lisa melirik dalam cafenya yang ternyata rame juga di hari biasa. Tapi dia senang Jess sudah bisa diandalkan di dapur. Lisa sendiri sudah memberikan semua resep kepada Jess.

Rosie pun kembali setelah selesai menghubungi Alice.

"Okay, kata Alice aku boleh kembali besok pagi. Dia tahu aku capek, jadi sekalian tidur di cafe saja." lapornya ke Lisa yang senang mendengar hal itu.

"Alice memang pengertian."

Mereka pun masuk ke cafe dan langsung menuju lantai dua.

"Pengertian atau karena aku menginapnya di cafemu."

"Why?"

"Sogokan fine dining mu sepertinya sangat membekas di hati Alice." Rosie tertawa. "Makanya dia akan memberi ijin jika itu berkaitan denganmu."

Lisa tercengang, tal percaya.

"Masa sih se membekas itu?"

Rosie meletakkan perlahan tas kamera dan laptopnya di atas sofa.

"Iya, Alice mungkin baru pertama kali itu diistimewakan, oleh chef istimewa dan menu yang istimewa juga."

Rosie merasakan dekapan hangat tangan Lisa dari belakang tubuhnya.

"Syukurlah dia suka.. Sebenarnya itu bagian dari strategi, agar diterima oleh calon kakak ipar."

Rosie mencubit tangan Lisa yang ada di pinggangnya.

"Smart move."


.

.

Taste of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang